KABARBURSA.COM - PT Petrosea Tbk (PTRO) mengumumkan perjanjian atau kesepakatan jasa pertambangan batu bara dengan PT Niaga Jasa Dunia (NJD) dan dan PT Bara Prima Mandiri (BPM).
"Perseroan menandatangani Term Sheet perjanjian pertambangan batu bara," kata Anto Broto, Corporate Secretary PTRO dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 November 2024.
Sebagai informasi, BPM merupakan pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi (IUP OP) yang berlokasi di Kabupaten Barito Selatan, Provinsin Kalimantan Tengah. Sedangkan NDJ adalah perusaaan yang berwenang mengoperasikan tambang dan perseroan yang juga merupakan kontraktor jasa pertambangan.
Ruang lingkup kerja sama antara ketiga perusahaan ini adalah pengupasan lapisan penutup dan penggalian batu bara. Sementara durasi perjanjian yang tertuang di dalam term sheet berlaku hingga 5 November 2024 sampai dengan 31 Desember 2032.
“Durasi perjanjian jasa pertambangan tersebut akan tunduk kepada pemenuhan persyaratan-persyaratan yang telah disepakati para pihak,” kata Anto.
Disebutkan, estimasi produksi lapisan penutup tersebut sebesar 135,46 juta BCM dan produksi batu bara sebesar 7,53 juta ton. Estimasi dari pekerjaan berdasarkan term sheet adalah sebesar Rp4,03 triliun.
Anto menyebut penandatanganan kerja sama ini memberikan dampak positif terhadap kelangsungan usaha perseroan serta meningkatkan kinerja operasional dan keuangan perusahaan.
Kinerja Keuangan PTRO
Dikutip dari laman Stockbit, PTRO menunjukkan performa keuangan yang variatif dalam beberapa tahun terakhir, mencerminkan tantangan dan potensi di sektor energi dan konstruksi.
Berdasarkan data per kuartal ketiga hingga 30 September 2024, perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih tahunan (annualised net income) sebesar Rp58 miliar, angka yang mengalami penurunan signifikan dibandingkan Rp188 miliar di tahun 2023.
Kendati demikian, PTRO tetap mampu mempertahankan nilai laba bersih positif, menunjukkan stabilitas perusahaan di tengah fluktuasi industri.
Pendapatan tahunan PTRO juga menunjukkan dinamika yang menarik, dengan total revenue atau pendapatan perusahaan mencapai Rp638 miliar pada tahun 2022, meskipun terjadi penurunan yang cukup tajam menjadi Rp188 miliar di tahun 2023.
Revenue di kuartal ketiga 2024 tercatat sebesar Rp68 miliar, sebuah capaian yang lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya.
Dari sisi laba per saham (EPS), jumlah saham yang beredar saat ini tercatat sebesar 1,01 miliar lembar saham. Dengan kapitalisasi pasar (market cap) mencapai Rp17,121 miliar dan enterprise value senilai Rp19,524 miliar, perusahaan mempertahankan daya tarik bagi para investor.
Anak Usaha Baru
Sebagai informasi, PTRO resmi membentuk anak usaha baru bernama PT Usaha Berlayar Lancar (UBL). Entitas ini berdiri berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.10, tertanggal 28 Oktober 2024, yang dibuat di hadapan Notaris Marliansyah, SH, M.Kn. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat 1 November 2024.
Pendirian UBL telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM RI dengan Nomor: AHU-0086389 AH.01.01.TAHUN 2024 pada 31 Oktober 2024, dengan modal dasar sebanyak 40.000 lembar saham bernilai nominal Rp40 miliar.
Komposisi kepemilikan saham di UBL adalah sebagai berikut: PIN memegang 3.000 lembar saham (30 persen), PT Armada Maritim Persada memiliki 4.000 lembar saham (40 persen), dan PT Bumi Artha Bahari sebesar 3.000 lembar saham (30 persen).
UBL didirikan untuk beroperasi dalam bidang pengangkutan dan pergudangan barang, dengan fokus pada layanan angkutan laut di perairan pelabuhan dalam negeri.
Anto menambahkan bahwa pendirian UBL diharapkan memberi dampak positif bagi PTRO, mendukung kegiatan bisnis, dan memperluas jaringan usaha sejalan dengan rencana strategis pengembangan PTRO.
PTRO juga mengumumkan ekspansi bisnis dengan belanja modal sebesar Rp6 triliun atau sekitar USD400 juta untuk pembelian peralatan pertambangan dari beberapa mitra, seperti PT United Tractors Tbk dan PT Trakindo Utama. Menurut Iman Darus Hikhman, Direktur Mining and Mine Services PTRO, investasi ini mendukung proyek baru dan berperan penting dalam strategi jangka panjang perusahaan.
Proyek tambang baru yang dioperasikan Petrosea di Kalimantan Tengah telah memulai tahap first cut, termasuk proyek di Barito Selatan untuk PT Multi Tambangjaya Utama dan di Kapuas untuk PT Pasir Bara Prima.
Sebagai penyedia layanan tambang terintegrasi, Petrosea menawarkan layanan mulai dari pertambangan kontrak hingga konsultasi teknis, serta menggunakan platform digital Minerva untuk memantau proyek secara real-time.
Petrosea juga mengutamakan keselamatan kerja dengan prinsip zero accident dan penerapan Good Corporate Governance (GCG). Langkah ekspansi ini diharapkan memperkuat posisi perusahaan di sektor pertambangan nasional. (*)