Logo
>

Prospek Positif IHSG Pasca Demontrasi, Saham-saham ini Layak Dicermati

Faktor utama yang bisa menopang reli IHSG ke depan di antaranya ialah stabilisasi situasi politik dalam negeri

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Prospek Positif IHSG Pasca Demontrasi, Saham-saham ini Layak Dicermati
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak positif pasca demontrasi yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia beberapa waktu terakhir. 

    Hal tersebut sudah tercermin pada perdagangan Selasa, 2 September 2025 ketika IHSG ditutup menguat sebesar 0,85 persen atau 65 poin ke level 7.801.

    Pengamat pasar modal sekaligus founder Republik Investor, Hendra Wardana mengatakan meredanya ketegangan sosial-politik membuat investor kembali masuk ke pasar.

    "Momentum ini menjadi indikasi bahwa potensi reli penguatan masih terbuka, meski sentimen kehati-hatian tetap membayangi," ujar dia dalam risetnya kepada Kabarbursa.com, Selasa, 2 September 2025.

    Hendra menyebut faktor utama yang bisa menopang reli IHSG ke depan di antaranya ialah stabilisasi situasi politik dalam negeri, dukungan dari pasar regional yang cenderung positif, serta fundamental emiten yang relatif solid. 

    Ia menambahkan kinerja keuangan sejumlah perusahaan besar yang masih mencatatkan pertumbuhan, ditambah dengan tren harga komoditas global yang kembali menguat, berpotensi menjadi katalis penting bagi penguatan indeks. 

    "Selain itu, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global juga bisa mendorong masuknya aliran dana asing ke emerging market, termasuk Indonesia," ungkapnya. 

    Secara teknikal, Hendra melihat level psikologis 7.800 menjadi area kunci bagi IHSG. Apabila mampu bertahan, peluang penguatan menuju 7.900–8.000 cukup terbuka, terutama jika stabilitas politik semakin kondusif. 

    "Dengan fundamental ekonomi domestik yang masih resilien, tidak menutup kemungkinan IHSG bisa menutup tahun 2025 di kisaran 8.000, asalkan faktor eksternal seperti nilai tukar dan kondisi global tidak terlalu menekan, " jelasnya. 

    Meski demikian, sentimen negatif masih perlu diwaspadai. Hendra menilai ketidakpastian politik domestik pasca demonstrasi tetap menjadi faktor sensitif bagi pasar. 

    Di sisi lain, lanjut dia, rupiah yang berada di kisaran Rp16.395 per dolar AS juga memberi tekanan tambahan. Fenomena rupiah yang cenderung melemah saat IHSG reli mencerminkan adanya arus keluar dana asing ke aset berbasis dolar AS.

    "Sejalan dengan ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan The Fed dan ketidakpastian geopolitik global," tuturnya. 

    Secara keseluruhan dengan kombinasi faktor domestik yang mulai stabil serta katalis eksternal yang mendukung, prospek IHSG pasca demonstrasi terlihat lebih optimistis. 

    Namun, Hendra mengimbau investor tetap perlu selektif dan fokus pada saham-saham berfundamental kuat, sambil mencermati pergerakan rupiah yang masih berpotensi menjadi batu sandungan dalam perjalanan reli indeks menuju level 8.000.

    Rekomendasi Saham

    Di sisi lain, Hendra memandang beberapa emiten berpotensi memberikan cuan menarik bagi investor. Salah satunya adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang direkomendasikan buy. 

    "Direkomendasikan buy dengan target harga Rp1.890, seiring prospek sektor energi dan pemulihan permintaan gas industri," tandasnya.

    Hendra juga menjagokan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang menurutnya menarik dicermati dengan target harga Rp1.430, didorong diversifikasi bisnis di sektor digital. Selain itu, ada juga saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA). Ia menilai saham ini berpotensi menguat dengan target harga Rp370.

    "Sementara itu, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) direkomendasikan buy dengan target harga Rp470, sejalan dengan tren kendaraan listrik yang mendorong kebutuhan nikel dan bahan baku baterai," pungkasnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.