KABARBURSA.COM - PT RMK Energy Tbk (RMKE) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp30,62 miliar dari tahun buku 2023. Para pemegang saham dipastikan menerima gelontoran sebesar Rp35 per lembar.
Pada tahun buku 2023, RMKE membukukan laba bersih mencapai Rp302,62 miliar. Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), perseroan memutuskan menggunakan 10,11 persennya untuk dividen, sedangkan sisa 89,89 persen atau senilai Rp272 miliar dimasukkan dan dibukukan sebagai laba ditahan untuk menambah modal kerja perseroan.
Rincian jadwal pembagian dividen tahun buku 2023 yang akan dibayar menjadi sebagai berikut. Cum dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada Senin, 8 Juli 2024. Ex dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada Selasa, 9 Juli 2024.
Cum dividen pasar tunai pada Rabu, 10 Juli 2024. Ex dividen pasar tunai pada Kamis, 11 Juli 2024. Daftar pemegang saham berhak atas dividen tunai alias recording date pada Rabu, 10 Juli 2024 pukul 16.00 WIB. Pembayaran dividen pada Kamis, 1 Agustus 2024.
Kebijakan pembagian dividen itu, berdasar data keuangan per 31 Desember 2023. Sepanjang tahun lalu, emiten yang bergerak di bidang pelayanan jasa logistik batu bara dan trading batu bara ini meraup laba bersih Rp302,85 miliar. Saldo laba ditahan dengan alokasi penggunaan belum ditentukan Rp812,47 miliar. Total ekuitas Rp1,48 triliun.
Untuk diketahui, laba bersih perseroan tahun 2023 turun 20,38 persen dibandingkan dengan perolehan tahun 2022 sebesar Rp388 miliar. Penurunan laba bersih tersebut karena hingga akhir tahun 2023, RMKE berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,6 triliun atau sedikit turun sebesar 6,6 persen year on year (yoy), namun pendapatan tersebut telah mencapai target yang telah disesuaikan perseroan sebesar 100 persen.
RMKE berhasil mempertahankan laba kotor dari segmen jasa tumbuh sebesar 42,1 persen yoy menjadi Rp230,1 miliar. Secara total, RMKE berhasil membukukan laba kotor sebesar Rp489,1 miliar atau turun sebesar 16,9 persen yoy.
Di sisi lain, ekuitas RMKE meningkat sebesar 23,1 persen secara tahunan menjadi Rp1,5 triliun dan rasio keuangan dengan persyaratan kredit yang ditentukan kreditur, Debt Equity Ratio (DER) sebesar 0,52 kali.
Utang finansial RMKE meningkat sebesar 133,8 persen secara tahunan menjadi Rp507,8 miliar yang digunakan untuk mendanai modal kerja Perseroan. Hingga akhir 2023, RMKE menjaga kas dari aktivitas operasional tetap positif sebesar Rp187,4 miliar.
Bakal Terbitkan Obligasi
Lebih lanjut, perusahaan yang memiliki bisnis meliputi bongkar muat di stasiun kereta api, pengangkutan ke pelabuhan serta pemuatan ke tongkang dan usaha perdagangan batu bara ini bakal menerbitkan obligasi sebesar Rp1,5 triliun dalam waktu dekat. Nantinya dana ini digunakan untuk ekspansi di luar Sumatra Selatan.
Julius Caesar Samosir, Investor & Public Relations RMKE menyatakan, penerbitan obligasi rupiah dilakukan sebagai modal berekspansi di luar Sumatera Selatan. "(Dana) untuk ekspansi di luar Sumatera Selatan,” kata dia.
Penerbitan obligasi dalam rupiah ini juga dilakukan karena biaya yang dikeluarkan serta laporan keuangan RMKE dicatatkan dalam rupiah. Menurut Julius, obligasi rupiah lebih aman dibandingkan dengan penerbitan dalam mata uang lainnya.
Seperti yang diketahui, RMKE berencana menerbitkan obligasi pertamanya dalam rupiah sebesar Rp1,5 triliun. Underwriter potensial akan segera diumumkan.
Lebih lanjut, ekspansi di luar Sumatera Selatan tersebut merupakan bagian dari target peningkatan kapasitas logistik sebesar menjadi sebesar 20 juta ton pada 2028 dari yang saat ini sebesar 7,6 juta ton.
Selain itu RMKE juga menargetkan peningkatan penjualan batu bara menjadi 9,9 juta ton dalam empat tahun mendatang.
Adapun hingga Mei 2024 RMKE telah membongkar 1.309 rangkaian kereta dengan kapasitas 3,2 juta metrik ton batu bara dan memuat 2,9 juta metrik ton batu bara ke 380 kapal tongkang.
Volume bongkaran kereta dan muatan kapal tongkang ini telah mencapai target 2024 masing-masing sebesar 31,6 persen dan 32,0 persen.
Dampak akibat Perang
Sebelumnya, Direktur Utama RMKE Vincent Saputra mengatakan pihaknya tengah melihat dampak perang Iran-Israel ke harga komoditas batu bara. RMKE melihat ke depan kemungkinan harga komoditas batu bara akan naik ke depannya.
"Kami melihat ke depan kemungkinan harga batu bara akan naik, tapi memang harus didukung dengan data," kata Vincent.
Dia melanjutkan dari sisi permintaan, tren permintaan batu bara masih mengalamii penurunan. RMKE memperkirakan penurunan ini akan terjadi pada satu atau dua bulan ke depan, lalu setelahnya akan ada kenaikan yang cukup signifikan, tergantung perang dan kondisi geopolitik yang tidak stabil saat ini.
Vincent melanjutkan, saat ini RMKE cukup terbantu dengan pelemahan rupiah, terutama untuk penjualan ekspor. Vincent mengatakan saat ini penjualan batu bara RMKE sebesar 75 persen merupakan ekspor.
"Dengan harga batu bara turun itu jadi tantangan bagi kami, tapi kami cukup terbantu oleh kurs karena kami dibayar dolar AS. Jadi ekspor kami diuntungkan dengan pelemahan rupiah," ucapnya. (*)