KABARBURSA.COM - PT Petrosea Tbk (PTRO) kembali menjadi sorotan pasar setelah pemegang saham pengendalinya, PT Kreasi Jasa Persada, meningkatkan kepemilikannya dalam dua transaksi berturut-turut di awal Maret 2025.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis pada Selasa, 11 Maret 2025, PT Kreasi Jasa Persada melakukan pembelian tambahan sebanyak 48.545.800 lembar saham PTRO pada tanggal 6 dan 7 Maret dengan harga rata-rata Rp3.306,84 per saham.
Langkah ini menyusul transaksi sebelumnya pada tanggal 4 dan 5 Maret, di mana perusahaan yang sama telah mengakuisisi 39.718.000 lembar saham dengan harga rata-rata Rp3.030,66 per saham.
Dengan tambahan akumulasi saham tersebut, kepemilikan PT Kreasi Jasa Persada di Petrosea meningkat menjadi 4,27 miliar lembar saham atau setara dengan 42,394 persen, dari sebelumnya 4,22 miliar lembar saham atau 41,913 persen.
Peningkatan kepemilikan ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mempertahankan kontrol strategis atas Petrosea, dengan tujuan investasi jangka panjang.
Namun, meskipun aksi korporasi ini mencerminkan optimisme pemegang saham pengendali terhadap prospek Petrosea, pergerakan harga saham PTRO justru mengalami tekanan di pasar. Pada perdagangan hari ini, saham PTRO melemah 4 persen atau turun Rp140 ke level Rp3.040 per lembar.
Tekanan jual di pasar mungkin mencerminkan respons investor terhadap dinamika pasar yang lebih luas atau aksi ambil untung setelah kenaikan harga saham sebelumnya.
Secara keseluruhan, peningkatan kepemilikan saham oleh PT Kreasi Jasa Persada menegaskan keyakinan terhadap fundamental Petrosea ke depan. Namun, fluktuasi harga saham tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan, terutama di tengah volatilitas pasar yang terus berlangsung.
Adakah Potensi Rebound?
Tren pergerakan saham PTRO dalam beberapa hari terakhir menunjukkan kecenderungan melemah dengan tekanan jual yang masih dominan. Berdasarkan analisis teknikal, harga saham PTRO telah turun secara bertahap dan saat ini berada di bawah rata-rata pergerakan 10 hari (MA10) dan 50 hari (MA50), yang menandakan tren bearish masih berlanjut.
Indikator Relative Strength Index (RSI) berada di level 34,2, mendekati wilayah oversold, tetapi belum cukup rendah untuk menandakan potensi pembalikan tren yang kuat.
Sementara itu, Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang masih negatif dan berada di bawah garis sinyal menunjukkan bahwa tekanan jual masih cukup dominan dan momentum penurunan belum mereda.
Bollinger Bands menunjukkan harga bergerak mendekati batas bawahnya, yang bisa menjadi area support sementara. Namun, jika tekanan jual terus berlanjut dan harga menembus batas bawah ini, potensi breakdown menuju level support berikutnya di sekitar Rp2.890 bisa terjadi.
Meskipun tren bearish masih kuat, ada kemungkinan rebound teknikal dalam jangka pendek jika saham menunjukkan tanda-tanda stabilisasi di level support. Resistance terdekat berada di sekitar MA10 di level Rp3.225, yang akan menjadi acuan untuk melihat apakah harga mampu mengalami pemulihan atau tetap tertekan.
Dengan volatilitas yang cukup tinggi (ATR 297), pergerakan harga bisa cukup signifikan dalam waktu dekat.
Bagi investor, pendekatan yang lebih konservatif adalah menunggu konfirmasi pembalikan tren sebelum masuk ke pasar. Jika terjadi kenaikan harga disertai dengan peningkatan volume perdagangan, ini bisa menjadi sinyal bahwa tekanan jual mulai mereda dan ada peluang rebound.
Namun, jika harga terus bergerak turun dan menembus level support penting, risiko pelemahan lebih lanjut masih terbuka. Investor yang mencari peluang jangka panjang dapat mempertimbangkan untuk masuk secara bertahap saat harga berada di area support kuat, sementara trader jangka pendek sebaiknya tetap berhati-hati dan menghindari spekulasi sebelum adanya sinyal teknikal yang lebih jelas.
Potensi PTRO di 2025
Memasuki tahun 2025, ada momentum positif untuk PTRO setelah melaksanakan aksi pemecahan nilai nominal saham atau stock split yang disambut baik oleh pasar. Saham PTRO mencatat kenaikan 5,11 persen ke level Rp2.880 per saham pada hari pertama setelah penerapan harga baru pasca stock split. Langkah ini dilakukan dengan rasio 1:10, sehingga nilai nominal saham yang sebelumnya Rp50 menjadi Rp5 per saham.
Stock split ini tidak hanya meningkatkan likuiditas saham PTRO, tetapi juga memperluas basis investor dan menjaga stabilitas harga di level yang lebih terjangkau. Keputusan ini telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 16 Desember 2024. Dengan harga teoritis baru sebesar Rp2.740 per saham, PTRO diharapkan dapat menarik lebih banyak minat dari pelaku pasar.
Dari sisi fundamental, PTRO memiliki prospek kinerja yang menjanjikan di 2025. Outlook harga komoditas tambang yang diperkirakan membaik menjadi katalis utama yang dapat mendongkrak pendapatan perusahaan.
Diversifikasi portofolio bisnis yang dilakukan PTRO juga menjadi nilai tambah dalam mempertahankan stabilitas keuangan dan pertumbuhan jangka panjang. Selain itu, kontrak-kontrak yang telah diamankan pada tahun sebelumnya memberikan kepastian kontribusi pendapatan yang solid bagi perusahaan.
Sejumlah analis melihat saham PTRO masih menarik untuk dikoleksi, meskipun pelaku pasar disarankan tetap berhati-hati mengingat lonjakan harga saham yang cukup signifikan sepanjang 2024, mencapai kenaikan hingga 426,19 persen.
Dari sudut pandang teknikal, tren harga PTRO masih dalam fase uptrend. Setelah stock split, saham ini dinilai masih memiliki ruang untuk melanjutkan penguatan, dengan target harga berkisar antara Rp3.000 hingga Rp3.500 per saham.
Indikator teknikal menunjukkan PTRO masih mampu bertahan di atas MA20 dengan volume perdagangan yang relatif besar. Ini menandakan adanya kekuatan beli yang cukup untuk menopang harga di level yang lebih tinggi.
Analis merekomendasikan strategi trading buy dengan mempertimbangkan support di Rp2.738 dan resistance di Rp3.000, dengan target harga di kisaran Rp3.050 hingga Rp3.100 per saham.
Dengan fundamental yang kuat, prospek sektor pertambangan yang positif, serta sentimen dari stock split yang mendukung likuiditas dan stabilitas harga, PTRO berpotensi menjadi salah satu saham yang menarik untuk diperhatikan di tahun 2025.
Para investor tetap perlu mencermati pergerakan harga serta faktor eksternal yang dapat mempengaruhi sektor energi, tetapi secara keseluruhan, PTRO memiliki pijakan yang solid untuk mempertahankan tren positifnya dalam jangka menengah hingga panjang.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.