KABARBURSA.COM - PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB), perusahaan pelayaran asal Samarinda, Kalimantan Timur, tengah bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 November 2025. Emiten ini akan menawarkan sebanyak-banyaknya 480 juta saham atau setara 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Dengan harga penawaran antara Rp310 hingga Rp330 per saham, perusahaan berpotensi meraup dana segar hingga Rp158,4 miliar. Adapun penjamin pelaksana emisi efek dalam aksi korporasi ini adalah PT Pilarmas Investindo Sekuritas.
Setelah IPO, struktur kepemilikan PJHB masih akan didominasi oleh keluarga pendiri, yakni Hero Gozali yang menggenggam 37,5 persen saham. Disusul Adelia Aryni Setyawan 12,75 persen, Go Sioe Bie 7,5 persen, serta beberapa anggota keluarga lain. Sementara publik memegang 25 persen saham.
Kinerja Keuangan Belum Stabil
Dari sisi kinerja, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp54,66 miliar pada 2024, turun 2,56 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berkurangnya pendapatan ini terutama akibat berkurangnya operasi dua kapal yang sedang menjalani perawatan.
Laba bersih tahun berjalan juga menurun 22,86 persen, menjadi Rp17,19 miliar. Sementara laba usaha turun 22,3 persen menjadi Rp16,88 miliar. Meski demikian, margin laba bersih PJHB masih tergolong tinggi, di kisaran 31 persen. Angka ini menandakan efisiensi operasional yang relatif baik untuk skala perusahaan pelayaran menengah.
Rencananya, dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian tiga kapal baru. Langkah ini menjadi bagian dari strategi ekspansi lima tahun yang ditargetkan mampu menggandakan pendapatan menjadi sekitar Rp144 miliar, atau naik lebih dari 100 persen dibandingkan realisasi tahun 2024.
Artinya, IPO ini bukan sekadar upaya memperkuat modal kerja, tetapi merupakan bagian dari ekspansi kapasitas jangka menengah, yang diharapkan mendorong peningkatan utilisasi armada dan laba bersih.
Ekspektasi Pertumbuhan Sangat Agresif
Namun dari sisi valuasi, harga IPO PJHB tergolong tinggi. Dengan laba bersih 2024 sebesar Rp17,19 miliar dan total saham setelah IPO mencapai 1,92 miliar lembar, kapitalisasi pasar perusahaan berada di kisaran Rp595–Rp634 miliar.
Ini berarti valuasi Price to Earnings Ratio (PER) berada pada 34–37 kali, jauh di atas rata-rata sektor pelayaran nasional yang umumnya berkisar antara 8–15 kali. Price to Book Value (PBV) perusahaan juga cukup tinggi, mencapai sekitar 5 kali berdasarkan estimasi ekuitas Rp120 miliar.
Dengan kata lain, harga IPO PJHB sudah mencerminkan ekspektasi pertumbuhan yang sangat agresif, bukan kondisi fundamental saat ini.
Kendati demikian, jika rencana ekspansi tiga kapal baru berjalan mulus dan utilisasi armada meningkat signifikan, prospek jangka menengah hingga panjang PJHB tetap menjanjikan. Dalam skenario optimistis, di mana laba tumbuh 20 persen per tahun, laba bersih 2029 berpotensi menembus Rp42 miliar.
Hal ini menurunkan PER forward menjadi sekitar 14 kali, angka yang lebih wajar untuk sektor pelayaran. Sebaliknya, jika pertumbuhan hanya moderat atau stagnan, valuasi IPO saat ini menjadi terlalu mahal dan berpotensi menekan harga saham di pasar sekunder.
Cocok untuk Investasi Jangka Pendek, Menengah, atau Panjang?
Dengan kondisi tersebut, saham PJHB tidak cocok bagi investor jangka pendek yang mencari capital gain cepat setelah pencatatan perdana. Risiko koreksi pasca listing cukup besar karena valuasi awal yang sudah premium.
Namun bagi investor jangka menengah hingga Panjang, yang memiliki toleransi risiko tinggi dan percaya terhadap kemampuan manajemen dalam mengoptimalkan ekspansi armada, saham ini bisa menjadi pilihan menarik.
Jika strategi ekspansi berhasil, pertumbuhan laba yang kuat dalam lima tahun ke depan dapat mengimbangi valuasi tinggi saat IPO dan memberi potensi imbal hasil tahunan sekitar 12–15 persen.
Kesimpulannya, IPO Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk merupakan peluang investasi dengan profil high risk, high reward. Saham ini lebih cocok bagi investor jangka menengah hingga panjang yang berorientasi pada pertumbuhan dan siap menunggu hasil dari ekspansi perusahaan.
Bagi trader jangka pendek, saham ini sebaiknya dihindari terlebih dahulu sampai kinerja pasca IPO menunjukkan arah yang lebih jelas.(*)