KABARBURSA.COM-Kemungkinan, hingga tahun 2025, perekonomian global masih akan dikelilingi oleh ketidakpastian yang meruncing.
Dampak dari kondisi tersebut kemungkinan akan menjadi penghambat bagi realisasi investasi yang telah ditetapkan pada tahun mendatang, yang mencapai target sebesar Rp 1.750 triliun.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan target tersebut dianggap terlalu ambisius mengingat berbagai tantangan yang masih dihadapi pada tahun depan. "Di antaranya adalah pelemahan ekonomi di negara-negara asal investasi, terutama China dan Jepang, yang berpotensi memengaruhi realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia," jelasnya Senin 4 Maret 2024.
"Bahkan penurunan harga komoditas dapat memperlambat investasi di sektor pertanian, perkebunan, dan pertambangan, sementara suku bunga masih tetap tinggi untuk jangka waktu yang cukup lama," ungkap Bhima.
Meskipun demikian, Bhima tetap melihat bahwa potensi investasi yang besar masih dapat dicapai jika pemerintah mampu mendorong realokasi investasi dari negara-negara seperti China, Jepang, dan Eropa ke Indonesia.
Ini bisa diwujudkan misalnya dengan mendorong pendirian pabrik-pabrik kendaraan listrik, industri energi terbarukan, dan industri daur ulang baterai untuk memindahkan produksinya ke Indonesia.
Namun, untuk mewujudkan realokasi investasi ini, pemerintah perlu menyusun formulasi dan strategi yang menarik bagi para investor, terutama dalam sektor manufaktur.
Pendapat yang senada juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal. Menurutnya, kondisi perekonomian global yang masih lesu akan menjadi tantangan bagi pencapaian target investasi di tahun 2025.
"Salah satu tantangan investasi adalah pertumbuhan global yang kemungkinan akan tetap lambat, mirip dengan situasi pada tahun 2024," ungkap Faisal.
Untuk memastikan realisasi investasi tetap berjalan sesuai rencana, pemerintah disarankan untuk terus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kerja dan memberikan kepastian kebijakan investasi, sehingga memudahkan investor yang berminat masuk ke pasar Indonesia.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.