KABARBURSA.COM - Pemerintah Indonesia berhasil mengumpulkan dana dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dalam mata uang yen Jepang, yang dikenal sebagai samurai bond, sebesar 200 miliar yen. Jumlah ini setara dengan sekitar USD1,3 miliar atau Rp20,51 triliun dengan nilai tukar yen saat ini.
Penerbitan samurai bond itu menjadi emisi pertama yang dilakukan negara di luar Jepang, sejak Bank of Japan (BoJ) mengakhiri rezim bunga negatif mereka April lalu, Jumat, 17 Mei 2024. Penjualan samurai bond oleh pemerintah RI tersebut juga menjadi yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir, termasuk penerbitan blue bond yaitu SBN dalam yen yang dananya diarahkan untuk konservasi laut dan mitigasi perubahan iklim global.
Penawaran samurai bond dilakukan sejak 14 Mei lalu dan ditetapkan pada 17 Mei ini sebanyak enam tranches di mana empat di antaranya adalah blue bond. ini juga termasuk penjualan blue bond, mengulang penawaran serupa pada tahun lalu. Sebanyak empat dari enam tranches (seri) samurai bond yang ditawarkan di pasar Jepang mulai hari ini direncanakan akan digunakan untuk konservasi lautan dan mitigasi dampak perubahan iklim sehingga dinamakan blue bond.
Berkaca pada penjualan tahun lalu, pemerintah menerbitkan samurai bond senilai 104,8 miliar yen di mana sebesar 20,7 miliar merupakan blue bond dengan tenor 7 dan 10 tahun. Artinya, nilai penerbitan samurai bond pada Mei tahun ini lebih besar ketimbang tahun lalu.
Penerbitan samurai bond masih menjadi agenda rutin pemerintah dalam mencari pendanaan APBN memanfaatkan tingkat bunga pinjaman Jepang yang jauh lebih rendah dibanding dolar Amerika Serikat.
Imbal hasil obligasi yen masih di kisaran 1 persen, jauh lebih rendah dibanding surat utang dalam denominasi dolar AS yang imbal hasilnya sudah di 5,5 persen di tenor yang sama, menurut indeks Bloomberg.