KABARBURSA.COM - Publik semakin percaya diri atas kemungkinan penurunan suku bunga yang dilakukan bank sentral AS, the Fed. Karena itu, kondisi Wall Street kian bergejolak. Pada perdagangan Rabu, 17 Juli 2024, dua indeks utama Wall Street, S&P 500 dan Nasdaq Komposit, dibuka melemah seiring aksi jual saham teknologi oleh investor yang melakukan rotasi portofolio.
S&P 500 mencatatkan penurunan 1,1 persen, sementara Nasdaq yang didominasi saham teknologi anjlok 2,2 persen. Namun, indeks Dow Jones justru mengalami kenaikan tipis sebesar 0,3 persen, didorong oleh lonjakan saham UnitedHealth yang meroket 3 persen.
Raksasa teknologi seperti Apple, Meta, dan Netflix mengalami penurunan lebih dari 2 persen karena investor mulai menarik keuntungan setelah reli panjang yang dialami saham-saham ini. Sektor semikonduktor juga terkena dampak signifikan setelah laporan bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan pembatasan perdagangan yang lebih ketat untuk perusahaan yang memberikan akses teknologi AS ke China.
ETF VanEck Semiconductor (SMH) merosot sekitar 4 persen setelah laporan tersebut. Saham Nvidia dan Taiwan Semiconductor yang terdaftar di AS masing-masing kehilangan sekitar 4 persen dan 2 persen.
Di sisi lain, indeks Russell 2000 mengalami sedikit kenaikan dan berada di jalur untuk sesi kemenangan keenam berturut-turut, dengan kenaikan lebih dari 12 persen selama lima hari perdagangan terakhir. Ini menunjukkan peralihan minat investor ke saham-saham berkapitalisasi kecil seiring meluasnya reli pasar.
Sebaliknya, Nasdaq telah merosot lebih dari 1 persen dalam periode yang sama karena aksi ambil untung dari saham-saham teknologi yang telah mencatatkan kenaikan besar sepanjang tahun ini.
Rotasi portofolio ini terjadi karena para pedagang semakin optimis terhadap kemungkinan penurunan suku bunga, yang diharapkan akan menguntungkan perusahaan-perusahaan berkapitalisasi kecil dan mereka yang memiliki biaya pendanaan lebih tinggi. Perdagangan berjangka dana Fed menunjukkan kemungkinan 100 persen bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada bulan September, menurut alat CME FedWatch.
"Orang-orang sebenarnya hanya menjual sebagian saham-saham megacaps, mengambil sebagian keuntungan, dan membeli beberapa perusahaan yang lebih bersifat siklus. Saya tidak akan terkejut melihat hal ini berlanjut hingga pendapatan," kata Mike Dickson, kepala penelitian dan strategi kuantitatif di Horizon Investments.
Aksi Jual Saham Energi
Bergejolaknya Wall Street juga diduga akibat aktivitas jual saham energi yang sangat kuat. Laporan terbaru bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan pembatasan perdagangan yang lebih ketat sebagai bagian dari upaya pembatasan chip China telah memberikan tekanan besar pada saham semikonduktor. Pada perdagangan pre-market, saham Nvidia anjlok 3,8 persen, sementara saham ASML yang terdaftar di AS turun 8,2 persen.
Tidak hanya itu, saham Taiwan Semiconductor Manufacturing yang terdaftar di AS juga merosot 6,0 persen setelah calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, menyatakan bahwa Taiwan harus membayar AS untuk pertahanannya. Saham-saham semikonduktor lainnya seperti Marvell Technology, Broadcom, Qualcomm, Micron Technology, Advanced Micro Devices, dan Arm Holdings juga turun antara 3 persen hingga 4,7 persen.
Saham megacap yang termasuk dalam kelompok "Magnificent Seven" pun ikut tertekan. Apple, Microsoft, Meta Platforms, dan Tesla semuanya mengalami penurunan antara 1 persen hingga 2,1 persen. Potensi tindakan keras baru terhadap perdagangan China bisa menjadi pemicu negatif yang ditunggu-tunggu investor untuk mulai merealisasikan keuntungan di saham-saham teknologi, menurut Ahmed Azzar, analis pasar keuangan di Equiti Group.
Setelah reli besar-besaran di perusahaan-perusahaan teknologi sejak akhir tahun 2023, para investor mulai beralih dari perusahaan-perusahaan raksasa yang mahal ke sektor-sektor pasar yang kinerjanya kurang baik.
"Saya masih optimistis bahwa pasar tidak semahal yang dikhawatirkan, tapi karena kita terlalu jenuh beli (overbought), tekanan jual dalam jangka pendek kemungkinan akan berkembang," kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth.
Ia juga menyatakan ikut mengambil sejumlah keuntungan di sektor teknologi.
Taruhan yang lebih kuat pada penurunan suku bunga The Fed pada September serta meningkatnya ekspektasi bahwa mantan Presiden Donald Trump akan kembali ke Gedung Putih pada bulan November setelah upaya pembunuhan terhadapnya telah membantu mengangkat saham dalam beberapa sesi terakhir. Investor akan fokus pada komentar pejabat Fed, Thomas Barkin dan Christopher Waller, hari ini untuk mendapatkan petunjuk tentang bagaimana pembuat kebijakan menilai data ekonomi terkini.
Pejabat The Fed New York, John Williams, menyatakan dalam sebuah wawancara bahwa bank sentral semakin mendekati titik di mana mereka dapat mulai menurunkan suku bunga.(*)