Logo
>

Produksi Sawit Melimpah tapi Performa STAA Tak Menarik

Berdasarkan analisis teknikal terbaru, saham ini menunjukkan sinyal jual yang cukup kuat, baik dari indikator teknikal maupun pergerakan rata-rata harga.

Ditulis oleh Yunila Wati
Produksi Sawit Melimpah tapi Performa STAA Tak Menarik
Ilustrasi lahan sawit.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Sumber Tani Agung Resources atau STAA, baru saja melaporkan kinerja keuangan yang impresif sepanjang tahun 2024. Perusahaan yang bergerak di bisnis kelapa sawit ini mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di berbagai aspek bisnisnya. 

    Mengutip paparan kinerja keuangan perusahaan, Rabu, 19 Maret 2025, pada kuartal keempat 2024, perusahaan berhasil membukukan kenaikan penjualan sebesar 40,2 persen secara tahunan (YoY), mencapai Rp2,02 triliun dibandingkan dengan Rp1,44 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

    Secara keseluruhan, pendapatan sepanjang tahun 2024 meningkat 21,8 persen menjadi Rp6,44 triliun, menunjukkan ekspansi yang solid dibandingkan dengan Rp5,29 triliun di tahun sebelumnya.

    Peningkatan pendapatan ini turut mendongkrak laba kotor yang melonjak menjadi Rp747 miliar pada kuartal keempat 2024, dengan margin yang meningkat dari 28,8 persen menjadi 37,0 persen. 

    Untuk keseluruhan tahun, laba kotor tercatat sebesar Rp2,18 triliun, mencerminkan margin sebesar 33,9 persen, yang jauh lebih tinggi dibandingkan 26,7 persen pada tahun sebelumnya.

    Daya saing operasional STAA juga semakin kuat dengan pertumbuhan laba usaha yang mencatat lonjakan 111,4 persen YoY pada kuartal keempat 2024, mencapai Rp631 miliar. Secara tahunan, laba usaha meningkat 77,6 persen menjadi Rp1,87 triliun. 

    Tren positif ini juga tercermin dalam laba bersih, yang naik 129,7 persen YoY pada kuartal terakhir tahun 2024, mencapai Rp508 miliar. Secara keseluruhan, laba bersih sepanjang tahun meningkat sebesar 85,9 persen menjadi Rp1,45 triliun.

    Kinerja yang luar biasa ini juga mendorong pertumbuhan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham atau PATMI, yang meningkat 133,4 persen YoY pada kuartal keempat 2024 menjadi Rp451 miliar. 

    Dalam skala tahunan, PATMI mencapai Rp1,28 triliun, mengalami lonjakan sebesar 88,0 persen dibandingkan Rp682 miliar pada tahun sebelumnya.

    Dari sisi struktur keuangan, total aset STAA meningkat 21,0 persen menjadi Rp8,08 triliun, sementara total ekuitas tumbuh 22,8 persen menjadi Rp5,9 triliun. Rasio utang terhadap aset mengalami penurunan menjadi 0,27, dan rasio utang terhadap ekuitas juga menurun menjadi 0,37, menunjukkan pengelolaan keuangan yang semakin solid.

    Di sisi produksi, total hasil panen Tandan Buah Segar (FFB) STAA mencapai 270.153 ton pada kuartal keempat 2024, naik 4,3 persen YoY, dengan produksi sepanjang tahun mencapai 1,05 juta ton, tumbuh 2,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

    Kenaikan ini didorong oleh peningkatan produksi baik dari perkebunan inti maupun plasma. Namun, produksi Minyak Sawit Mentah (CPO) mengalami sedikit penurunan sebesar 1,4 persen YoY menjadi 389.765 ton akibat penurunan tingkat ekstraksi minyak (OER) dari 21,7 persen menjadi 21,2 persen.

    Meskipun volume penjualan CPO dan Palm Kernel (PK) mengalami penurunan, dengan CPO turun 5,5 persen menjadi 381.632 ton dan PK turun 11,5 persen menjadi 30.013 ton, penjualan Minyak Inti Sawit Mentah (CPKO) justru melonjak 32,8 persen menjadi 50.196 ton berkat peningkatan kapasitas produksi. 

    Kenaikan harga jual rata-rata yang signifikan, dengan harga CPO naik 18,3 persen, PK naik 51,9 persen, dan CPKO melonjak 63,6 persen, menjadi faktor utama yang menopang pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas perusahaan di tahun 2024.

    Dengan pencapaian ini, STAA menunjukkan ketahanan dan daya saing yang semakin kuat dalam industri kelapa sawit, didukung oleh strategi operasional yang efisien serta pengelolaan keuangan yang solid.

    Sinyal Negatif Pergerakan Saham

    Impresifnya kinerja keuangan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) ternyata tidak sama dengan pergerakan sahamnya. Saat ini, STAA diperdagangkan pada level Rp850, mengalami sedikit koreksi sebesar Rp5 atau 0,58 persen. Berdasarkan analisis teknikal terbaru, saham ini menunjukkan sinyal jual yang cukup kuat, baik dari indikator teknikal maupun pergerakan rata-rata harga.

    Jika dilihat dari indikator teknikal, sebagian besar menunjukkan tren negatif. Indeks Kekuatan Relatif (RSI) berada di level 44,233, mengindikasikan tekanan jual yang lebih dominan dibandingkan minat beli. Indikator Stochastic dan Stochastic RSI juga berada di zona jual, memperlihatkan bahwa momentum bearish masih cukup kuat. 

    MACD dengan nilai -2,7 semakin menegaskan tren pelemahan, sementara Williams %R yang berada di -77,778 menunjukkan bahwa saham ini mendekati kondisi oversold, tetapi belum ada tanda pembalikan arah yang jelas. Beberapa indikator lainnya seperti Ultimate Oscillator dan ROC (Rate of Change) juga mengarah pada sinyal jual.

    Dari sisi pergerakan rata-rata (Moving Averages), mayoritas juga memberikan sinyal negatif. Rata-rata pergerakan dalam jangka pendek hingga menengah, seperti MA10, MA20, MA50, dan MA100, berada di bawah harga pasar saat ini, menunjukkan tren penurunan yang berlanjut. Hanya MA200 yang masih menunjukkan sedikit optimisme dengan memberikan sinyal beli, tetapi belum cukup kuat untuk mengubah keseluruhan sentimen pasar.

    Pivot point yang dihitung dengan berbagai metode juga memperlihatkan bahwa harga saat ini berada di sekitar titik keseimbangan. Dengan titik pivot klasik di level 845, level support terdekat berada di 840 dan 830, sementara resistance berada di 855 dan 860. 

    Jika harga mampu bertahan di atas 845 dan menembus 860, maka ada potensi pembalikan tren menuju resistance berikutnya di 870. Sebaliknya, jika tekanan jual semakin kuat dan harga turun di bawah 830, maka potensi pelemahan lebih lanjut bisa terjadi.

    Secara keseluruhan, saham STAA saat ini berada dalam fase koreksi dengan tekanan jual yang cukup dominan. Investor yang ingin masuk di harga ini perlu mempertimbangkan momentum dan menunggu konfirmasi sinyal pembalikan sebelum mengambil keputusan beli. 

    Namun, bagi trader jangka pendek, area support yang lebih rendah bisa menjadi peluang untuk masuk jika ada tanda-tanda pemulihan harga.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79