Logo
>

RI Rencana Beli Perusahaan Beras Kamboja, Apa Dampaknya?

Ditulis oleh KabarBursa.com
RI Rencana Beli Perusahaan Beras Kamboja, Apa Dampaknya?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ekonom pertanian dan peneliti dari Center of Reform on Economics (Core), Eliza Mardian, mengungkapkan pandangannya bahwa rencana pemerintah untuk mengakuisisi perusahaan beras di Kamboja melalui Perum Bulog (Persero) hanya akan memberikan dampak kecil bagi ketahanan pangan di Indonesia.

    "Kebijakan pemerintah terkait investasi luar negeri ini akan memberikan efek berganda yang relatif kecil dibandingkan dengan investasi dalam negeri yang melibatkan petani lokal," ujar Eliza dikutip Kamis 13 Juni 2024.

    Eliza menjelaskan bahwa jika tujuan pemerintah melakukan investasi perberasan di luar negeri hanya untuk menjaga harga pangan tetap terjangkau di Indonesia, maka tidak akan ada dampak signifikan pada pergerakan ekonomi dalam negeri. Sektor pertanian adalah salah satu dari tiga pilar utama penggerak ekonomi nasional yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

    "Jika pemerintah hanya berfokus pada penyediaan pangan murah untuk konsumsi, tanpa memperhatikan kesejahteraan dan keberlanjutan usaha tani produsen pangan kita, ya ekonomi kita akan stagnan," tegas Eliza.

    Ia menambahkan, sektor industri saat ini mengalami deindustrialisasi dan proporsi tenaga kerja yang bekerja di sana pun relatif stabil, tidak ada penambahan signifikan.

    Bulog sendiri telah mengonfirmasi rencana pemerintah tersebut. Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi, menyatakan bahwa perusahaan siap menjalankan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, untuk investasi di bidang pangan, khususnya perberasan dengan Kamboja.

    “Pada dasarnya kami siap melaksanakan penugasan tersebut. Kami juga telah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh dan beberapa pelaku usaha beras di Kamboja dan sekitarnya,” ujar Bayu, Rabu (12/6/2024).

    Bayu mengungkapkan bahwa Bulog telah melakukan kerjasama perdagangan beras dengan Kamboja baik melalui skema business to business (B2B) maupun government to government (G2G) pada 2023 dan awal 2024. Pembicaraan awal dengan perbankan nasional terkait peluang investasi ini juga sudah dilakukan.

    Dalam acara ulang tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Senin (10/6/2024), Presiden Jokowi membenarkan rencana untuk mengarahkan akuisisi perusahaan BUMN ke pasar internasional, termasuk Pertamina ke Brasil dan Bulog ke Kamboja. Menurut Jokowi, ekspansi perusahaan pelat merah ke luar negeri adalah hal biasa, terutama jika langkah tersebut dapat menguntungkan perusahaan sekaligus negara.

    Jokowi secara khusus menginstruksikan Bulog untuk mengakuisisi perusahaan di Kamboja guna memastikan stok cadangan beras di Indonesia.

    "Itu proses bisnis yang akan dilakukan oleh Bulog sehingga memberikan kepastian stok cadangan beras, negara kita dalam posisi stok yang aman. Daripada beli, ya lebih bagus investasi," tambah Jokowi.

    Kinerja Sektor Pertanian RI

    Kinerja sektor pertanian Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa komoditas utama. Produksi padi, sebagai makanan pokok, mencapai angka 60 juta ton, mengalami kenaikan 5 persen dibanding tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh penggunaan varietas unggul dan peningkatan teknologi pertanian.

    Selain padi, diversifikasi tanaman pangan juga menjadi fokus utama. Produksi jagung dan kedelai menunjukkan peningkatan masing-masing sebesar 7 persen dan 6 persen. Pemerintah terus mendorong petani untuk mengadopsi teknik pertanian modern serta praktik pertanian berkelanjutan yang lebih efisien.

    Penggunaan teknologi dalam sektor pertanian semakin meluas. Aplikasi pertanian cerdas (smart farming) dan internet of things (IoT) membantu petani dalam memantau kondisi tanaman dan mengelola sumber daya dengan lebih efektif. Penggunaan drone untuk pemantauan lahan dan irigasi presisi juga semakin umum.

    Pendapatan petani menunjukkan tren positif dengan adanya program bantuan langsung dan subsidi yang lebih tepat sasaran. Harga komoditas yang stabil serta akses pasar yang lebih luas berkat digitalisasi perdagangan turut meningkatkan kesejahteraan petani.

    Perubahan iklim dan cuaca ekstrem masih menjadi ancaman utama. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah memperkuat program ketahanan iklim dengan penyediaan benih tahan hama dan pengembangan infrastruktur irigasi yang lebih baik.

    Ekspor produk pertanian juga mengalami peningkatan. Produk hortikultura seperti buah-buahan dan sayuran segar mulai menembus pasar internasional dengan peningkatan volume ekspor sebesar 10 persen. Program sertifikasi dan peningkatan standar kualitas produk menjadi faktor kunci dalam penetrasi pasar global.

    Pemerintah terus memberikan dukungan melalui kebijakan yang pro-petani. Program reforma agraria dan distribusi lahan kepada petani kecil menjadi prioritas. Selain itu, program pelatihan dan pendampingan untuk petani muda diarahkan untuk menciptakan generasi petani yang inovatif dan berdaya saing.

    Secara keseluruhan, kinerja pertanian lokal Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan kemajuan yang menggembirakan. Dengan dukungan teknologi, kebijakan pemerintah yang tepat, serta peningkatan kapasitas petani, sektor pertanian Indonesia siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi