KABARBURSA.COM - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berencana untuk mengeluarkan Obligasi Berkelanjutan IV PTPP Seri I Tahun 2024 dengan jumlah pokok Rp434,62 miliar. Obligasi ini merupakan bagian dari serangkaian penawaran umum dengan target pengumpulan dana sebesar Rp3 triliun.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), surat utang ini akan diterbitkan tanpa dokumen fisik, kecuali sertifikat jumbo obligasi yang akan dikeluarkan oleh perseroan atas nama KSEI, sebagai bukti utang kepada pemegang obligasi. Bunga obligasi ini sebesar 10,25 persen per tahun dengan tenor selama tiga tahun, mulai dari tanggal emisi. Pembayaran bunga obligasi akan dilakukan setiap tiga bulan sejak tanggal emisi sesuai dengan jadwal pembayaran yang ditentukan.
Pembayaran bunga obligasi pertama dijadwalkan pada tanggal 28 September 2024, sedangkan pembayaran bunga terakhir dan jatuh tempo obligasi akan dilakukan pada tanggal 28 Juni 2027. Manajemen menyatakan bahwa Obligasi Berkelanjutan IV Seri II dan/atau seri-seri berikutnya akan diumumkan kemudian dalam prospektus.
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penawaran obligasi ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, akan dipergunakan untuk pelunasan sebagian pokok Obligasi Berkelanjutan III PTPP Tahap 1 Tahun 2021 Seri A. Jumlah pokok Obligasi Berkelanjutan III PTPP Tahap 1 Tahun 2021 Seri A sebesar Rp850 miliar. Tingkat bunga 8,50 persen dengan jatuh tempo tanggal 2 Juli 2024.
Dana Obligasi Berkelanjutan III PTPP Tahap 1 Tahun 2021 Seri A ini sebesar Rp1,04 triliun digunakan untuk melakukan pelunasan pokok Obligasi Berkelanjutan II PTPP Tahap I Tahun 2018 Seri A. Sisanya digunakan sebagai modal kerja Perseroan. “Sesuai dengan bidang usaha PTPP di jasa konstruksi, modal kerja Perseroan yang dimaksud dalam rencana penggunaan dana penerbitan Obligasi adalah untuk mendanai kegiatan usaha jasa konstruksi terutama untuk pembayaran upah pekerja, supplier material dan vendor subkontraktor,” kata manajemen.
Jumlah pokok Obligasi Berkelanjutan III PTPP Tahap 1 Tahun 2021 Seri A yang dibayarkan dari hasil Obligasi Berkelanjutan IV PTPP Tahap I Tahun 2024 adalah sekitar Rp430,29 miliar. Sehingga, saldo utang Obligasi Berkelanjutan III PTPP Tahap 1 Tahun 2021 Seri A setelah dibayar dari hasil Obligasi Berkelanjutan IV PTPP Tahap I Tahun 2024 adalah sekitar Rp419,70 miliar. Ini akan dibayarkan menggunakan kas internal Perseroan.
Sedangkan, untuk pembayaran bunga dari Obligasi Berkelanjutan III PTPP Tahap I Tahun 2021 Seri A, yang dibayarkan pada tanggal jatuh tempo tidak termasuk dalam penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi ini. “Pembayaran bunga dari Obligasi Berkelanjutan III PTPP Tahap I Tahun 2021 Seri A juga akan menggunakan kas internal perusahaan,” papar manajemen.
Berikut jadwal penawaran umum Obligasi Berkelanjutan IV PTPP Tahap I Tahun 2024.
Masa penawaran umum: 26 Juni 2024
Tanggal penjatahan: 27 Juni 2024
Tanggal pembayaran dari investor: 27 Juni 2024
Tanggal pengembalian uang pemesanan: 28 Juni 2024
Tanggal distribusi obligasi secara elektronik: 28 Juni 2024
Tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia: 1 Juli 2024
Obligasi Kata Analis
Meskipun era suku bunga tinggi masih berlanjut, penerbitan obligasi korporasi tetap dianggap cukup positif saat ini. Analis Fixed Income dari Sucorinvest Asset Management, Alvaro Ihsan, menyatakan bahwa penerbitan obligasi masih cukup aktif, mengingat kebutuhan perusahaan untuk melakukan refinancing atas liabilitasnya meskipun suku bunga masih tinggi. "Beberapa perusahaan juga menerbitkan obligasi korporasi untuk kebutuhan modal kerja dan investasi," ujarnya.
Beberapa emiten yang akan menerbitkan obligasi antara lain PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL). Namun, berdasarkan data Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit korporasi tumbuh 1,38 persen pada Mei 2024 menjadi Rp3.882,4 triliun dari bulan April 2024.
Sementara berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) jumlah nilai penerbitan obligasi korporasi turun 1,29 persen menjadi Rp420,3 triliun dari bulan sebelumnya Rp421,59 triliun. Namun dari jumlah efek, KSEI mencatat ada penambahan di Mei menjadi 766 efek dari bulan April 2024 sebanyak 759 efek.
Di tengah kondisi suku bunga yang tinggi, investor dapat meraih peluang memasuki yield yang lebih tinggi di pasar obligasi korporasi. "Namun, perlu memperhatikan kondisi fundamental & rating kredit dari emiten terkait," sambungnya.
Obligasi yang memiliki fundamental yang baik tentu berada di kisaran rating AAA hingga AA. Saat ini memiliki spread terhadap SBN untuk tenor 3 tahun sebesar 60-66bps untuk AAA dan 118-122 bps untuk AA. "Risiko terdapat pada obligasi korporasi dengan rating yang rendah karena suku bunga yang tinggi akan berdampak pada penurunan profil kredit, termasuk kemampuan membayar beban keuangan dan nominal jatuh tempo," imbuhnya. (*)