Logo
>

Potensi RI Produksi 280 Ton Selenium, Dua Emiten ini bisa Tersengat

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Potensi RI Produksi 280 Ton Selenium, Dua Emiten ini bisa Tersengat

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indonesia dinilai berpotensi menghasilkan 280 ton selenium. Banyak pengamat yang mengatakan, bahwa potensi tersebut akan membuat dua emiten terkait terdampak positif. Dua emiten yang dimaksud adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Amman Mineral Industri (AMMN).

    Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, mengatakan komitmen pemerintah dalam melakukan hirilisasi merupakan langkah yang tepat. Potensi produksi 280 ton selenium turut memberikan sentimen positif bagi kinerja INCO dan AMMN.

    "Adanya komitmen pemerintah dalam mewujudkan hirilisasi tentunya akan memberikan added value (nilai tambah)," ujar dia kepada Kabarbursa.com, Selasa, 5 November 2024.

    Menurut Nafan, nilai tambah tersebut bisa berdampak kepada kinerja perusahaan, seperti menaikan kinerja top line dan bottom line.

    "Jika hasil kinerja top line bagus, tentunya bottom line-nya juga akan mengikuti dari potensi kinerja positif tersebut," pungkas dia.

    Kinerja INCO

    Mengutip data dari Stockbit, INCO mempunyai angka solvabilitas yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki rasio likuiditas yang cukup tinggi, dengan current ratio dan quick ratio masing-masing sebesar 4.94 dan 4.21. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

    Dari segi profitabilitas, Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing tercatat sebesar 2.80 persen dan 3.20 persen. Margin keuntungan bersih tercatat sebesar 5.65 persen, menandakan keuntungan yang diperoleh dari pendapatan.

    Perusahaan juga memberikan dividen dengan total 89.60 per saham dalam periode TTM (Trailing Twelve Months) dengan payout ratio 91.51 persen, menunjukkan bahwa sebagian besar laba didistribusikan kepada pemegang saham. Dividend yield berada di level 2.38 persen.

    Data ini memberikan gambaran bahwa perusahaan INCO memiliki kesehatan finansial yang baik dengan likuiditas yang kuat. Tingginya payout ratio menunjukkan komitmen perusahaan untuk membagikan laba kepada pemegang saham.

    Kinerja AMMN

    Sementara itu emiten AMMN memiliki likuiditas yang cukup baik dengan current ratio sebesar 2.48 dan quick ratio sebesar 2.15. Dengan Debt to Equity Ratio 0.77, perusahaan menunjukkan tingkat utang yang relatif rendah dibandingkan dengan ekuitasnya.

    Perusahaan juga menunjukkan kinerja yang luar biasa dari segi profitabilitas. Gross Profit Margin yang mencapai 682.01 persen, Operating Profit Margin 296.24 persen, dan Net Profit Margin 187.15 persen mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang sangat tinggi dari pendapatannya.

    Return on Assets (ROA) sebesar 5.88 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 12.11 persen juga menunjukkan kinerja pengembalian yang baik bagi para pemegang saham.

    Secara keseluruhan, perusahaan AMMN menunjukkan performa finansial yang sangat solid, terutama di aspek profitabilitas yang luar biasa tinggi.

    Diberitakan sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, mengungkapkan Indonesia memiliki potensi untuk memproduksi 280 ton selenium atau bahan baku semikonduktor. Hal ini sejalan dengan fasilitas pemurnian konsetrat tembaga single line terbesar di dunia yang dimiliki Indonesia.

    Erick mengatakan, hasil produksi 280 ton selenium itu telah ia laporkan dalam rapat bersama Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, beberapa waktu lalu.

    “Kemarin, juga saya sampaikan dalam rapat Menko mengenai hasil refinery ini. Ada yang menarik, yaitu terproduksinya 280 ton selenium. Artinya ini bahan untuk semikoduktor,” ungkap Erick dalam Rapat Kerja Kementerian BUMN bersama dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 4 November 2024.

    Erick melanjutkan, Indonesia siap bersaing dengan Malaysia yang lebih dulu memproduksi selenium. Apalagi, PT Amman Mineral Industri sudah mulai memproduksi komoditas tersebut.

    “Artinya, ke depan pemerintah ada kebijakan bagaimana membangun semikoduktor, seperti juga kita mendorong hilirisasi nikel kemarin, ini sudah ada bahan bakunya di Indonesia,” katanya.

    Sementara itu, fasilitas pemurnian konsetrat tembaga single line yang dimiliki Indonesia, berhasil memproduksi sekitar 50 ton emas per tahun. Dengan reserve cadangan emas tersebut, Indonesia berada di urutan ke-6 di dunia. Sementara, jika ditinjau dari reserve keuangan negara berbasis emas, Erick menyebut Indonesia berada di posisi 40 dunia.

    “Ini yang akan terus ditingkatkan, karena emas Indonesia yang selama ini di jual ke luar negeri, sekarang harus di-refine di dalam negeri dan ini salah satu (langkah) kita mendukung hilirisasi,” tutupnya.

    Selain itu, sebagai upaya meningkatkan Pendapatan Nasional Bruto (GNI) per kapita hingga USD30.300, pemerintah berupaya mendorong pengembangan industri semikonduktor dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

    Pengembangan semikonduktor dianggap sebagai tulang punggung untuk mengembangkan teknologi AI yang mumpuni, sehingga langkah strategis ini akan menopang peningkatan produktivitas dan daya saing.

    Dalam seminar bertajuk “Knowledge Sharing and Networking Event Shaping The Future Economy: AI and Semiconductor yang digelar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)”, di Bali, Sabtu, 28 September 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan Indonesia memiliki potensi besar di pasar digital. Hal itu diperkuat dengan posisi Indonesia sebagai negara terbesar keenam dengan jumlah perusahaan rintisan inovatif di Asia Tenggara.

    “Ekosistem yang dinamis ini merupakan bukti kesiapan negara untuk menjadi salah satu negara maju dalam ekonomi digital di dunia dan regional, di mana kecerdasan buatan dan semikonduktor menjadi komponen inti dari strategi tersebut,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Minggu, 29 September 2024.

    Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini juga menyampaikan, pasar ekonomi digital telah menjadi mesin pertumbuhan yang kuat dengan nilai sekitar USD77 miliar dan diperkirakan akan mencapai USD220-360 miliar pada 2030.

    Kolaborasi AI dan semikonduktor memiliki potensi untuk mendukung berbagai sektor industri, mulai dari manufaktur hingga jasa. Melalui kebijakan di KEK, kata Airlangga, pemerintah sedang berupaya memfasilitasi dan memberi kemudahan bagi perusahaan yang bergerak di sektor ini, seperti insentif pajak, kemudahan perizinan, dan infrastruktur yang mendukung perkembangan teknologi tinggi.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.