Logo
>

RI Berpotensi Jadi Negara Adidaya Energi Hijau

Ditulis oleh KabarBursa.com
RI Berpotensi Jadi Negara Adidaya Energi Hijau

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Martin Setiawan, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste berpendapat bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam energi hijau.

    Ia pun memaparkan strategi untuk mendorong energi hijau di Indonesia dengan fokus pada pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, elektrifikasi, dan penerapan teknologi digital.

    "Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara adidaya energi hijau," kata Martin Setiawan dalam pernyataannya yang dikutip, Senin, 1 Juli 2024.

    Martin menekankan bahwa pengembangan sektor kelistrikan merupakan fokus utama Schneider Electric di Indonesia. Perusahaan ini berkomitmen untuk memperluas pengetahuan, solusi, dan layanan sebagai pemimpin teknologi industri dalam pengelolaan energi dan otomasi.

    "Kami berkomitmen untuk menjadi mitra Indonesia dalam mengembangkan sektor kelistrikan hijau dan industri hijau," tambah Martin.

    Schneider Electric tidak hanya berperan sebagai penyedia teknologi, tetapi juga sebagai inovator dalam pemanfaatan teknologi untuk keberlanjutan. Mereka menerapkan prinsip 3R (reuse, reduce, recycle) dalam proses produksi mereka dan mayoritas produknya telah mendapatkan sertifikasi Green Premium.

    Martin Setiawan juga mengungkapkan transformasi pabrik Schneider Electric di Batam dan Cikarang menuju smart factory yang menggunakan teknologi canggih mereka sendiri. Transformasi ini telah membawa dampak positif signifikan, termasuk pengurangan konsumsi energi dan emisi karbon yang signifikan di pabrik-pabrik tersebut.

    Sebagai Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste yang baru, Martin Setiawan bertanggung jawab untuk mengembangkan bisnis perusahaan ini di Indonesia dan Timor Leste, dengan fokus pada solusi digital untuk efisiensi dan keberlanjutan dalam pengelolaan m dan otomasi.

    Jokowi Perintahkan Pertamina dan Kembangkan Energi Hijau

    Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) untuk terus melanjutkan transisi energi secara bertahap dengan fokus pada pengembangan energi hijau.

    Instruksi ini disampaikan oleh Jokowi dalam pidatonya pada Upacara Peringatan Hari Pancasila di Lapangan Blok Rokan, Dumai, Riau, Sabtu, 1 Juni 2024.

    “Transisi energi harus dilanjutkan secara bertahap. Kita harus mempercepat transisi energi menuju energi hijau. Pertamina dan PLN harus terus mengembangkan energi hijau yang meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, mensejahterakan masyarakat, dan sejalan dengan nilai-nilai Pancasila,” ujar Jokowi dalam pidatonya yang disiarkan oleh YouTube Sekretariat Presiden.

    Jokowi yakin bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi hijau karena kaya akan sumber daya alam yang menjanjikan. Menurutnya, sumber daya alam Indonesia memiliki daya saing tinggi dalam industri hijau.

    “Kita punya hampir semua jenis energi hijau mulai dari energi panas bumi, energi surya, energi air, energi angin, hingga energi ombak. Selain itu, kita juga punya hasil kebun yang bisa diolah menjadi biodiesel, bioetanol, dan bioavtur,” terangnya.

    Jokowi menegaskan bahwa pengembangan energi hijau harus memberikan dampak positif bagi negara dan kesejahteraan rakyat. Ia percaya bahwa kekuatan energi hijau ini akan menarik industri hijau, mengundang pembiayaan ekonomi hijau, dan menghasilkan pangan hijau (green food).

    “Kekuatan energi hijau ini akan membuka peluang-peluang bagi green jobs yang menyejahterakan dan berkelanjutan,” tambah Jokowi.

    Instruksi ini mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia untuk memajukan transisi energi dan mendukung pengembangan industri hijau yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.

    PLN Pasok Energi Hijau ke Perusahaan Smelter

    Sebelumnya, PT PLN (Persero) telah mengambil langkah signifikan dalam mendukung penggunaan energi bersih dengan menyuplai kebutuhan energi untuk pabrik pemurnian (smelter) milik sejumlah perusahaan di Sulawesi Tenggara.

    General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch Andy Adchaminoerdin, menyatakan kebanggaannya bahwa PLN dipercaya untuk menyediakan layanan kelistrikan yang andal, tepat waktu, dan berbasis energi bersih.

    Salah satu kolaborasi utama adalah dengan PT Ceria Metalindo Prima, di mana PLN akan menyuplai kebutuhan energi hijau sebesar 7.384 GWh melalui Renewable Energy Certificate (REC) hingga tahun 2030. Ini menunjukkan komitmen PLN dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara dan upaya hilirisasi mineral.

