Logo
>

Pilih Saham ADRO atau AADI, Mana yang Minim Risiko?

Ditulis oleh Yunila Wati
Pilih Saham ADRO atau AADI, Mana yang Minim Risiko?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menjelang Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Adaro Energy Indonesia (ADRO) pada 18 November 2024, perhatian investor tertuju pada aksi korporasi yang akan dilakukan perusahaan, yaitu spin-off Adaro Andalan Indonesia (AADI).

    Spin-off ini menawarkan peluang strategis bagi pemegang saham ADRO untuk berpartisipasi dalam Penawaran Umum Pemegang Saham (PUPS) AADI.

    Namun, sebelumnya investment analyst Stockbit Hendriko Gani, memberikan dua opsi yang dapat diambil, yaitu berpartisipasi dalam PUPS AADI atau tidak berpartisipasi.

    Mengutip analisis Hendriko yang dipublikasikan Kamis, 14 November 2024, investor ADRO yang menggunakan dividen mereka untuk berpartisipasi dalam PUPS AADI, berpotensi meraih keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang memilih opsi kedua.

    Hal ini didasarkan pada Price-to-Earnings ratio (PE) yang diimplikasikan untuk masing-masing saham:

    • Base-case scenario: mengimplikasikan 5x PE untuk AADI dan 6,6x PE untuk ADRO.
    • Bull-case scenario: mengimplikasikan 5x PE untuk AADI dan 8,9x PE untuk ADRO.
    • Bear-case scenario: mengimplikasikan 5x PE untuk AADI dan 3,8x PE untuk ADRO.

    Tentunya ada beberapa keuntungan yang ditawarkan apabila investor berniat untuk terlibat dalam PUPS AADI.

    Pertama, harga saham AADI kemungkinan besar akan mengalami re-rating ke level 5x PE, yang dianggap konservatif namun wajar.

    Level ini masih di bawah rata-rata PE historis ADRO selama lima tahun (6,9x PE) dan juga lebih rendah dari beberapa emiten batubara besar lainnya. Contohnya saja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang diperdagangkan pada 7,7x PE dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) pada 6,87x PE.

    Lalu, ada kemungkinan harga saham ADRO akan mengalami penurunan setelah spin-off AADI dan pembagian dividen karena berkurangnya kontribusi laba bersih dari segmen batu bara thermal.

    Jika harga saham ADRO tidak turun setelah spin-off, maka valuasi ADRO berpotensi melonjak ke level 13,3x PE, jauh lebih tinggi dari rata-rata industrinya.

    Ini berarti investor yang berpartisipasi dalam PUPS berpotensi menikmati keuntungan dari kenaikan valuasi kedua saham.

    Dalam skenario terburuk, jika saham ADRO hanya dinilai 50 persen dari total kasnya dan holding discount untuk ADMR, valuasinya bisa saja turun ke 3,8x PE.

    Meskipun demikian, investor yang berpartisipasi dalam PUPS AADI kemungkinan hanya akan merugi -5,7 persen. Persentase ini jauh lebih kecil dari pada kerugian yang mungkin diderita oleh investor yang tidak berpartisipasi dalam PUPS (sekitar -14,9 persen).

    Selain skenario spin-off, dalam jangka panjang, kinerja ADRO juga akan dipengaruhi oleh pengembangan proyek-proyek besar seperti smelter aluminium dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang diharapkan mulai beroperasi masing-masing pada tahun 2025 dan 2030.

    Jika proyek-proyek ini berhasil, laba bersih ADRO dapat kembali meningkat, mendukung potensi kenaikan harga saham.

    Opsi 2: Tidak Berpartisipasi dalam PUPS AADI

    Berbeda lagi jika investor memilih opsi kedua, yakni hanya mengambil dividen dan tidak berpartisipasi dalam PUPS AADI.

    Di sini, ada potensi return yang cenderung lebih rendah atau bahkan merugikan dibandingkan dengan investor yang berpartisipasi.

    Mengapa demikian?

    Jadi, setelah spin-off dilakukan, harga saham ADRO berpotensi turun karena berkurangnya laba bersih yang dihasilkan dari bisnis batu bara termal, yang menjadi segmen utama ADRO.

    Investor yang tidak berpartisipasi dalam PUPS secara otomatis akan kehilangan kesempatan untuk meraih potensi keuntungan dari kenaikan harga saham AADI, sekaligus menghadapi penurunan harga ADRO.

    Dalam skenario di mana investor tidak berpartisipasi, harga saham ADRO bisa saja diperdagangkan pada valuasi yang sangat rendah (2,7x PE), jauh di bawah rata-rata PE lima tahun terakhir dan peers-nya. Ini tentu akan berdampak negatif bagi pemegang saham yang tidak mengambil bagian dalam PUPS.

    "Selain itu, hak penebusan PUPS AADI tidak dapat dijual, sehingga investor yang tidak berpartisipasi akan kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan penawaran ini," tulis Hendriko, dikutip Kamis, 14 November 2024.

    Jika disimpulkan, seperti ini asumsi yang dapat digunakan dalam perhitungan dan analisis:

    • Harga penutupan saham ADRO pada 12 November 2024 di level Rp3.820/saham.
    • Dividen yang dibayarkan ADRO mencapai level maksimum Rp1.352/saham.
    • Pembayaran dividen dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan PUPS.
    • Harga PUPS AADI setara dengan batas atas kisaran harga IPO Rp5.900/saham.
    • Rasio pemesanan PUPS sebesar 100:23 (setiap 100 saham ADRO mendapatkan hak untuk memesan 23 saham AADI).
    • Kurs rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp15.811.

    Jadi, berdasarkan analisis skenario yang telah dijelaskan, investor ADRO yang memilih berpartisipasi dalam PUPS AADI berpotensi meraih keuntungan yang lebih besar, baik dari potensi kenaikan harga saham AADI maupun dari mitigasi risiko penurunan harga ADRO.

    Di sisi lain, investor yang tidak berpartisipasi dalam PUPS mungkin berisiko menghadapi penurunan valuasi ADRO tanpa mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan AADI.

    Keputusan untuk berpartisipasi dalam PUPS ini harus didasarkan pada profil risiko masing-masing investor serta keyakinan terhadap prospek bisnis AADI dan ADRO di masa depan.

    Dengan mempertimbangkan proyek-proyek jangka panjang ADRO dan potensi keuntungan dari PUPS AADI, opsi pertama tampaknya memberikan peluang yang lebih menarik bagi sebagian besar investor.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79