KABARBURSA.COM - Proyek perpanjangan rute Layanan Rapid Transit (LRT) Jabodebek hingga mencapai Bogor, Jawa Barat, sebagai bagian dari upaya untuk meluaskan cakupan layanan ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) masih mengalami kendala dalam menemukan titik terang terkait kapan pembangunan akan dimulai.
Manager Public Relations LRT Jabodebek, Mahendro Trang Bawono, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, pihaknya belum menerima kabar terbaru mengenai kelanjutan proyek ini.
Katanya, pihak berwenang dan stakeholders terkait masih menunggu arahan dan keputusan yang lebih jelas, terutama setelah adanya pergantian pemerintahan yang dijadwalkan pada Oktober 2024.
"Semenjak pemilu belum ada perkembangan terkait LRT Jabodebek ke Bogor. Kita tunggu saja instruksi dari pemerintah. Proyek ini membutuhkan waktu dan perencanaan yang matang. Kemungkinan pembicaraan akan kembali intensif setelah Oktober, mengingat kita sudah setengah jalan dari waktu yang ditetapkan," ujar Mahendro, Rabu, 5 Juni 2024.
Meskipun belum ada kepastian waktu pembangunan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai regulator telah melakukan studi terkait rute perpanjangan LRT Jabodebek hingga Baranangsiang, Bogor.
Namun, studi ini perlu diperbarui dan disesuaikan dengan perkembangan terkini serta kondisi yang ada saat ini.
Menanggapi hal ini, Mahendro menegaskan bahwa PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, sebagai perusahaan yang berpotensi menjadi operator LRT Jabodebek di Bogor, siap untuk berperan jika ditunjuk oleh pemerintah.
Namun, ia menegaskan, perlunya studi yang lebih mendalam dan pemahaman yang komprehensif terkait proyek ini karena tantangan yang dihadapi, seperti waktu yang dibutuhkan dan biaya yang signifikan.
Dalam konteks regulasi, pembangunan LRT Jabodebek hingga Bogor sudah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 49 Tahun 2017.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal, menekankan pentingnya kajian terhadap trase atau jalur yang akan dilewati LRT Jabodebek sesuai dengan arahan yang ada.
Meski terdapat beberapa opsi terkait jalur yang akan diambil, seperti dekat terminal bus Baranangsiang, kawasan Ciawi, dan Tanah Baru, fokus saat ini lebih cenderung ke rute dekat Terminal Baranangsiang.
Rencana pembangunan jalur LRT Jabodebek ke arah Bogor diperkirakan akan mengikuti sisi Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi).
Dengan permasalahan dan tantangan yang masih dihadapi, termasuk ketidakpastian waktu dan perencanaan yang belum final, proyek perpanjangan LRT Jabodebek menuju Bogor masih menjadi titik fokus dan penantian bagi banyak pihak yang berharap untuk melihat kemajuan yang signifikan dalam upaya meningkatkan transportasi publik di wilayah Jabodebek.
Penumpang LRT 10 Juta
PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat jumlah penumpang LRT Jabodebek mengalami peningkatakan yang cukup signifikan.
Manager Public Relations LRT Jabodebek Mahendro Trang Bawono mengatakan, sejak diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 28 Agustus 2023 kini jumlah penumpang LRT Jabodebek telah tembus 10.169.356 orang.
Dia memaparkan, di hari kerja (weekday) rata-rata pengguna LRT Jabodebek sebanyak 45.287 orang. Dan, saat weekend jumlah penumpangnya sebanyak 29.592 orang.
“Jumlah pengguna tertinggi pada 2024 terjadi pada April 2024. LRT Jabodebek melayani sebanyak 1.402.933 penumpang,” kata Mahendro, Kamis, 9 Mei 2024.
Sementara, rekor jumlah penumpang terbanyak dalam satu hari terjadi pada 6 Mei 2024 dengan 69.705 penumpang.
Dia menyebut, Stasiun Dukuh Atas, Stasiun Harjamukti, Stasiun Kuningan, dan Stasiun Cikoko adalah stasiun yang paling banyak melayani pengguna pada bulan April, dengan total 1.301.445 pengguna.
Secara rinci dipaparkannya, pada Januari 2024, jumlah penumpang LRT Jabodebek sebanyak 1,20 juta orang. Kemudian, meningkat menjadi 1,26 juta orang pada Februari 2024, dan meningkat lagi pada Maret 2024 menjadi 1,38 juta orang.
“April 2024, jumlah pengguna LRT Jabodebek mencapai 1,40 juta penumpang. Angka ini meningkat 2 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan meningkat 16 persen dibandingkan Januari 2024,” terangnya.
Meski jumlah penumpang terus bertambah, KAI tetap berupaya agar bisa menarik masyarakat lebih banyak lagi untuk menggunakan LRT Jabodebek. Mengingat saat ini LRT Jabodebek baru mengoperasikan 20 rangkaian kereta (trainset) saat weekday dari total 31 trainset yang dimiliki.
Salah satunya dengan meningkatkan layanan LRT Jabodebek seperti penambahan perjalanan sehingga waktu tunggu antar kereta (headway) menjadi lebih singkat, hanya 5,5 menit pada jam sibuk di lintas Cawang-Dukuh Atas, dan 11 menit di lintas Jati Mulya-Cawang serta Harjamukti-Cawang.
Selain itu, lanjut Mahendro, pemeliharaan fasilitas serta keamanan di kereta dan di stasiun juga terus dilakukan demi menjaga kenyamanan pengguna.
“Kami berharap dengan adanya peningkatan di segala aspek pelayanan, dapat memberikan pelayanan terbaik untuk pengguna dan meningkatkan minat masyarakat menggunakan LRT Jabodebek,” ucapnya.
Sebagai informasi, mulai Mei 2024, total frekuensi perjalanan LRT Jabodebek saat weekday mencapai 336 perjalanan per hari dengan mengoperasikan 20 trainset.
Sementara saat weekend, frekuensi perjalanan LRT Jabodebek masih sama seperti bulan sebelumnya yakni sebanyak 260 perjalanan per hari karena trainset yang dioperasikan masih tetap sebanyak 18 trainset. (*)