    Penandatanganan amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) telah dilakukan dengan total daya 514 Mega Volt Ampere (MVA) bersama PT Ceria Metalindo Prima dan PT Stargate Mineral Asia. Andy menyampaikan apresiasinya kepada PT Ceria Metalindo Prima atas kepercayaan mereka terhadap layanan REC dari PLN.

    Direktur PT Ceria Metalindo Prima, Derian Sakmiwata, memberikan apresiasi kepada PLN atas dukungannya terhadap pelaku usaha smelter dengan pasokan listrik yang andal serta layanan REC, yang membantu perusahaan dalam memproduksi produk hijau sebagai bagian dari komitmen terhadap program pemerintah.

    Hal serupa disampaikan oleh Direktur Utama PT Stargate Mineral Asia, Muliady Sutio, yang mengungkapkan terima kasih atas komitmen dan layanan PLN, yang selalu hadir sebagai solusi di berbagai lokasi usaha mereka. Muliady berharap kerjasama ini dapat semakin menumbuhkan perekonomian yang nyata bagi Indonesia.

    Dengan langkah ini, PLN tidak hanya mendukung industri smelter tetapi juga berkontribusi terhadap upaya transisi energi bersih dan pembangunan ekonomi berkelanjutan di wilayah Sulawesi Tenggara.

    Proyek Energi Hijau

    PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Indonesia Power menandatangani Perjanjian Studi Pengembangan Bersama atau Joint Development Studi Agreement (JDSA) dengan China Energy Engineering Group Co., Ltd (CEEC) di Jakarta.

    Kerja sama ini terkait pengembangan proyek energi hijau secara komprehensif di Sulawesi.

    Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, sebagai pemain kunci dalam agenda transisi energi di tanah air, PLN terus menjalin sinergi dengan mitra nasional dan global untuk mengakselerasi pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) secara masif. Hal ini juga sejalan dengan agenda Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat.

    “Penandatanganan kerja sama ini menjadi momen penting mengingat dalam waktu dekat Pemerintah bersama PLN akan merilis Rencana Usaha Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang baru. Di sana akan diatur terkait pembangunan pembangkit EBT skala besar dan green transmission line yang menghubungkan antar pulau di tanah air,” ujar Darmawan dalam keteranganya, Selasa 26 Maret 2024.

    Lebih lanjut Darmawan mengungkapkan, dalam desain RUKN terbaru ditetapkan bahwa ekosistem EBT Indonesia akan ditopang oleh pembangkit berbasis hidro dan geothermal sebesar 32 Gigawatt (GW) serta pembangkit berbasis surya dan angin sebesar 28 GW. Pengembangan green transmission line akan berperan krusial untuk menyalurkan listrik hijau antarpulau.

    “Ada mismatch antara lokasi sumber hidro dan geothermal dengan pusat beban. Untuk itu, kita perlu menghubungkan Sumatera ke Jawa, Kalimantan ke Jawa, Nusa Tenggara Timur ke Jawa, Kalimantan ke Sulawesi, yang di dalamnya akan ada proyek besar perancangan dan pengembangan green transmission line,” lanjut Darmawan.

    Board Chairman of CEEC Group, Song Hailiang mengatakan, pihaknya siap mendukung Pemerintah Indonesia dalam mencapai NZE di tahun 2060 atau lebih cepat. Dalam hal ini CEEC optimistis karena telah memiliki sejarah panjang kerja sama pengembangan EBT dengan PLN.

    “Indonesia merupakan mitra penting Tiongkok dalam bersama-sama membangun dan berkontribusi terhadap target NZE 2060 di Indonesia,” tutup Song.

    Listrik Indiustri Nikel

    PT PLN (Persero) berkomitmen mendukung program Pemerintah untuk melakukan hilirisasi mineral. Dukungan ini diwujudkan PLN melalui penyediaan listrik yang cukup dan andal bagi pelaku industri mineral.

    Program hilirisasi mineral diutamakan oleh pemerintah karena diprediksi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah dan menyejahterakan masyarakatnya.

    Komitmen ini salah satunya dibuktikan dengan Penandatanganan Amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) Penambahan Daya Konsumen Tegangan Tinggi antara PLN dengan PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) pada Selasa 5 Maret 2024 di Jakarta.

    Melalui kerja sama ini, PLN bakal menambah daya pasokan dari 100 Mega Volt Ampere (MVA) ke 300 MVA untuk PT KFI.

    Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, upaya mendukung hilirisasi sektor mineral terus dilakukan PLN melalui penyediaan listrik yang andal dan kompetitif. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi