KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 20 poin atau turun 0,28 persen di level 7,225 pada perdagangan Kamis, 28 November 2024.
Mengutip data perdagangan Stockbit, saham-saham yang berada di lima besar top gainer adalah VOKS (+12,98 persen), JIHD (+12,57 persen), SOFA (+10,00 persen), LUCY (+9,40 persen), dan NINE (+8,33 persen).
Adapun lima saham yang terpantau mengalami koreksi paling dalam ialah ADRO (-24,80 persen), ISAP (-10,00 persen), MENN (-9,80 persen), IBOS (-9,09 persen), dan LOPI (-7,89 persen).
Sementara itu tim research, PT Reliance Sekuritas Tbk, memproyeksikan pergerakan IHSG akan bergerak bervariatif dengan kecenderungan melemah dengan support pada level 7,175 dan resistance pada level 7,344.
"Secara teknikal, candle terakhir IHSG berbentuk bearish harami serta indikator stochastic mengindikasikan akan dead cross meninggalkan area oversold. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar melanjutkan penurunannya," tulis Reliance dalam risetnya yang diterima Kabarbursa.com.
Reliance melaporkan, terdapat sejumlah saham yang memiliki potensi naik pada beberapa hari mendatang yaitu INDF, JSMR, TLKM, dan SMSM.
Wall Street dan Bursa Eropa Terguncang, Pasar Asia Bervariasi
Sebelumnya diberitakan, Wall Street dan bursa Eropa terguncang, sementara pasar Asia ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu, 27 November 2024, waktu setempat.
Wall Street diketahui mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Kamis, 28 November 2024, dinihari WIB. Penurunan ini disebabkan aksi investor yang ramai-ramai merealisasikan keuntungan usai pasar membukukan kenaikan signifikan sepanjang November ini.
Beberapa indeks penting, seperti Dow Jones dan S&P 500 melemah. Dow yang sebelumnya sempat naik lebih dari 140 poin di awal sesi perdagangan, ditutup turun sebesar 138,25 poin atau 0,31 persen. Begitu pula dengan S&P 500 yang menghentikan relinya di 19.060,48 setelah turun 0,6 oersen atau 115,1 poin.
Sementara, indeks komposit Nasdaq (IXIC) yang didominasi saham teknologi, ikut kehilangan performanya. IXIC kehilangan 22,89 persen atau 0,38 poin, menutup sesi akhir di 5.998,74.
Pelemahan Wall Street kali ini diprakarsai oleh melemahnya sektor teknologi. Nvidia, Meta Platforms, Dell, dan HP lesu.
Nvidia yang sepanjang tahun mengalami kenaikan sebesar 173 persen, hari ini justru ditutup anjlok 1,6 persen. Sementara saham Meta Platforms tertekan hampir 1 persen, meskipun sempat naik 60 persen di awal tahun. Sedangkan Dell dan HP, yang baru saja merilis proyeksi pendapatan, justru turun lebih dari 11 persen.
Tekanan terhadap Wall Street juga dipengaruhi oleh data inflasi terbaru. Diketahui, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan indikator utama the Fed, naik 0,2 persen pada Oktober dan 2,3 persen secara tahunan.
Inflasi inti, yang tidak memasukkan harga makanan dan energi, ikut naik 0,3 persen secara bulanan dan 2,8 persen secara tahunan.
Volume perdagangan di Bursa efek New York juga turun sekitar 20 persen dibandingkan hari biasa.
Libur Thanksgiving kali ini juga membuat pekan menjadi lebih singkat. Pasar ditutup pada Kamis dan hanya buka setengah hari di Jumat.
“Angka inflasi ini sejalan dengan ekspektasi. Meski begitu, the Fed mungkin akan mencari alasan untuk lebih hawkish, terutama jika ada kebijakan inflasi baru seperti tarif tambahan,” kata ahli strategi dari Lazard Asset Management David Alcaly.
Meskipun hari ini ditutup melemah, secara keseluruhan Wall Street diproyeksikan menunjukkan hasil positif untuk pekan ini. Dow Jones diprediksi naik 1 persen, begitu pula dengan S&P 500 serta Nasdaq, yang diperkirakan menguat 0,5 persen dan 0,3 persen.
Bursa Eropa Terguncang
Pasar saham Eropa dibuka lebih rendah pada hari Rabu, 27 November 2024, waktu setempat. Kondisi ini dipengaruhi oleh kekhawatiran investor terhadap dampak dari rencana tarif Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang akan dikenakan pada barang impor.
Indeks Stoxx 600, yang mencerminkan kinerja pasar saham Eropa secara keseluruhan, turun 0,2 persen. Sebagian besar sektor-sektor di Eropa bergerak di zona merah, dengan sektor-sektor utama seperti industri dan konsumer mencatatkan penurunan.
Di Jerman, indeks DAX melemah 0,40 persen dan berada di level 19.217, sementara di Inggris, indeks FTSE mengalami penurunan tipis sebesar 0,08 persen dan berada di level 8.252. Indeks CAC Perancis tergerus lebih dalam, turun 1,10 persen ke level 7.115.
Meski begitu, beberapa saham mencatatkan kinerja positif. Saham maskapai penerbangan Easyjet, misalnya, menguat 2,4 persen pada pembukaan setelah perusahaan tersebut melaporkan kenaikan laba operasi tahunan sebesar 25 persen.
Pasar Saham Asia Bervariasi
Di waktu bersamaan, pasar saham Asia bergerak bervariasi. Di Tiongkok, keuntungan industri mengalami penurunan signifikan sebesar 10 persen pada bulan Oktober, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini menandakan bahwa meskipun Beijing telah meluncurkan beberapa langkah stimulus untuk menopang perekonomian, hasilnya masih terbatas dalam mengatasi kemerosotan laba perusahaan.
Sementara itu, di Australia, inflasi mengalami kenaikan sebesar 2,1 persen pada bulan Oktober, sedikit lebih rendah dari perkiraan 2,3 persen. Namun, inflasi tersebut tetap mencatatkan penurunan signifikan dibandingkan angka 5,6 persen yang tercatat pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Indeks Hang Seng di Hong Kong melesat 2,45 persen, sementara Indeks CSI 300 yang mencakup saham-saham besar di Tiongkok daratan naik 1,74 persen, menutup sesi perdagangan pada 3.907.
Di Australia, Indeks S&P/ASX 200 juga menguat 0,57 persen, berakhir pada level 8.406, mencatatkan kenaikan moderat yang mencerminkan sentimen yang cukup stabil di pasar domestik.
Namun, tidak semua pasar Asia mengalami kenaikan. Di Jepang, Indeks Nikkei 225 turun 0,8 persen, berakhir pada posisi 38.134, sementara Indeks Topix yang lebih luas turun 0,9 persen menjadi 2.665.
Pasar Korea Selatan juga mengalami tekanan, dengan Indeks Kospi turun 0,69 persen menjadi 2.503, dan Indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 0,17 persen menjadi 692.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.