KABARBURSA.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno menyatakan Indonesia bakal memaksimalkan tata kelola air di sektor pariwisata.
Sandiaga mengatakan, sektor pariwisata banyak sekali bersinggungan dengan air. Bahkan, kata dia, ada yang menyebut dengan istilah 'no water no tourism'.
"Saat ini kita telah berkolaborasi bagaimana sektor pariwisata dapat memaksimalkan penggunaan air untuk kesejahteraan masyarakat. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama," kata Sandiaga Uno, Senin 20 Mei 2024.
Lebih lanjut Sandiaga memastikan, gelaran World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, menjadi kesempatan Indonesia dalam menunjukkan kepemimpinannya dalam pengelolaan air.
"Juga bagaimana kita memastikan air sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari hidup kita dan akan terus kita jaga di masa yang akan datang untuk anak cucu kita," kata dia.
Hal lain yang menjadi sorotan Sandiaga adalah pemanfaatan teknologi. Dia menuturkan, teknologi akan menjadi bagian penting dalam pengelolaan air.
"Seperti yang disampaikan Elon Musk yang hadir sebagai prominent speaker, bahwa dengan teknologi maka pengelolaan air dan energi untuk menghadirkan kesejahteraan bersama akan semakin dimudahkan," ucapnya.
Di sisi lain, Sandiaga berharap penyelenggaraan WWF ke-10 ini dapat mempromosikan budaya Bali dan Indonesia.
Sandiaga juga menilai gelaran WWF di Bali bisa menjadi penunjang percepatan target wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) pada 2024.
“World Water Forum ini adalah menunjang percepatan pencapaian target wisman dan wisnus tahun 2024,” katanya dalam acara ‘The Weekly Brief with Sandi Uno’, Senin, 20 Mei 2024.
Sebagai informasi, Kemenparekraf memiliki target sebanyak 14,3 juta kunjungan wisman pada 2024. Sementara wisnus ditargetkan mencapai 1,2-1,5 miliar di tahun yang sama.
Lebih lanjut, Sandiaga Uno menuturkan, nanti pihaknya akan melakukan survei untuk melihat dampak dari penyelenggaraan WWF di Bali.
Sandiaga menyebut, total delegasi mencapai 20.000, ditambah rombongan dan pendamping bisa mencapai 50.000 dari hampir 170 negara yang hadir di WWF ke-10. Sehingga estimasi perputaran ekonomi dari pengunjung diperkirakan Rp500 miliar.
“Dari jumlah spending per delegasi yang mengacu kepada event sejenis, itu sekitar Rp30 juta. Oleh karena itu kita bisa memprediksi Rp1,5 triliun spending langsung atau belanja langsung bagi ekonomi Bali dan Indonesia di WWF ini,” ujarnya.
“Jadi WWF ini kita harapkan terus menjadi pusat perhatian dunia di mana ada 1.800 pencarian harian dan ini terbanyak dari luar negeri,” sambung Sandiaga.
2050 Air jadi Barang Langka
Pada 2050 air diperkirakan bakal menjadi barang langka di bumi. Kekhawatiran ini diperkuat dengan ketersediaan fresh water yang semakin menyusut.
Direktur Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Medrilzam, mengatakan sejatinya bumi memiliki cadangan air yang banyak. Namun, tidak bisa dimanfaatkan penuh oleh makhluk hidup.
“Dari neraca yang ada, bumi kita memang airnya banyak, tapi ternyata fresh water yang bisa dimanfaatkan itu terlihat kecil,” kata Medrilzam di acara ‘Peran PBB dan Indonesia dalam World Water Forum’ di Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024.
Dari ketersediaan yang ada, ungkap Medrilzam, fresh water di bumi hanya sekitar 2,5 persen. Hal inilah yang menyebabkan air di bumi tidak bisa dimanfaatkan dengan banyak.
Kata Medrilzam, ada beberapa analisa yang menyebut pada 2050 tahun mendatang penduduk dunia bakal mengalami water tress atau kelangkaan air.
“Beberapa analisa menyebut bahwa nanti di 2050 water tress besar sekali,” ungkapnya.
Menurut Medrilzam, kejadian itu bisa terjadi lantaran air di dunia semakin banyak digunakan penduduk di bumi.
“Kebutuhan air yang tadi hanya sedikit sekali, tapi semakin lama kebutuhan semakin besar,” katanya.
Medrilzam mengatakan, permasalahan itulah menjadi perhatian khusus pihaknya selama gelaran World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali mendatang.
Sebagai informasi, World Water Forum akan digelar pada 18-25 Mei 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
World Water Forum merupakan pertemuan internasional yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan di sektor sumber daya air, mulai dari pemerintah, parlemen, pemimpin politik, lembaga multilateral, politisi, akademisi, masyarakat sipil, dan pelaku usaha.
Acara ini akan menjadi platform untuk membahas masalah kritis terkait air, termasuk pengelolaan air yang berkelanjutan, adaptasi terhadap perubahan iklim, dan air dan sanitasi.
Forum Air Dunia ke-10 ini mengusung enam sub tema, yakni ketahanan dan kesejahteraan air, air untuk manusia dan alam, pengurangan dan pengelolaan risiko bencana, tata kelola, kerja sama, dan hidro-diplomasi, pembiayaan air berkelanjutan, dan pengetahuan dan inovasi.
Hasil forum diharapkan dapat menghasilkan komitmen dan tindakan nyata untuk mencapai pengelolaan air yang lebih baik dan berkelanjutan.
Sementara itu Spesialis Water, Sanitation, Hygiene Unicef, Maraita Listyasari menyebut keseriusan Indonesia dalam mengatasi sumber air bersih sudah baik. Menurutnya, pemerintah sudah mampu meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi dasar.
“Data yang ada menyebutkan dari tahun 2000 hingga 2023, sudah cukup tinggi signifikan peningkatan akses kelahiran sanitasi,” tutur dia dalam kesempatan yang sama.
Pemerintah Indonesia, jelas Maraita, sudah berkomitmen dalam memenuhi target tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Dengan ini, dia berujar target yang ingin dicapai pemerintah kini mempunyai standar kualitas yang lebih tinggi.
“karena ingin memberikan banyak manfaat yang lebih baik untuk masyarakat maka berbagai hal perlu ditingkatkan di area inilah yang kami lakukan bagaimana untuk mendukung pemerintahan Indonesia dalam mengatasi kendala-kendala yang ada dihadapi khususnya dalam menyediakan akses air minum,” pungkas dia.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.