Logo
>

Prospek Keuangan BRMS 2025: Target Produksi dan Harga Emas

Dengan asumsi seluruh produksi emas terjual sesuai harga tersebut, pendapatan BRMS berpotensi mencapai USD213,75 juta.

Ditulis oleh Yunila Wati
Prospek Keuangan BRMS 2025: Target Produksi dan Harga Emas
Harga emas diprediksi bakal tembus ke angka USD3.100. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menargetkan pertumbuhan produksi emas yang signifikan pada tahun 2025, sejalan dengan proyeksi kenaikan harga emas global. 

    Dengan produksi yang diperkirakan mencapai 75.000 ounce (oz), meningkat 24 persen secara tahunan (YoY), BRMS berada dalam posisi strategis untuk meraih pendapatan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

    Kenaikan harga emas juga menjadi faktor utama dalam peningkatan pendapatan BRMS. Berdasarkan proyeksi UOB Kay Hian Sekuritas, harga emas diperkirakan akan mencapai USD2.850 per ounce pada tahun 2025, naik sekitar 19,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

    Dengan asumsi seluruh produksi emas terjual sesuai harga tersebut, pendapatan BRMS berpotensi mencapai USD213,75 juta.

    Dari sisi profitabilitas, BRMS diperkirakan memiliki margin EBITDA sekitar 55 persen, yang mencerminkan efisiensi operasional dan nilai tambah dari produksi emas berbiaya rendah. 

    Dengan demikian, EBITDA perusahaan dapat mencapai USD117,56 juta pada tahun 2025. Sementara itu, laba bersih perusahaan diproyeksikan berada di kisaran 35 persen dari total pendapatan, atau sekitar USD74,81 juta.

    Dalam jangka menengah, strategi BRMS untuk meningkatkan produksi melalui pengembangan tambang bawah tanah di Poboya, Palu dan ekspansi pabrik pengolahan Heap-Leach di Gorontalo diharapkan mampu menopang pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. 

    Perusahaan juga merencanakan pendanaan sebesar USD200-300 juta, dengan alokasi 80 persen untuk pengembangan tambang bawah tanah dan sisanya untuk eksplorasi tembaga di Gorontalo.

    Dari sisi valuasi, BRMS saat ini diperdagangkan pada rasio EV/EBITDA 43,2x untuk 2025, sedikit di bawah rata-rata tiga tahun terakhir. Hal ini mencerminkan bahwa meskipun valuasi cukup tinggi, investor masih melihat prospek pertumbuhan produksi dan ekspansi cadangan sebagai faktor utama yang menarik dalam jangka panjang.

    Dengan kombinasi peningkatan kapasitas produksi, kenaikan harga emas, serta strategi ekspansi yang agresif, BRMS berpotensi menjadi salah satu emiten pertambangan yang menarik bagi investor pada tahun 2025.

    Produksi 200 Ribu Ons Emas di 2029

    PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menargetkan ekspansi besar-besaran dalam produksi emasnya, dengan proyeksi mencapai 200.000 ons pada tahun 2029. Angka ini tiga kali lipat dari produksi tahunan BRMS pada tahun 2024. 

    Peningkatan ini akan didorong oleh beroperasinya pabrik baru serta eksplorasi tambang bawah tanah berkadar tinggi yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitas perusahaan secara signifikan.

    Untuk mewujudkan ambisi ini, BRMS berencana menggalang pendanaan sebesar USD200-300 juta. Sebanyak 80 persen dari dana tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan tambang bawah tanah, sementara sisanya akan digunakan untuk eksplorasi tembaga di Gorontalo. 

    Strategi ini sejalan dengan upaya perusahaan dalam meningkatkan skala operasional dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri pertambangan Indonesia.

    Pada tahun 2025, BRMS menargetkan produksi sebesar 75.000 ons emas, meningkat 24 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini didukung oleh kadar emas yang lebih tinggi dari operasi di Palu serta beroperasinya Pabrik 3. 

    Selanjutnya, produksi diperkirakan naik menjadi 90.000 ons pada tahun 2026 sebelum melonjak ke 150.000 ons pada 2028 dan akhirnya mencapai 200.000 ons pada 2029. 

    Kenaikan ini terutama akan didorong oleh tambang bawah tanah yang dijadwalkan mulai beroperasi pada kuartal keempat tahun 2027. Tambang ini diperkirakan akan menghasilkan kadar emas sebesar 4,9 gram per ton, jauh lebih tinggi dibandingkan kadar 1,67 gram per ton yang tercatat pada kuartal ketiga tahun 2024.

    Analis UOB Kay Hian Sekuritas Benyamin Mikael, menilai BRMS berada dalam posisi yang solid untuk meraih pertumbuhan pendapatan yang kuat pada tahun 2025. Produksi yang meningkat diperkirakan akan diperkuat oleh harga emas yang diproyeksikan mencapai USD2.850 per ons, meningkat 19,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

    Kenaikan harga ini didukung oleh meningkatnya permintaan emas sebagai aset safe-haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    Peningkatan produksi emas BRMS juga didukung oleh pembaruan laporan cadangan Joint Ore Reserves Committee (JORC) pada 24 Desember, yang menunjukkan kenaikan cadangan sebesar 45,7 persen di Palu. Laporan ini semakin memperkuat prospek pertumbuhan perusahaan dalam jangka menengah hingga panjang.

    Saat ini, BRMS mengoperasikan dua pabrik Carbon-in-Leach (CIL) di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah. Pabrik pertama memiliki kapasitas pengolahan 500 ton per hari dan telah beroperasi sejak kuartal pertama tahun 2020. 

    Pabrik kedua yang memiliki kapasitas lebih besar, yakni 4.000 ton per hari, mulai beroperasi pada 22 Oktober 2024. Perusahaan juga tengah bersiap mengoperasikan pabrik Heap-Leach ketiga dengan kapasitas 4.000 ton per hari, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada semester pertama tahun 2025.

    Selain itu, BRMS juga tengah mengembangkan proyek pertambangan di Gorontalo, yang akan semakin memperluas portofolio bisnisnya. Pabrik pertama di Gorontalo, dengan kapasitas 2.000 ton per hari dan menggunakan metode Heap-Leach, ditargetkan beroperasi pada semester kedua tahun 2026.

    Secara valuasi, BRMS saat ini diperdagangkan dengan rasio EV/EBITDA 43,2 kali untuk proyeksi tahun 2025, sedikit di bawah rata-rata tiga tahunnya. Valuasi ini mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek pertumbuhan produksi BRMS dalam jangka menengah serta potensi perluasan cadangan yang lebih besar di masa depan. 

    Dengan strategi ekspansi yang agresif dan didukung oleh prospek harga emas yang menjanjikan, BRMS siap menjadi pemain utama di industri pertambangan emas Indonesia. 

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79