KABARBURSA.COM - Atase Perdagangan Washington DC, Ranitya Kusumadewi, mengungkapkan kemajuan dan peran krusial Indonesia sebagai pemasok global dalam industri pakaian jadi saat memberikan pendapat dalam dengar pendapat umum yang diadakan oleh United States International Trade Commission (USITC).
Menurut Ranitya, kehadiran Indonesia dalam forum tersebut memberikan kesempatan untuk merespons dinamika industri pakaian di dalam negeri.
"Kehadiran Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai momen strategis untuk mempromosikan produk pakaian jadi ke Amerika Serikat," ujar Ranitya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024.
Ranitya menjelaskan bahwa investigasi yang dilakukan USITC merupakan respons terhadap permintaan US Trade Representative (USTR) kepada lima negara, termasuk Indonesia, Bangladesh, Kamboja, India, dan Pakistan.
Dalam proses investigasi ini, USITC meminta negara-negara tersebut memberikan data terkait perkembangan perdagangan pakaian jadi ke AS, profil industri masing-masing, tren pasar, dan informasi lain yang relevan.
Hasil investigasi ini akan disampaikan kepada USTR pada 30 Agustus 2024, tambah Ranitya.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia menyoroti beberapa aspek penting, termasuk peran kunci sebagai pemasok global pakaian jadi, peluang bisnis di sektor tersebut, infrastruktur pendukung, tenaga kerja terampil, serta praktik bisnis yang berkelanjutan.
Selain itu, sektor pakaian jadi telah diidentifikasi sebagai salah satu sektor prioritas dalam implementasi program 'Making Indonesia 4.0'.
Menyadari bahwa AS merupakan pasar utama bagi ekspor pakaian jadi Indonesia, Ranitya menegaskan perlunya mengikuti tren pasar AS yang semakin menekankan pada kualitas dan aspek bisnis yang etis.
AS menjadi pasar terbesar bagi ekspor pakaian jadi Indonesia, dengan nilai ekspor pada 2022 mencapai 5,47 miliar dolar AS, atau 57,2 persen dari total ekspor pakaian jadi Indonesia ke seluruh dunia senilai 9,58 miliar dolar AS.
Ekspor pakaian jadi merupakan salah satu tulang punggung ekspor Indonesia ke AS, dengan pertumbuhan sekitar 3 persen antara 2018 dan 2022. Indonesia juga menempati posisi sebagai negara impor pakaian jadi terbesar kelima di AS, dengan pangsa pasar 5,35 persen, setelah Tiongkok, Vietnam, Bangladesh, dan India.