KABARBURSA.COM – PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 6 November 2025. Pasca IPO, saham PJHB langsung alami kenaikan 24,85 persen atau 82 poin sebesar 412 per lembar. Momen pencatatan tersebut menjadi tonggak bersejarah bagi perusahaan pelayaran asal Samarinda, Kalimantan Timur ini, yang berfokus pada jasa angkutan laut perairan pelabuhan dalam negeri untuk barang berupa alat berat dan kontainer.
Dalam seremoni pencatatan saham yang digelar di Gedung Bursa Efek Indonesia, Komisaris Utama PJHB, Hero Gozali, menyampaikan bahwa pencatatan saham perdana ini merupakan langkah penting perusahaan dalam memperkuat tata kelola dan membuka babak baru pertumbuhan yang lebih transparan dan akuntabel.
“Melalui penawaran umum perdana ini. Kami yakin meningkatkan efisiensi pelayaran agar dapat menjangkau lebuh wilayah sektor industri di Indonesia,” kata Hero dalam sambutannya.
Ia menjelaskan bahwa sejak berdiri pada tahun 2008, PJHB telah berfokus pada pembangunan armada pelayaran yang tangguh serta pengembangan sumber daya manusia yang profesional. Dengan pencatatan saham perdana, perusahaan optimistis dapat memperluas jangkauan layanan logistik laut ke berbagai wilayah di Indonesia, serta meningkatkan efisiensi rantai pasok nasional.
Hero Gozali menegaskan bahwa keberhasilan PJHB untuk melantai di bursa bukan hanya simbol ekspansi bisnis, tetapi juga wujud komitmen terhadap pertumbuhan berkelanjutan, transparansi, dan tanggung jawab sosial. Ia menyebut momentum IPO ini menjadi awal dari perjalanan baru perusahaan untuk semakin berperan aktif dalam memperkuat sistem transportasi laut Indonesia.
Melalui penawaran umum perdana (IPO), PJHB melepas 480 juta saham baru atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga penawaran Rp330 per saham dan nilai nominal Rp50 per saham. Dari aksi korporasi ini, perusahaan berhasil menghimpun dana sebesar Rp158,4 miliar, dengan kapitalisasi pasar awal mencapai Rp633,6 miliar.
Selain itu, perusahaan juga menerbitkan 240 juta Waran Seri I yang dapat diperdagangkan di pasar reguler dan negosiasi mulai 6 November 2025 hingga 2 November 2026, dengan harga pelaksanaan Rp330 per saham. Waran ini dapat dieksekusi pada periode 5 Mei hingga 5 November 2026.
Hasil dana IPO akan digunakan untuk menambah tiga armada kapal, memperluas rute pelayaran antar pelabuhan, serta memperkuat sistem digitalisasi logistik laut, yang menjadi bagian dari strategi jangka panjang perseroan untuk memperkuat posisi di industri pelayaran domestik.
Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan pondasi yang solid. Berdasarkan laporan keuangan per 30 April 2025, PJHB mencatatkan total aset Rp164,6 miliar, ekuitas Rp158,7 miliar, dan liabilitas Rp5,34 miliar. Perusahaan juga membukukan pendapatan usaha Rp18,05 miliar serta laba usaha Rp5,86 miliar.
Dalam IPO ini, PJHB menunjuk PT Pilarmas Investindo Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, PT Bima Registra sebagai biro administrasi efek, serta Kantor Akuntan Publik Djoko, Sidik & Indra David Wahyu Saputra, SE., Ak., CA., CPA sebagai auditor.
Struktur manajemen perseroan terdiri dari Hero Gozali sebagai Komisaris Utama, Adelia Aryni Setyawan dan Drs. Djunggu Harungguan Sitorus, Akt., M.Si. sebagai komisaris, serta Go Sioe Bie sebagai Direktur Utama, didampingi Willyharto Tjandra dan Cinthya Chandrasa Novitasari sebagai Direktur dan Sekretaris Perusahaan.
Dengan bergabungnya PJHB ke dalam jajaran emiten Bursa Efek Indonesia, jumlah perusahaan baru yang tercatat sepanjang tahun 2025 kini mencapai 24 emiten. Kehadiran PJHB di pasar modal diharapkan dapat memperkuat kontribusi sektor pelayaran dalam mendukung distribusi logistik nasional serta pertumbuhan ekonomi maritim Indonesia.
Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna memberikan selamat kepada PJBH.
“Mewakili Bursa Efek Indonesia saya ucapkan selamat menjadi perusahaan ke-24 pada 2025 ini tercatat di Bursa Efek Indonesia. Hari ini PJHB sudah jadi perusahaan publik dan dipantau ada harapan dari stakeholder khususnya pemegang saham dan investor,” kata Nyoman.
Nyoman juga mengatakan sebagai perusahaan yang tercatat di publik harus menerapkan transparansi dalam tata kelola nya.(*)