KABARBURSA.COM - Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Wiko Migantoro, mengungkapkan bahwa meskipun secara nasional produksi minyak dan gas menurun, wilayah kerja yang dioperasikan Pertamina justru menunjukkan peningkatan produksi.
Wiko menjelaskan bahwa Wilayah Kerja Hulu Migas yang dioperasikan Pertamina mampu memproduksi minyak sebanyak 337 ribu barel per hari pada 2022, meningkat menjadi 339 ribu barel per hari pada 2023.
"Blok dimana kita menjadi operator, memang produksinya naik,” kata Wiko Migantoro dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR dengan PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan SKK Migas di Jakarta, Jumat 7 Juni 2024.
Anggota Komisi VII, Ramson Siagian, sebelumnya menyatakan bahwa meskipun secara domestik terjadi penurunan lifting dari 2022 ke 2023, penurunan ini terjadi pada blok yang tidak dikelola Pertamina. Ramson mencatat penurunan sebesar 415 ribu barel per hari (BPH) pada 2023 dari 417 ribu BPH pada 2022. Penurunan terbesar terjadi di Blok Cepu yang dikelola oleh perusahaan migas asing, dengan penurunan mencapai 7 persen.
Seiring dengan kenaikan produksi, Wiko menyatakan bahwa PHE telah berkontribusi terhadap penerimaan negara dari pajak sebesar 3 miliar dolar AS dan dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar 4,2 miliar dolar AS.
Terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), capaian industri hulu migas pada operasional PHE pada 2023 mencapai 60,19 persen atau senilai Rp37,4 triliun. "Capaian TKDN di atas target, 2021, 2022, dan 2023, capaian kita di atas target. Bahkan di tahun 2023, angka sekitar 2 persen di atas target nasional,” ujarnya.
Proses pengadaan di PHE dilakukan secara terbuka dan sesuai tata kelola yang baik, menggunakan sistem digitalisasi procurement seperti GEP Smart, aplikasi pengadaan barang dan jasa. Selain itu, ada aplikasi contracting U-Can dan aplikasi monitoring SCM, yaitu Solution. Wiko menambahkan bahwa panitia tender diawasi oleh pejabat berwenang dan harus tersertifikasi, menandatangani CoC dan CoI, serta menyertakan Laporan Gratifikasi dan Laporan LHKPN.
Anggota Komisi VII, Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah, memberikan apresiasi atas kontribusi TKDN yang dinilai tinggi. Menurutnya, untuk menghasilkan produksi minyak dan gas saat ini dibutuhkan barang dan jasa yang berkualitas tinggi. Oleh karena itu, pengadaan barang dan jasa harus diseleksi ketat untuk menghindari pembelian barang berkualitas rendah.
192 Juta Standar
Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina, mencatatkan tonggak sejarah baru di Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) dengan mencapai produksi kapasitas penuh sebesar 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) secara stabil dalam jangka waktu yang panjang.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, mengungkapkan bahwa Pertamina berkomitmen untuk meningkatkan produksi migas dalam rangka menjaga ketahanan energi nasional.
“Pertamina terus mendorong tercapainya target produksi di sektor hulu, termasuk gas. Kami mengapresiasi pencapaian PEPC, terutama Zona 12, yang telah berhasil mencapai produksi kapasitas penuh,” kata Fadjar dalam siaran pers pada 29 Mei 2024.
Gas Processing Facility
General Manager PEPC Zona 12, Mefredi, menuturkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras para pekerja yang menjalankan Gas Processing Facility (GPF) atau plant Lapangan JTB secara kontinu selama 7 x 24 jam. Tujuannya untuk memenuhi target produksi gas penjualan penuh sebesar 192 MMSCFD, guna memenuhi kebutuhan gas di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Produksi penuh yang dicapai pada Rabu, 22 Mei tersebut, telah melampaui persyaratan kontraktual Proyek JTB untuk uji kinerja Gas Processing Facility (GPF) selama 3 x 24 jam.
“Kami sangat bangga, bertepatan dengan semangat Kebangkitan Nasional, JTB mempersembahkan produksi kapasitas penuh sebesar 192 juta MMSCFD. Ini merupakan upaya terbaik anak bangsa untuk Indonesia Emas. Produk JTB yang 100 persen berupa gas juga merupakan kontribusi kami terhadap capaian agenda global untuk transisi energi menuju energi bersih,” ujar Mefredi.
Peran strategis PEPC adalah memastikan kelancaran pengiriman gas dari Lapangan JTB sesuai nominasi pembeli melalui pipa transmisi Gresik-Semarang, untuk memenuhi kebutuhan energi di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Saat ini, gas JTB didistribusikan dan diserap oleh PGN, PLN, PKG, industri, serta jaringan gas rumah tangga.
Sejak mulai beroperasi dan mengalirkan gas perdana pada 20 September 2022, Lapangan JTB terus meningkatkan produksinya. Awalnya, gas mengalir sebesar 70 MMSCFD, dan secara bertahap meningkat hingga beberapa kali mencapai 192 MMSCFD, meski hanya untuk durasi pendek karena keterbatasan permintaan gas di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pencapaian ini tentunya diiringi dengan peningkatan kinerja, menjaga operasi yang aman dengan fasilitas produksi yang andal, serta selalu memperhatikan lingkungan dan masyarakat sekitar.