Logo
>

Prospek IHSG 2024: Antara Volatilitas dan Asa di Sektor Konsumsi

Ditulis oleh KabarBursa.com
Prospek IHSG 2024: Antara Volatilitas dan Asa di Sektor Konsumsi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Prospek pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun 2024 menimbulkan pro dan kontra. Diprediksi akan tetap berada dalam volatilitas, IHSG berpotensi mencapai puncaknya di angka Rp7.700. Kendati demikian, asa di tengah dinamika politik dan ketidakpastian ekonomi global yang belum stabil menjadi latar belakang tantangan berat.

    Genta Wira Anjalu, Chief Investment Officer Sinar Mas Asset Management, menyoroti berbagai faktor yang memengaruhi pergerakan IHSG. Transisi politik serta konflik geopolitik di dunia menjadi kontributor utama dalam memunculkan volatilitas pada bursa saham Indonesia.

    "Dalam proyeksi kami untuk tahun 2024, target IHSG kami menetap di angka 7.700. Tentu, pertanyaannya adalah apakah fenomena 'window dressing' akan terjadi. Namun, hal ini sulit untuk diprediksi," ungkap Genta dalam acara Sinarmas Sekuritas 2024 Market Outlook pada Kamis, 2 November 2023.

    Target tersebut didasarkan pada pertimbangan rasio Price to Earnings (PE) forward sebesar 13,1x, dengan tingkat pertumbuhan laba sekitar 10 persen. Target ini memperlihatkan sikap konservatif, sejalan dengan level rasio PE pada standar deviasi -1.

    Genta memperhatikan bahwa situasi global memiliki dampak signifikan terhadap kondisi pasar saham di Indonesia. Konflik seperti perang Rusia-Ukraina, ketegangan Israel-Hamas, dan gejolak geopolitik lainnya bisa berdampak tidak langsung terhadap pelemahan IHSG.

    Ketika perang terjadi, harga minyak cenderung melonjak, sementara harga batu bara stagnan. Ini berpotensi mendorong pemerintah Indonesia untuk mengimplementasikan berbagai instrumen penyelamatan guna meredam dampak negatifnya pada perekonomian, seperti menerbitkan obligasi.

    Dalam skenario semacam itu, nilai tukar rupiah akan melemah, laju inflasi meningkat, dan IHSG mengalami koreksi. Selain itu, pelemahan ekonomi China akan memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia jika dibandingkan dengan ekonomi Amerika Serikat dan Uni Eropa.

    Menurut perkiraan, jika pertumbuhan ekonomi China merosot sebesar 0,9 persen dan AS turun 0,96 persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi turun sekitar 0,09 persen. Namun, dalam skenario pesimis, beberapa analis bahkan memprediksi ekonomi Indonesia bisa terkoreksi hingga 0,2 persen pada tahun mendatang.

    Kendati begitu, peluang masih terbuka bagi para investor yang cerdas untuk memanfaatkan momen politik demi memilih saham-saham unggulan di tahun depan. Dua sektor yang menjadi sorotan adalah sektor konsumsi dan telekomunikasi.

    Genta menyampaikan keyakinannya bahwa saham-saham pilihan dalam sektor konsumsi dan telekomunikasi memiliki potensi kinerja yang baik pada tahun 2024. Hal ini didorong oleh berbagai katalis, termasuk proses pemilu serta pemulihan sektor konsumsi yang semakin baik.

    Dengan begitu, para investor dapat melihat proyeksi IHSG di tahun mendatang dengan lebih cermat dan menjadikan informasi ini sebagai panduan strategis dalam pengambilan keputusan investasi mereka.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi