KABARBURSA.COM - Pada perdagangan Selasa, 21 Oktober 2025, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) kembali memantul setelah beberapa hari bergerak melemah. Harga ditutup menguat 1,16 persen di level Rp4.350, dengan lonjakan volume transaksi mencapai 230,86 juta lembar, jauh di atas rata-rata hariannya di kisaran 168 juta lembar.
Lonjakan volume bersamaan dengan kenaikan harga ini tentu menarik perhatian pelaku pasar, karena bisa menjadi sinyal awal perubahan arah tren, meski belum tentu menandakan akhir dari fase penurunan.
Di balik rebound tersebut, struktur orderbook memperlihatkan dinamika yang menarik. Sejumlah broker besar tercatat aktif di sisi beli. Nilai akumulasi mereka tidak kecil. AI, misalnya, mencatat pembelian sekitar Rp44 miliar. Sementara BK dan BB masing-masing sekitar Rp34,8 miliar dan Rp33,8 miliar.
Di sini, ada kekuatan domestik yang mencoba menopang harga di area bawah. Namun, jika ditelusuri lebih dalam, sisi jual tetap didominasi oleh tekanan besar dari broker-broker tertentu, bahkan salah satunya mencatat nilai distribusi di atas Rp200 miliar.
Kondisi ini sejalan dengan data dari Mandiri Sekuritas yang menunjukkan BMRI sebagai saham dengan net foreign sell terbesar pada hari yang sama, yaitu mencapai Rp117,22 miliar. Artinya, meski pelaku domestik terlihat mulai melakukan pembelian agresif, investor asing justru memilih keluar.
Hal tersebut menciptakan perbedaan arah antara “uang panas” lokal yang mencoba menangkap momentum pantulan dan arus modal asing yang masih belum memperlihatkan tanda-tanda kembali masuk.
Relief Rally, Pertanda Sinyal Turun Sudah Selesai?
Pergerakan seperti ini sering kali menandai fase “relief rally” atau pemantulan teknikal, yakni kondisi ketika saham naik sementara di tengah tren turun yang lebih besar. Kenaikan volume memang memberi sinyal adanya minat beli baru, tetapi untuk menyebut bahwa tren turun telah berakhir, pasar membutuhkan konfirmasi tambahan.
Salah satunya adalah kemampuan BMRI bertahan di atas level resistance kritis, misalnya di area Rp4.400–Rp4.450, dengan dukungan volume yang tetap tinggi. Tanpa konfirmasi tersebut, pantulan ini masih bisa berakhir sebagai jeda sebelum tekanan jual kembali muncul.
Namun di sisi lain, keberadaan akumulasi domestik yang cukup masif tidak bisa diabaikan. Bisa jadi, investor lokal melihat valuasi BMRI sudah mulai menarik setelah koreksi beberapa pekan terakhir, dan mulai melakukan pembelian bertahap.
Jika tekanan jual asing mulai berkurang dalam beberapa sesi ke depan, sinergi antara akumulasi lokal dan stabilisasi harga bisa menjadi awal pemulihan yang lebih berkelanjutan.
Singkatnya, rebound BMRI hari ini menandakan bahwa buyer belum menyerah. Akan tetapi, arus jual asing yang masih deras menunjukkan bahwa pertempuran di saham perbankan pelat merah ini belum selesai.
Pasar kini berada di persimpangan, apakah pembeli lokal mampu mengimbangi tekanan distribusi asing dan mengubah arah tren, ataukah ini hanya “napas pendek” sebelum BMRI kembali tertekan? Jawabannya akan bergantung pada dua hal, yaitu volume yang berlanjut dan arus modal asing yang mulai melunak dalam beberapa hari mendatang.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.