Logo
>

Refocusing Anggaran Rp7 Triliun Buat Petani Hadapi El Nino

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Refocusing Anggaran Rp7 Triliun Buat Petani Hadapi El Nino

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kementerian Pertanian mengalokasikan kembali anggaran sebesar Rp7 triliun untuk mendukung petani menghadapi El Nino dan kekeringan selama tiga bulan kritis, yakni Agustus, September, dan Oktober.

    Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengumumkan langkah ini setelah melaporkan situasi pangan nasional kepada Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa 11 Juni 2024.

    "Kami telah melakukan refocusing anggaran. Anggaran yang sebelumnya untuk pembangunan, perjalanan dinas, dan seminar, kami alihkan untuk pembelian benih, pompa, dan alat mesin pertanian untuk petani," ungkap Amran.

    Amran menjelaskan bahwa upaya ini akan difokuskan pada pemenuhan kebutuhan petani selama masa kritis tersebut untuk meningkatkan produksi pertanian. "Puncak kemarau terjadi pada Agustus, September, dan Oktober. Tiga bulan ini sangat krusial. November biasanya sudah mulai ada hujan," kata Amran.

    Presiden, lanjut Amran, menginstruksikan agar refocusing anggaran diselesaikan secepat mungkin untuk menghadapi musim kering ekstrem. Salah satu solusi cepat untuk mengatasi El Nino dan kekeringan adalah dengan pompanisasi, yaitu menyalurkan air menggunakan pompa dari sumber air ke lahan pertanian.

    "Saat ini realisasi pompa sudah mencapai sekitar 70 persen. Masih ada 30 persen yang harus diselesaikan. Jika semuanya terpasang, akan ada 25.000 pompa yang diharapkan bisa memitigasi risiko kekeringan," jelasnya.

    Presiden juga memerintahkan agar sisa 30 persen pengadaan pompa diselesaikan sebelum Agustus 2024. Fokus pengadaan pompa ini terutama di Pulau Jawa, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, serta Lampung, Sumsel, Sulsel, Kalsel, dan Kalteng, yang merupakan sentra produksi padi.

    "Di Pulau Jawa, terdapat sejumlah sumber air yang bisa dipompa seperti Sungai Bengawan Solo, Sungai Cimanuk, hingga Sungai Brantas. Solusi cepatnya adalah memompa air tersebut karena jika menggunakan pompa bisa langsung tanam, sementara cetak sawah membutuhkan waktu satu hingga tiga tahun. Saat ini kita butuh pangan segera, mengingat negara lain juga kekurangan pangan," tandas Amran.

    Indeks Pertanaman Padi

    Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian berupaya meningkatkan indeks pertanaman (IP) padi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa.

    “Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian berupaya meningkatkan IP padi di daerah Banyuasin dengan optimasi lahan rawa,” ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Ali Jamil.

    Ali menyatakan pihaknya telah melakukan peninjauan lokasi optimasi lahan rawa di Desa Srimenanti, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, bersama Pangdam II Sriwijaya. “Daerah ini memiliki lahan yang telah dioptimasi seluas 302 hektare,” ujarnya.

    Lahan tersebut dikelola oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Rejeki 1 dan Gapoktan Sumber Rejeki 2, yang semula hanya ditanami padi sekali dalam musim tanam (IP 100) dan biasanya dilanjutkan dengan penanaman jagung. Namun, setelah adanya optimasi lahan rawa, penanaman padi bisa dilakukan dua kali (IP 200).

    “Setelah panen padi pada Juni ini, maka dapat dilakukan percepatan tanam padi kembali sehingga menjadi IP 300. Penanaman padi di lokasi ini menggunakan varietas inpari 32,” ungkap Ali.

    Ali berharap, ketersediaan alat mesin pertanian (alsintan) seperti traktor roda empat dapat dioptimalkan untuk mengolah lahan. Selain itu, untuk SID yang sudah selesai clear and clean akan dilakukan percepatan pelaksanaan konstruksi, olah lahan, dan tanam untuk mengejar target pertanaman.

    “Kami bersama Pangdam II Sriwijaya sangat mengapresiasi kerja keras dari seluruh pihak sehingga kegiatan optimasi lahan di daerah ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat besar untuk peningkatan indeks pertanaman,” kata Ali.

    Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan salah satu sasaran utama optimasi lahan rawa yang dilakukan Kementerian Pertanian adalah di daerah Sumatera Selatan.

    Optimasi lahan rawa dilakukan untuk meningkatkan indeks pertanaman yang masih rendah dari 1 menjadi 3 kali dalam setahun. Dengan demikian, diharapkan akan ada tambahan produksi beras sekitar 600 ribu ton dari provinsi itu.

    “Ini bisa menyelesaikan sekitar 15 persen persoalan negara terkait impor, hanya dari Sumatera Selatan saja. Lokasi yang sedang kita kembangkan di Sumsel ini akan menjadi salah satu daerah penyangga pangan nasional,” ucap Amran.

    Program Pompanisasi

    Program pompanisasi yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) merupakan langkah strategis dalam meningkatkan produksi pangan beras di tengah tantangan cuaca yang dihadapi, terutama ancaman El Nino.

    Dengan memanfaatkan teknologi ini, sejumlah lahan sawah tadah hujan di Jawa Barat (Jabar) telah siap diairi, membuka peluang untuk meningkatkan produksi padi setelah bulan Juni 2024.

    Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyampaikan hal ini saat melakukan kunjungan kerja ke Jabar untuk memantau dan memastikan bahwa program pompanisasi di area pesawahan Desa Marongge, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, berjalan dengan baik pada tanggal 5 April 2024. Seperti keterangannya dikutip. 

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.