KABARBURSA.COM - PT Petrosea Tbk (PTRO) resmi menandatangani kontrak bernilai besar untuk menggarap proyek tambang milik Reko Diq Mining Company (Private) Limited, perusahaan berbasis Karachi, Pakistan.
Nilai awal perjanjian tersebut diperkirakan mencapai USD26,2 juta atau sekitar Rp432 miliar dengan estimasi masa pengerjaan selama 10 bulan.
Presiden Direktur Petrosea, Michael, menuturkan bahwa kesepakatan ini menjadi tonggak penting dalam ekspansi bisnis perseroan, khususnya pada lini jasa Engineering, Procurement & Construction (EPC). Langkah ini juga memperluas cakupan klien Petrosea ke luar negeri sebagai upaya mendorong pertumbuhan yang beragam dan berkelanjutan.
Dalam proyek ini, Petrosea bersama anak usahanya, Petrosea Solutions Pakistan (Private) Limited — yang sepenuhnya dimiliki perseroan — akan melaksanakan layanan EPC untuk tambang emas dan tembaga Reko Diq, salah satu proyek tambang terbesar di dunia.
Ruang lingkup pekerjaan mencakup pembangunan fondasi beton untuk fasilitas dry plant dan wet plant, infrastruktur pendukung nonproses, hingga pekerjaan tanah terperinci (detailed earthworks).
Melalui anak usaha barunya, Hafar, Petrosea juga terus memperluas portofolio ke sektor EPCI lepas pantai terpadu. Strategi ini sejalan dengan visi jangka panjang perusahaan untuk menjadi penyedia jasa energi dan pertambangan terintegrasi di kawasan regional.
Mengakuisisi Mayoritas Saham Singapore Bulk Plant & Logistics
Tidak berhenti di sana, Petrosea kembali melangkah lebih jauh. Perseroan menandatangani non-binding term sheet untuk mengakuisisi mayoritas saham Singapore Bulk Plant & Logistics Pte. Ltd. (SBPL), kontraktor plant civil engineering, konstruksi, dan pemeliharaan berbasis di Singapura.
Langkah ini mempertegas ekspansi Petrosea setelah sebelumnya masuk ke bisnis lepas pantai melalui akuisisi Hafar, serta memperluas operasi regional di Papua Nugini lewat HBS.
SBPL dikenal berpengalaman dalam proyek fasilitas kimia, terminal tangki, hingga infrastruktur minyak dan gas darat. Portofolionya mencakup proyek piling dan sipil di Pulau Bukom (eks Shell Eastern Petroleum, kini Aster Chemicals & Energy milik CAP/TPIA–Glencore), pembangunan instalasi pengolahan limbah cair, serta ekspansi terminal penyimpanan Stolthaven di Singapura.
Menurut riset Henan Putihrai Sekuritas (HPS), aksi korporasi ini dapat menjadi pilar baru Petrosea di kawasan Asia Pasifik. “SBPL berpotensi menjadi pusat engineering, procurement, dan quality assurance berstandar internasional bagi PTRO di Singapura, Papua Nugini, dan Indonesia,” tulis HPS Research dalam laporannya, Rabu, 24 September 2025.
Kombinasi kekuatan SBPL di sektor onshore civil & maintenance dengan Hafar di bidang offshore/EPCI menempatkan Petrosea sebagai penyedia jasa terintegrasi darat dan laut. Model bisnis ini dinilai akan mempertebal margin keuntungan perusahaan.
“Secara historis, margin proyek oil and gas, khususnya EPCI dan maintenance, jauh lebih tinggi dibandingkan kontrak pertambangan konvensional,” tulis HPS.
Bagi investor, akuisisi SBPL membuka potensi pendapatan berulang (recurring income) dari kontrak pemeliharaan dan plant shutdown reguler. HPS memperkirakan tambahan EBITDA bagi grup dapat mencapai USD8–15 juta per tahun dalam 12–24 bulan setelah transaksi selesai, tergantung kemampuan perseroan memenangkan proyek baru.
Dari sisi fundamental, performa Petrosea menunjukkan momentum positif. Pada 2024, pendapatan tercatat sekitar USD690 juta dengan EBITDA mencapai USD106 juta. Sementara kinerja semester I 2025 yang diannualisasi menunjukkan peningkatan signifikan: pendapatan menembus USD860 juta, EBITDA melonjak ke USD195 juta, dan laba bersih mencapai USD36–38 juta. Total backlog perusahaan kini lebih dari USD4,2 miliar, setara lima tahun pendapatan.
Dengan prospek margin yang kian solid, pendapatan berulang yang mulai terbentuk, serta sinergi darat–laut yang semakin kuat, akuisisi SBPL menjadi katalis positif bagi saham PTRO.
Bagi pelaku pasar jangka pendek, kabar ini menjadi pemicu sentimen positif. Sementara bagi investor jangka menengah hingga panjang, langkah strategis ini memperkokoh kualitas laba dan memperluas jejak Petrosea di lanskap industri energi dan pertambangan Asia Pasifik. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.