KABARBURSA.COM-Bank Sentral Malaysia atau Bank Negara Malaysia (BNM) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada level tertinggi dalam lima tahun pada Kamis 7 Maret 2024.
Menurut laporan Bloomberg pada Kamis 7 Maret 2024 kemarin, langkah ini diambil untuk mendukung mata uang Malaysia yang baru-baru ini merosot ke level terendah dalam 26 tahun.
Berdasarkan survei Bloomberg terhadap 19 ekonom, Bank Negara Malaysia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 3persen dalam pertemuan keduanya tahun ini. Bank sentral Malaysia terakhir kali mengubah suku bunga pada Mei 2023, menaikkannya seperempat poin.
Ringgit, mata uang Malaysia, termasuk salah satu mata uang terlemah di Asia tahun ini, disebabkan oleh suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan negara lain.
Menteri Keuangan Kedua Malaysia, Amir Hamzah Azizan, mengingatkan agar tidak menaikkan suku bunga untuk memperkuat mata uang, menyatakan bahwa suku bunga acuan diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ekonomi Asia Tenggara, termasuk Malaysia, mengalami pertumbuhan di bawah perkiraan tahun lalu, terutama karena pemulihan ekonomi yang lambat di Tiongkok, mitra perdagangan utama Malaysia.
BNM kemungkinan akan mengonfirmasi perbaikan pertumbuhan ekonomi pada 2024, didukung oleh pemulihan ekspor dan belanja domestik yang kuat. Namun, ekonomi Malaysia masih dihadapkan pada risiko penurunan, termasuk permintaan ekspor yang lemah dan ketidakstabilan pertumbuhan di Tiongkok.
Di sisi lain, inflasi Malaysia tetap stabil pada 1,5persen selama tiga bulan berturut-turut.
Risiko lain yang perlu diperhatikan adalah potensi gangguan rantai pasokan global akibat ketegangan geopolitik di Laut Merah. Pemerintah juga telah meningkatkan pajak jasa mulai 1 Maret, yang diperkirakan akan meningkatkan pendapatan sekitar 3,45 miliar ringgit ($732 juta).
Ini dapat meningkatkan biaya hidup masyarakat dan kemungkinan meningkatkan inflasi, terutama dengan penyesuaian subsidi yang dilakukan pemerintah.