Logo
>

Produksi China-Indonesia Melonjak, Harga Batu Bara Dunia Tertekan

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Produksi China-Indonesia Melonjak, Harga Batu Bara Dunia Tertekan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga batu bara dunia turun pada Selasa, 22 Oktober 2024, dipicu peningkatan produksi dari China dan Indonesia.

    Harga batu bara Newcastle untuk Oktober 2024 turun USD0,9 menjadi USD144,7 per ton, sementara November 2024 jatuh USD1,6 menjadi USD144 per ton. Untuk Desember 2024, harga terkoreksi USD0,75 menjadi USD147,55 per ton.

    Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam justru meningkat. Oktober 2024 naik USD0,15 menjadi USD118,75, November 2024 juga naik USD0,15 menjadi USD116,65, dan Desember 2024 meningkat USD0,3 menjadi USD117,9 per ton.

    Mengutip Bigmint, produksi batu bara China naik 4,4 persen secara tahunan (yoy) pada September, berdasarkan data dari biro statistik. Kenaikan ini didorong oleh inspeksi keselamatan yang dilakukan awal tahun dan pengoperasian kembali kapasitas produksi batu bara untuk bahan kimia.

    Produksi pada September mencapai 414,46 juta metrik ton, naik dari 396,55 juta ton di bulan Agustus. "Produksi batu bara terus meningkat di bulan September, berkat peningkatan standar keselamatan tambang," kata analis Galaxy Futures.

    Lonjakan Produksi di Indonesia

    Produksi batu bara Indonesia juga meningkat. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi tahun ini diperkirakan akan melebihi target 710 juta ton (mnt).

    Mysteel Global melaporkan produksi batu bara Indonesia mencapai 613 mnt dari Januari hingga September 2024, menyisakan 97 mnt yang harus diproduksi hingga akhir tahun. Target ini dinilai mudah tercapai karena total output tahunan dari Januari hingga September sudah mencapai 817 mnt.

    Peningkatan ini disebabkan oleh tingginya aktivitas tambang batu bara di Indonesia, didorong oleh naiknya konsumsi domestik dan ekspor yang stabil. Ketergantungan pada batu bara untuk menjaga pasokan listrik nasional juga terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

    Batu Bara Eropa Menguat

    Sementara itu, harga batu bara di Eropa menunjukkan tren naik. Menurut laporan Montel, data pelacakan kapal dari Kpler mengungkapkan Belanda meningkatkan impor batu bara termal untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan permintaan saat musim dingin.

    Pada bulan September, impor mencapai 1,25 juta ton, angka bulanan tertinggi sejak Januari. Pengiriman di bulan Oktober diperkirakan hampir 1 juta ton, jauh di atas rata-rata bulanan tahun ini sebesar 0,65 juta ton.

    India Bentuk Bursa Batu Bara

    Pada perdagangan Senin, 21 Oktober 2024, sebagian besar harga batu bara mengalami kenaikan. Ini terjadi seiring dengan rencana India untuk membangun bursa batu bara.

    Harga batu bara Newcastle untuk Oktober 2024 meningkat sebesar USD0,2 menjadi USD145,6 per ton. Namun, untuk kontrak November 2024, harga justru turun USD0,3 menjadi USD145,6 per ton. Di sisi lain, harga untuk Desember 2024 naik USD0,2 menjadi USD148,3 per ton.

    Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Oktober 2024 menurun USD0,75 menjadi USD118,6 per ton. Harga untuk November 2024 juga turun USD0,35 menjadi USD116,5, sedangkan Desember 2024 mengalami penurunan USD0,5 menjadi USD117,6 per ton.

    Menurut laporan Reuters, India berencana mendirikan bursa batu bara yang ditujukan untuk menstabilkan harga bahan bakar ini dan meningkatkan ketersediaannya. Rencana ini diungkapkan oleh Menteri Batu Bara India, G Kishan Reddy.

    “Pekan lalu kami mendapatkan informasi mengenai pembentukan bursa batu bara,” kata Reddy, meski ia tidak menjelaskan secara spesifik kapan bursa tersebut akan mulai beroperasi.

    Selain itu, India juga sedang mencari cara untuk mengimpor batu bara kokas dari Mongolia melalui Rusia, menurut seorang pejabat senior pemerintah yang mengetahui hal ini. Langkah ini diambil untuk mengurangi ketergantungan pada transit melalui China.

    Pabrik-pabrik di India, yang merupakan produsen baja mentah terbesar kedua di dunia, mengalami ketidakstabilan pasokan batu bara kokas dari Australia tahun lalu. Oleh karena itu, pemerintah India telah mengirim delegasi ke Mongolia untuk mendiversifikasi sumber bahan bakar penting ini.

    Sementara itu, produksi batu bara di China meningkat sebesar 4,4 persen secara tahunan (yoy) pada bulan September, menurut data dari biro statistik. Peningkatan ini terjadi setelah dilakukannya inspeksi keselamatan di awal tahun, serta lebih banyak kapasitas batu bara yang kembali beroperasi sebagai bahan baku kimia.

    Produksi pada bulan September tercatat mencapai 414,46 juta metrik ton, naik dari 396,55 juta ton pada bulan Agustus.

    “Produksi batu bara pada bulan September terus menunjukkan kenaikan, terutama berkat peningkatan keselamatan di tambang,” ujar seorang analis dari Galaxy Futures.

    Menurut Trading Economics, pelemahan harga batu bara juga dipengaruhi oleh pengarahan dari Kementerian Keuangan China akhir pekan lalu. Rencana stimulus fiskal yang disampaikan tidak memberikan rincian jelas, sehingga gagal meningkatkan sentimen pasar.

    Hal ini memicu skeptisisme di kalangan trader, yang meragukan langkah pemerintah China akan cukup efektif untuk mendukung pertumbuhan konsumsi batu bara di negara terbesar pengguna komoditas ini.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).