KABARBURSA.COM - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja positif untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini, 2 hingga 6 September 2024. IHSG mengalami pertumbuhan sebesar 0,67 persen selama sepekan, menutup perdagangan pada level 7.721,84. Angka ini menunjukkan kenaikan dari penutupan pekan sebelumnya di level 7.670,73, dan mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pada 7.721,846.
Kapitalisasi pasar juga menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, naik 0,78 persen menjadi Rp13.217 triliun, dibandingkan dengan penutupan pekan lalu yang sebesar Rp13.114 triliun.
Namun, meski ada lonjakan di IHSG dan kapitalisasi pasar, terjadi penurunan signifikan pada rata-rata nilai transaksi harian bursa, yang turun 70,18 persen menjadi Rp10,69 triliun dari pekan lalu yang mencapai Rp35,86 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi harian juga menurun 6,44 persen, menjadi 1,12 juta kali transaksi, dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang mencapai 1,2 juta kali transaksi.
Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian bursa menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 13,27 persen, mencapai 21,98 miliar saham dibandingkan dengan pekan lalu yang tercatat 19,40 miliar saham.
Investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp1,03 triliun pada penutupan pekan ini. Dengan tambahan ini, total nilai beli bersih investor asing sepanjang tahun 2024 mencapai Rp30,99 triliun.
Ramal Capai 8.000
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini tengah berada dalam tren pertumbuhan yang mengesankan, bahkan mencetak rekor tertinggi beberapa kali sepanjang tahun ini. Hal ini memunculkan optimisme bahwa IHSG bisa mencapai level 8.000 pada akhir 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi, mengakui bahwa IHSG memang berada dalam jalur yang positif. Namun, ia mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap potensi sentimen negatif yang bisa mempengaruhi pertumbuhan hingga akhir tahun.
“Ini adalah situasi yang menantang. Kami belum berani menetapkan target 8.000 secara resmi, tetapi melihat optimisme dan sentimen positif yang terjadi di pasar global dan domestik, serta kinerja emiten yang baik, kenaikan indeks sangat mungkin terjadi,” ungkap Inarno dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner pada Jumat, 6 September 2024.
Ia juga menekankan pentingnya tetap waspada terhadap risiko koreksi, sentimen negatif, serta perubahan geopolitik dan perlambatan ekonomi global.
Selama Agustus 2024, optimisme terhadap IHSG semakin meningkat, dengan indeks mencapai rekor tertinggi sebanyak tujuh kali sepanjang tahun ini. Kinerja positif ini didorong oleh faktor-faktor global dan domestik, termasuk ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat. Selain itu, tren penguatan pasar di emerging markets, khususnya di pasar obligasi dan nilai tukar, turut memperkuat sentimen positif ini.
“Daya kerja ekonomi dan kinerja emiten juga mendukung optimisme ini,” tambah Inarno.
Di sisi lain, PT Mandiri Sekuritas telah menaikkan proyeksi IHSG untuk akhir tahun 2024 menjadi 7.800, dengan skenario bullish mencapai 8.000. Proyeksi ini meningkat dari estimasi sebelumnya di level 7.460, dengan skenario bullish 7.640. Adrian Joezer, Head of Equity Analyst and Strategy Mandiri Sekuritas, menyatakan bahwa penyesuaian proyeksi ini mempertimbangkan penurunan suku bunga oleh The Fed dan Bank Indonesia yang lebih agresif.
“Kuatnya imbal hasil menjadikan IHSG sebagai kelas aset yang menarik saat ini, dengan pendapatan 8 persen dan imbal hasil dividen 5 persen. Perbaikan cakupan pasar dan revisi laba yang positif untuk saham-saham berkapitalisasi besar dan menengah, serta penguatan nilai tukar rupiah pada kuartal ini, membuat IHSG tetap menarik,” jelas Adrian dalam keterangan tertulisnya, 3 September 2024.
Komentar BEI
Proyeksi yang menyebutkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan terus melesat hingga mencapai level 8.000 mendapat tanggapan dari Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman. Iman menegaskan bahwa IHSG bukanlah target utama BEI. Sebaliknya, IHSG lebih merupakan cerminan dari kondisi pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal.
“Kami memang tidak menjadikan IHSG sebagai target utama. Indeks ini dipengaruhi oleh banyak faktor dan hanya mencerminkan kondisi pasar,” ujar Iman dalam wawancara di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat, 6 September 2024.
Menurut Iman, fokus utama BEI adalah meningkatkan volume transaksi di bursa sebagai indikator keberhasilan. Meskipun IHSG mencapai rekor tertinggi dalam beberapa minggu terakhir, hal ini mencerminkan persepsi positif investor, khususnya investor asing, terhadap Indonesia. Faktor-faktor seperti kondisi global, ekonomi, geopolitik, dan persepsi investor memengaruhi pergerakan IHSG.
Iman menambahkan bahwa BEI lebih menekankan pada pertumbuhan transaksi sebagai ukuran kesuksesan.
“Bagi kami, yang penting adalah volume transaksi yang terus meningkat. IHSG hanya salah satu indikator dari kondisi pasar yang lebih luas,” pungkasnya.(*)