KABARBURSA.COM – PT PP (Persero) Tbk (PTPP) terus memperkuat portofolio proyek strategis nasional dengan mempercepat pembangunan Pelabuhan Patimban Tahap I-2 Paket 6 di Subang, Jawa Barat.
Proyek senilai Rp5,48 triliun tersebut kini telah mencapai progres fisik 72,89 persen, dan ditargetkan selesai lebih cepat dari jadwal kontrak.
Pelabuhan Patimban termasuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dan dirancang memiliki kapasitas hingga 7,5 juta TEUs, menjadikannya salah satu simpul logistik maritim terbesar di Indonesia.
Fasilitas ini akan mendukung arus ekspor–impor sekaligus memperkuat rantai pasok industri manufaktur di kawasan Jawa Barat.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dijalankan dengan disiplin tinggi terhadap mutu, keselamatan, dan waktu pelaksanaan.
“Kami optimis dapat menyelesaikan proyek Pelabuhan Patimban lebih cepat dengan kualitas prima dan penerapan HSE sesuai standar internasional. Capaian ini merupakan hasil sinergi dan kerja keras seluruh tim di lapangan,” ujarnya dalam siaran resmi, dikutip Minggu, 9 November 2025.
Meski menghadapi hambatan pasokan material reklamasi akibat penutupan izin tambang di Subang, PTPP memastikan pekerjaan tetap berjalan melalui koordinasi intensif dengan mitra strategis dan instansi pemerintah.
Perusahaan juga telah menerapkan sistem manajemen proyek digital untuk memastikan setiap tahapan berjalan efisien, transparan, dan sesuai rencana biaya.
Selain progres konstruksi, proyek Patimban telah mencatatkan berbagai pengakuan di bidang keselamatan kerja. PTPP meraih RoSPA Gold Award 2024 dan 2025, serta Zero Accident Award setelah membukukan lima juta jam kerja tanpa kehilangan waktu akibat kecelakaan (Loss Time Accident/LTA).
Proyek ini diharapkan menjadi sumber pendapatan berkelanjutan bagi PTPP sepanjang 2025 hingga 2026.
Lalu, Seberapa Besar Kontribusinya buat PTPP?
Berdasarkan laporan kinerja terakhir, kontribusi proyek-proyek infrastruktur maritim dan logistik masih menjadi salah satu pendorong utama backlog perseroan.
Hingga akhir kuartal III 2025, nilai order book PTPP tercatat lebih dari Rp45 triliun, dengan sekitar 60 persen berasal dari proyek pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN), termasuk proyek strategis nasional (PSN) seperti Patimban, IKN, dan bendungan di Kalimantan serta Nusa Tenggara.
Patimban juga menjadi proyek penting bagi strategi PTPP untuk memperkuat posisi di sektor EPC dan infrastruktur transportasi laut.
Proyek yang didanai melalui kerja sama pemerintah dan Jepang (JICA) ini menegaskan kemampuan kontraktor nasional dalam menangani proyek berskala besar dan berstandar internasional.
Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2024, pendapatan konsolidasian PTPP tercatat sekitar Rp25,5 triliun dengan porsi terbesar dari jasa konstruksi.
Jika dibandingkan, nilai kontrak Patimban senilai Rp5,48 triliun setara 12,1 persen dari total backlog yang dikelola perseroan pada 2025.
Dengan asumsi proyek berjalan penuh hingga akhir 2026 dan progres fisik rata-rata 25–30 persen per tahun, potensi realisasi pendapatan dari proyek Patimban dapat disimulasikan sebagai berikut:
| Tahun | Estimasi Progres Fisik | Pendapatan Potensial dari Patimban | Asumsi Kurs Rp/USD |
|---|---|---|---|
| 2025 | 25 persen dari total kontrak | ±Rp1,37 triliun | 15.500 |
| 2026 | 45 persen dari total kontrak | ±Rp2,47 triliun | 15.800 |
| 2027 | 30 persen (penyelesaian & finalisasi) | ±Rp1,64 triliun | 16.000 |
| Total | 100 persen | Rp5,48 triliun | — |
Dengan marjin laba kotor konstruksi 8–10 persen, proyek ini berpotensi menambah Rp438 miliar hingga Rp548 miliar terhadap laba kotor konsolidasi selama masa pengerjaan.
Apabila pendapatan tahunan PTPP stabil di kisaran Rp25–28 triliun, proyek Patimban dapat memberikan tambahan kontribusi sekitar 5–6 persen terhadap pendapatan tahunan konsolidasi pada 2025–2026.
Simulasi tersebut menggambarkan skala proyek Patimban yang signifikan bagi portofolio PTPP, terutama karena sumber pendanaan proyek ini berasal dari skema pinjaman luar negeri JICA yang menjamin kepastian pembayaran.
Statusnya sebagai PSN juga menjadikan proyek ini relatif aman dari risiko pembiayaan dan keterlambatan arus kas.
Proyek Patimban menjadi salah satu kontrak strategis yang berpotensi meningkatkan kinerja pendapatan 2026.
Dengan nilai kontrak Rp5,48 triliun, kontribusi proyek ini diperkirakan menambah sekitar 10–12 persen terhadap total nilai kontrak aktif sektor infrastruktur PTPP. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.