Logo
>

Prediksi Permintaan Biosolar 65,8 Juta KL 2042 Jadi Sorotan

Ditulis oleh Syahrianto
Prediksi Permintaan Biosolar 65,8 Juta KL 2042 Jadi Sorotan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Iqbal Damanik, Forest Campaigner dari Greenpeace, menyoroti hasil penelitian dari Koalisi Transisi Bersih yang memprediksi permintaan biosolar akan mencapai 65,8 juta kiloliter (kl) pada tahun 2042.

    Menurut laporan tahunan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dari tahun 2015 sampai 2022, Iqbal mengungkapkan bahwa tanpa peningkatan target campuran biodiesel oleh pemerintah Indonesia (sesuai dengan skenario saat ini), diperkirakan diperlukan 23 juta kl biodiesel untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

    "Dengan meningkatkan target campuran biodiesel menjadi 40 persen pada tahun 2024 (skenario ambisius), kebutuhan akan naik menjadi 26,3 juta kl. Apabila target tersebut ditingkatkan lagi menjadi 50 persen pada tahun 2025 (skenario agresif), kebutuhan akan meningkat menjadi 32,9 juta kl," kata Iqbal dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 22 Maret 2024.

    Hal ini berarti bahwa kebutuhan minyak sawit untuk produksi biodiesel juga akan bertambah dari 19,9 juta ton dalam skenario saat ini menjadi 22,75 juta ton dan 28,4 juta ton dalam skenario ambisius dan agresif, berturut-turut.

    Di tahun 2042, perkiraan konsumsi domestik lainnya seperti pangan dan oleokimia akan membutuhkan hanya 41 persen-58 persen dan 9 persen-13 persen dari total minyak sawit yang digunakan untuk biodiesel.

    "Perubahan ini menandai tren yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2022, di mana kebutuhan pangan melebihi biodiesel sebesar 4 persen," tambahnya.

    Iqbal menjelaskan bahwa jika pemerintah Indonesia tidak meningkatkan target campuran biodiesel hingga tahun 2042, jumlah minyak sawit yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan domestik dan internasional pada tahun tersebut akan mencapai 67,1 juta ton. Dalam hal ini, ekspor dan produksi biodiesel masing-masing akan menyumbang 49 persen dan 30 persen dari total permintaan tersebut.

    "Jika target campuran biodiesel ditingkatkan menjadi 40 persen pada tahun 2024, maka pada tahun 2042, total permintaan minyak sawit akan naik menjadi 69,94 juta ton. Porsi ekspor akan turun menjadi 47 persen, sementara porsi untuk produksi biodiesel akan naik menjadi 33 persen," lanjutnya.

    Dalam skenario ambisius, kebijakan ini diperkirakan akan membutuhkan luas tanah sekitar 17 juta hektare, dan 18,4 juta hektare dalam skenario agresif. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan masing-masing 29 persen, 34 persen, dan 45 persen dibandingkan dengan luas tanah pada tahun 2022 yang sekitar 12,69 juta hektare.

    Dengan asumsi adanya tanaman yang rusak dan tanaman yang belum menghasilkan, luas perkebunan kelapa sawit yang dibutuhkan menjadi semakin tinggi.

    "Pada skenario Business as Usual (BAU), luas perkebunan kelapa sawit yang dibutuhkan menjadi sebesar 20,52 juta hektare, 21,39 juta hektare dalam skenario ambisius, dan lebih tinggi dalam skenario agresif, yaitu sebesar 23,13 juta hektare," jelas Iqbal.

    Iqbal menegaskan bahwa saat ini masih tersisa 3,4 juta hektare hutan alam di dalam konsesi kelapa sawit. Namun, ambisi untuk meningkatkan campuran biodiesel akan meningkatkan kebutuhan ekspansi lahan perkebunan kelapa sawit secara signifikan.

    "Dengan arah pengaturan perlindungan hutan yang ada, hutan alam tersebut mungkin akan lenyap dalam 2 dekade mendatang," tegasnya.

    Jika pemerintah menetapkan target biodiesel sebesar 40 persen pada tahun 2024 (skenario ambisius), maka kebutuhan perluasan mencapai 138 ribu hektare pada tahun tersebut. Namun, jika target campuran ditingkatkan menjadi 50 persen pada tahun 2025, kebutuhan perluasan menjadi lebih tinggi dan lebih cepat, yakni sebesar 746,4 ribu hektare pada tahun 2022, kecuali jika luas tanaman rusak atau tanaman yang belum menghasilkan mengurangi angka tersebut.

    Saat ini, rantai pasok biodiesel dikuasai oleh lima kelompok perusahaan yang mendapat alokasi biodiesel lima terbesar. PT Pertamina Patra Niaga menjadi perusahaan penerima alokasi biodiesel terbanyak, yakni 79 persen dari total alokasi tahun 2022. (ari/car).

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.