Logo
>

PTPP Terbitkan Obligasi Nyaris Setengah Triliun, Cek Jadwalnya

Ditulis oleh Yunila Wati
PTPP Terbitkan Obligasi Nyaris Setengah Triliun, Cek Jadwalnya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) akan menawarkan surat utang senilai Rp434,62 miliar. Penerbitan surat utang ini adalah bagian tidak terpisahkan dari obligasi berkelanjutan IV dengan proyeksi Rp3 triliun. Di tahap pertama, obligasi dibalut bunga 10,25 persen per tahun berdurasi tiga tahun.

    Bunga obligasi ini nantinya dibayarkan setiap tiga bulan sejak tanggal emisi, sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi. Pembayaran pertamanya dilakukan pada 28 September 2024, sedangkan untuk pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasinya adalah pada 28 Juni 2027.

    Agar aksi korporasi ini berjalan lancar, PTPP telah menunjuk sejumlah perusahaan sekuritas ternama, seperti PT BNI Sekuritas, PT BRO Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM), PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, dan PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia. Sebagai wali amanat, dipilih PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR).

    Berikut ini jadwal penerbitan obligasi PTPP:

    • Tanggal efektif: 24 Juni 2024
    • Masa Penawaran Umum: 26 Juni 2024
    • Tanggal Penjatahan: 27 Juni 2024
    • Tanggal Pembayaran dari Investor: 27 Juli 2024
    • Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan: 28 Juni 2024
    • Tanggal Distribusi Obligasi secara Elektronik: 28 Juni 2024
    • Tanggal Pencatatan di BEI: 1 Juli 2024

    Kontrak Baru PTPP di Awal Juni

    Sementara itu, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, ( PTPP) sebagai salah satu BUMN Konstruksi dan Investasi terkemuka di Indonesia berhasil mencatatkan nilai kontrak baru senilai Rp8,9 triliun hingga periode Mei 2024. Pencapaian tersebut meningkat sebesar 31,35 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (yoy) senilai Rp6,7 triliun.

    Perolehan nilai kontrak tersebut didominasi oleh proyek dengan sumber dana Pemerintah sebesar 53,02 persen , BUMN sebesar 32,49 persen dan dari sumber dana Swasta sebesar 14,49 persen.

    Adapun perolehan nilai kontrak tertinggi yaitu pada sektor Jalan dan Jembatan dengan presentase mencapai 55,06 persen, Sektor Gedung sebesar 39,30 persen, Pelabuhan sebesar 3,84 persen, Industri sebesar 1,09 persen , Oil & Gas sebesar 0,53 persen dan Power Plant sebesar 0,18 persen.

    Pencapaian perolehan nilai kontrak PTPP pada Mei 2024 adapun diantaranya yaitu Proyek Peningkatan Jalan di dalam KIPP Ibu Kota Nusantara, Kawasan West Residence sebesar Rp732 miliar, Proyek Portsite Accomodation Complex Construction Freeport sebesar Rp326 miliar, serta perolehan kontrak baru dari Anak Perusahaan sebesar Rp1,36 triliun.

    Melansir laporan keuangannya, PTPP mencatat laba bersih sebesar Rp481,37 miliar. Ini menandai peningkatan sebesar 77,17 persen dari laba tahun sebelumnya yang mencapai Rp271,69 miliar. Sedangkan berdasarkan data yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan PTPP juga mengalami peningkatan pada tahun lalu.

    Di akhir 2023, pendapatannya mencapai Rp18,46 triliun. Meskipun terjadi penurunan sebesar 2,41 persen dari pendapatan tahun sebelumnya yang mencapai Rp18,92 triliun, pencapaian ini masih menunjukkan ketahanan perusahaan.

    Peningkatan pendapatan PTPP terutama didorong oleh kinerja positif dalam sektor EPC yang mengalami kenaikan sebesar 90,2 persen secara tahunan, mencapai Rp2,2 triliun. Di samping itu, pendapatan dari sektor properti dan real estate juga meningkat sebesar 13,3 persen menjadi Rp2,2 triliun. Namun demikian, terdapat penurunan pada pendapatan kontribusi terbesar, yaitu dari sektor jasa konstruksi, yang mengalami penurunan sebesar 3,9 persen secara tahunan, menjadi Rp14,7 triliun.

    Meskipun demikian, performa positif PTPP dalam sektor lainnya turut menunjukkan keragaman portofolio dan ketahanan bisnis perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar.

    PT PP (Persero) Tbk (PTPP) sendiri berhasil memperoleh kontrak baru senilai Rp4,9 triliun selama kuartal pertama 2024. “Nilai kontrak baru pada kuartal I hampir mencapai Rp5 triliun, yaitu Rp4,9 triliun. Beberapa proyek yang sedang dalam proses tender akan dimulai pada kuartal II 2024,” ujar Direktur Utama Novel Arsyad, April lalu.

    Hingga saat ini, PTPP telah memiliki total kontrak senilai Rp11,23 triliun di Ibu Kota Negara (IKN).

    Direktur Operasi Infrastruktur PTPP, Yul Ari Pramuraharjo, mengungkapkan bahwa beberapa paket kontrak di IKN telah dimulai. Ini termasuk Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1 senilai Rp100 miliar dan KIPP 2 senilai Rp335 miliar. “Infrastruktur untuk kedua proyek tersebut telah selesai 100 persen. Kami berharap untuk menyelesaikannya pada 17 Agustus 2024,” ujar Yul.

    Yul juga menjelaskan, PTPP sedang mengerjakan proyek konstruksi lainnya, termasuk Bandara VVIP, Tol 3B, Sumbu Kebangsaan Barat, dan Tol 6C.

    Selain proyek-proyek infrastruktur, PTPP juga aktif dalam pembangunan gedung-gedung penting seperti Istana Presiden, Kantor Presiden, rusun ASN-Hankam, komplek perkantoran Bank Indonesia (BI), dan Gedung Kementerian PUPR.

    PTPP mencatat laba sebesar Rp481,37 miliar pada tahun lalu, meningkat 77,17 persen dari tahun sebelumnya. Pendapatan juga naik menjadi Rp18,46 triliun pada tahun yang sama.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79