KABARBURSA.COM - PT Bangun Kosambi Sukses Tbk atau CBDK, kembali mencuri perhatian pada perdagangan Selasa, 4 Februari 2025. Hingga siang hari ini, harga saham terpantau naik signifikan, hingga 7,05 persen atau setara dengan 525 poin. Harga CBDK berada di angka Rp7.975.
Analis saham Rita Efendy, dalam risetnya yang dikutip hari ini, mengatakan bahwa saham CBDK menunjukkan potensi reversal bullish. Ini adalah kondisi di mana tren harga yang sebelumnya turun menunjukkan tanda-tanda berbalik arah menuju kenaikan.
Ini biasanya terjadi setelah periode tekanan jual yang melemah, disertai dengan munculnya sinyal teknikal seperti breakout di atas resistance, moving average crossover, atau pola candlestick bullish.
Nah, saham CBDK memerlukan konfirmasi lebih lanjut dengan breakout di atas Moving Average (MA) 50 di level 8.646. Jika harga berhasil menembus 8.500, momentum kenaikan dapat semakin kuat, membuka peluang bagi investor untuk masuk ke pasar.
Apabila breakout terjadi, target harga (TP) berada di kisaran 9.000 hingga 9.500, yang mencerminkan potensi keuntungan dari tren kenaikan ini. Namun, untuk mengantisipasi kemungkinan pembalikan arah yang tidak diharapkan, stop loss (SL) disarankan pada level 7.500 dan 7.000.
Dengan strategi Buy on Breakout, investor dapat memanfaatkan peluang kenaikan harga saham, namun tetap harus memperhatikan faktor teknikal serta sentimen pasar yang dapat memengaruhi pergerakan lebih lanjut.
Terjungkal Pagar Laut
Beberapa minggu terakhir, saham CBDK bersama induk usahanya, PANI atau PT Pantai Indah Kapuk Tbk, mengalami penurunan yang sangat tajam. Apa yang terjadi pada CBDK dan PANI mencerminkan sentimen negatif yang melanda pasar.
Pada perdagangan Senin, 3 Februari 2025, kedua saham tersebut mengalami tekanan jual yang signifikan, sejalan dengan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang melemah lebih dari 100 poin.
Saham PANI turun drastis sebesar Rp1.875 atau 16,41 persem ke level Rp9.675, membawa kapitalisasi pasarnya menjadi Rp167 triliun. Penurunan ini juga menyebabkan PANI terlempar dari daftar top 10 market cap di BEI. Di sisi lain, saham CBDK juga mengalami penurunan tajam sebesar Rp925 atau 11,21 persen, berakhir di level Rp7.125.
Penurunan tajam pada saham-saham ini terjadi setelah munculnya berita mengenai proyek pagar laut di Tangerang. Kabar tersebut mengungkap bahwa salah satu anak usaha PANI menguasai lahan di wilayah laut, yang akhirnya berujung pada pencabutan sertifikat kepemilikan lahan oleh Kementerian Agraria.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran investor terhadap keberlanjutan bisnis PANI dan CBDK.
Sejak awal tahun hingga saat ini, saham PANI telah terkoreksi sebesar 45,67 persen, mencerminkan tekanan besar yang dialami oleh pengembang properti besar di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK).
Sementara itu, meskipun harga saham CBDK sempat melesat dari level perdana Rp4.060 pada 13 Januari 2025 hingga mencapai Rp11.450 pada 20 Januari 2025, tekanan jual yang terjadi belakangan ini membuat harga sahamnya turun kembali ke level Rp7.125.
Lebih lanjut, terungkap bahwa PANI merupakan pemegang mayoritas saham PT Cahaya Inti Sentosa (CIS) dengan kepemilikan 99,33 persen. CIS diketahui memiliki sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Milik (SHM) di kawasan pagar laut Desa Kohod, Tangerang, Banten.
Pada tahun 2023, PANI secara resmi mengakuisisi CIS melalui pembelian 88.500 saham baru senilai Rp4,15 triliun. Sebelum akuisisi tersebut, CIS dimiliki oleh PT Agung Sedayu dan PT Tunas Mekar Jaya, dua perusahaan yang masing-masing dikendalikan oleh Sugianto Kusuma (Aguan) dan Salim Group.
Kedua perusahaan ini juga merupakan pengendali PT Multi Artha Pratama (MAP), yang menguasai 89,92 persen saham PANI.
Berdasarkan prospektus penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHETD II) yang diterbitkan pada tahun 2023, PANI menggunakan dana hasil PMHETD II tersebut untuk mengakuisisi CIS serta mengalokasikan Rp1,90 triliun untuk modal kerja CIS.
CIS sendiri menguasai lahan kosong seluas 201 hektare di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, menjadikannya salah satu anak usaha dengan cadangan lahan terbesar. Hingga tahun 2024, PANI tercatat memiliki cadangan lahan seluas 1.850 hektare.
Sentimen negatif dari kasus ini menjadi perhatian para investor dan analis, mengingat besarnya kontribusi PANI dan CBDK dalam pengembangan kawasan properti di Jakarta dan sekitarnya.
Dengan kondisi yang terjadi, para investor perlu mempertimbangkan risiko yang ada sambil terus memantau perkembangan lebih lanjut terkait proyek-proyek dan legalitas lahan yang dimiliki PANI dan anak usahanya.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham