KABARBURSA.COM – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melaporkan telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp28,68 miliar untuk mendanai kegiatan eksplorasi sepanjang kuartal I 2025. Fokus eksplorasi diarahkan pada area tambang aktif di wilayah Tanjung Enim, Sumatera Selatan, mencakup lima blok utama: Air Laya, Banko Tengah A, Banko Tengah B, Banko Barat, dan Muara Tiga Besar.
Kegiatan eksplorasi dilakukan oleh tim internal PTBA bersama pihak ketiga, termasuk PT Sucofindo, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengeboran, logging geofisika, serta pengujian kualitas batubara dan batuan. Laporan ini disampaikan PTBA dalam rangka pemenuhan kewajiban keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia.
Porsi terbesar dari dana eksplorasi dialokasikan untuk pengeboran di area Air Laya dan Banko Tengah B. Pengeboran dilakukan di 49 titik dengan total kedalaman 9.648 meter, ditambah pengeboran lanjutan di 43 titik sejauh 8.397 meter. Total kedalaman pengeboran eksplorasi selama triwulan ini mencapai hampir 18.000 meter.
Metode yang digunakan mencakup teknik coring dan open hole drilling, serta logging geofisika, yang bertujuan memperluas coverage area eksplorasi dan mengonfirmasi kualitas lapisan batubara. PTBA juga mengonfirmasi kegiatan ini ditujukan untuk pembaruan model geologi (updating geological model) sebagai dasar rencana produksi jangka menengah.
Eksplorasi tidak hanya fokus pada pengeboran, tetapi juga pada pengambilan sampel batubara dan batuan. Di area Muara Tiga Besar hingga Banko Tengah B, tim eksplorasi mengambil:
- 1.112 conto batubara untuk analisis kualitas,
- 238 conto batuan inti (intibor) untuk uji keasaman batuan, dan
- 401 conto tambahan untuk uji mekanika batuan.
Hasil ini akan digunakan untuk mendukung akurasi kontrol kualitas tambang aktif serta evaluasi desain tambang lanjutan.
PTBA juga melanjutkan kegiatan monitoring Top of Coal (ToC) dan Bottom of Coal (BoC) di zona tambang aktif seluas 471 hektare. Program ini penting dalam menentukan batas atas dan bawah lapisan batubara (seam boundary), yang berdampak langsung pada efisiensi desain penambangan dan estimasi cadangan operasional.
Selain eksplorasi teknis di lapangan, PTBA juga mencatat belanja eksplorasi non-fisik sebesar Rp2,81 miliar, yang digunakan untuk kegiatan pendukung seperti pengelolaan database eksplorasi, lisensi software geologi, dan dokumentasi administratif lainnya.
Langkah ini menunjukkan bahwa perusahaan juga memperkuat fondasi digital dan sistem informasi geologinya, mendukung inisiatif peningkatan akurasi data serta pengambilan keputusan berbasis teknologi.
Dalam laporannya, PTBA menegaskan bahwa program eksplorasi akan terus berlanjut sepanjang tahun 2025. Beberapa rencana lanjutan termasuk:
- Pengeboran lanjutan di Unit Pertambangan Ombilin (UPO) yang dijadwalkan mulai semester II 2025.
- Kegiatan eksplorasi di blok E02 wilayah Timur-Selatan Kalimantan oleh anak usaha PTBA, PT Internasional Prima Coal (PT IPC).
Eksplorasi ini bertujuan menjaga keberlanjutan cadangan batubara dan mendukung roadmap produksi jangka menengah PTBA yang selama ini dikenal disiplin dalam pengelolaan sumber daya.
Dengan ekspansi eksplorasi yang berfokus pada tambang aktif dan pemutakhiran model geologi, PTBA menunjukkan komitmen untuk mempertahankan kinerja produksi jangka panjang di tengah tantangan sektor batubara global. Di sisi lain, efisiensi dalam belanja eksplorasi juga mencerminkan pengelolaan modal kerja yang disiplin, faktor yang penting dalam menjaga return on capital perusahaan.
Meskipun harga batubara global mengalami fluktuasi, cadangan operasional yang terbarukan secara berkala memberi sinyal kepada pasar bahwa PTBA berada dalam posisi kuat untuk mempertahankan volume produksi dan membangun resiliensi terhadap tekanan harga.
Saham PTBA Tunjukkan Sinyal ini
Di pasar modal, saham PTBA terpantau stagnan di harga Rp2.780 per Kamis, 24 April 2025 pukul 14:36 WIB. Namun dari sisi teknikal, seluruh indikator utama mengarah pada sinyal “Sangat Beli” (Strong Buy), baik dari indikator momentum maupun moving average.
Berdasarkan indikator teknikal yang dihimpun pada pukul 07:19 GMT, Relative Strength Index (RSI) berada di 66,7, mengindikasikan momentum beli masih kuat. Indikator MACD (12,26) juga menguat di zona positif (60,45), didukung oleh ADX (14) sebesar 34,23, mengonfirmasi tren yang sedang berkembang kuat. Beberapa indikator seperti Stochastic RSI (100) dan Williams %R (-5,76) menunjukkan saham berada dalam kondisi overbought, namun belum mencapai titik jenuh teknikal.
Sementara itu, indikator Moving Average menunjukkan konsistensi tren naik jangka pendek hingga jangka panjang. Semua rata-rata pergerakan harian dari MA5 hingga MA200 berada di bawah harga saat ini, yang berarti sinyal teknikal 100 persen mendukung posisi beli. MA5 berada di Rp2.758, sementara MA200 sudah menembus Rp2.713, memperkuat posisi PTBA dalam tren naik stabil.
Volume perdagangan harian tercatat 11,46 juta, sedikit di atas rata-rata 10,53 juta, menunjukkan minat pasar yang mulai meningkat. Pivot point harian berada di Rp2.787, dan resistance teknikal berikutnya diperkirakan berada di kisaran Rp2.814 hingga Rp2.847. Jika harga mampu menembus level ini, potensi penguatan lanjutan terbuka hingga ke area psikologis Rp2.870.
Dengan dukungan teknikal yang kuat dan rencana eksplorasi berkelanjutan yang solid, saham PTBA berada dalam posisi yang menarik bagi investor yang mengincar sektor batu bara dengan pendekatan fundamental yang sehat dan sinyal teknikal yang valid. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.