KABARBURSA.COM - Rencana merger antara dua anak usaha Pertamina Hulu Energi (PHE), yaitu PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), sedang dalam tahap pematangan.
Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi, Arya Dwi Paramita, menyatakan bahwa perusahaan terus menerapkan sinergi antar anak usaha untuk mengoptimalkan biaya operasional dan jasa penunjang hulu migas. "Kami juga melakukan sinergi antar anak perusahaan untuk mendukung efisiensi biaya dalam pengelolaan operasi dan bisnis migas perusahaan," ungkap Arya.
Hingga kini, Arya menegaskan bahwa seluruh entitas di bawah subholding upstream beroperasi sebagai bisnis yang berdiri sendiri.
Arya belum bersedia mengonfirmasi rencana penggabungan dua entitas bisnis di bawah subholding upstream, PHE. “Kami akan memberikan informasi mengenai aksi korporasi atau operasi setelah ada keputusan resmi dari perusahaan,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja, menyampaikan bahwa pihaknya masih menunggu keputusan dari induk usaha, PHE, terkait rencana akuisisi atau merger dengan PDSI.
Saat ini, rencana tersebut telah berjalan di ELSA dan PHE, dengan penunjukan konsultan untuk proses tersebut. “Iya, peluang merger atau akuisisi masih terbuka. ELSA dan PDSI adalah anak usaha PHE, jadi kami menunggu perkembangan selanjutnya,” ujar Bachtiar, seperti dikutip Sabut, 10 Agustus 2024.
Bachtiar menjelaskan bahwa potensi dari kedua aksi korporasi tersebut akan meningkatkan pangsa pasar ELSA dalam kategori produk dan layanan di sektor hulu migas.
Lebih lanjut, Bachtiar menyebutkan beberapa manfaat jika aksi ini terlaksana, seperti peningkatan kinerja dan aset, efisiensi operasional melalui penggabungan sumber daya manusia, serta perluasan pangsa pasar.
“Dengan menghindari kompetisi yang merugikan, tender-tender di Pertamina Grup bisa diikuti oleh ELSA maupun PDSI,” jelasnya.
Bachtiar menegaskan bahwa potensi dari kedua aksi korporasi ini akan memberikan tambahan pangsa pasar ELSA di sektor produk dan layanan hulu migas.
Kinerja ELSA
Entitas afiliasi BUMN PT Elnusa Tbk. (ELSA) membukukan pertumbuhan top line dan bottom line pada semester I 2024. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, ELSA mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 7,79 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp6,31 triliun pada semester I 2024.
Adapun, pendapatan tersebut ditopang oleh lini jasa distribusi dan logistik energi sebesar Rp3,30 triliun, disusul lini jasa hulu migas terintegrasi sebesar Rp2,61 triliun dan lini jasa penunjang migas tercatat sebesar Rp692,03 miliar. Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok ELSA juga ikut meningkat menjadi sebesar Rp5,64 triliun. Beban tersebut naik sebesar 6,42 persen yoy dibandingkan dengan semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp5,30 triliun.
Alhasil, laba kotor ELSA tercatat sebesar Rp668,99 miliar meningkat dibandingkan dengan semester I 2023 yang tercatat sebesar Rp553,26 miliar. Selain itu, ELSA mencatatkan kenaikan beban umum dan administrasi, beban keuangan dan membalikkan rugi lain-lain menjadi laba
Selain itu, ELSA menghabiskan belanja modal atau capex sebesar Rp188 miliar yang digunakan untuk bisnis upstream dan beberapa kebutuhan lainnya sepanjang semester I 2024. Direktur Elnusa Arief Prasetyo Handoyo menjelaskan sampai dengan semester I 2024, ELSA mencatatkan penyerapan capex sebesar Rp188 miliar atau sebesar 36 persen dari total capex sepanjang 2024 yaitu sebesar Rp526 miliar.
“Capex keseluruhan di 2024 Rp526 miliar, aktivitas investasi banyak di semester II 2024,” kata Arief.
Arief menjelaskan saat ini peluang pengembangan lapangan migas sudah bergeser ke laut sehingga kami memiliki beberapa alat yang berkaitan dengan laut. Ke depan ELSA akan berkembang dengan bisnis offshore.
ELSA mengalokasikan belanja modal semester I untuk sejumlah kebutuhan antara lain, segmen bisnis upstream yakni untuk pengadaan Geophone & Promax GRS, HWU Drilling OFS, Mobile Welltest & Wireline Cable. Di segmen bisnis logistik dan distribusi energi, ELSA mengalokasikan capex untuk fuel tank vehicles dan fuel terminal Labuan Bajo.
Kemudian, di segmen bisnis support digunakan untuk dredging barge ETSA, HW-PUDC SCUPND & docking AWB ASLO.
Selama semester II 2024, sisa anggaran capex akan dibagi antara ketiga segmen bisnis perseroan. Pada segmen upstream services, anggaran akan dialokasikan untuk workover rigs, peralatan downhole (CO-Log), cementing, unit CTU, lab cementing, U-Sit, dan E-Cutter.
Untuk segmen logistik dan distribusi energi, anggaran akan digunakan untuk kendaraan tangki bahan bakar dan TLPG Kolaka. Sedangkan untuk segmen bisnis support, anggaran akan dipakai untuk general warehouse SCU.
Harga saham ELSA berada di level Rp486 atau turun 0,41 persen pada perdagangan Jumat, 10 Agustus 2024. Saham ELSA sempat melambung tinggi ke level Rp540 pada 18 Juli 2024 lalu, saat rumor akuisisi PDSI mencuat di pasar. (*)
 
      