KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi melanjutkan tren penguatan pada perdagangan hari ini, 19 September 2024. Hal ini dipicu oleh keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) yang baru saja menurunkan suku bunga, memberikan sinyal positif bagi pergerakan mata uang Garuda.
Pada perdagangan Rabu, 18 September 2024,rupiah ditutup di level Rp15.330/USD, sama dengan penutupan sehari sebelumnya. Namun, nilai tukar rupiah masih bergerak di kisaran Rp15.300/USD di tengah ekspektasi penguatan lebih lanjut setelah pemangkasan suku bunga dari dua bank sentral besar, yaitu The Fed dan Bank Indonesia.
Dampak Penurunan Suku Bunga The Fed dan BI
Semalam, Bank Sentral AS atau The Fed membuat kejutan dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps), dari 5,25 persen - 5,50 persen menjadi 4,75 persen - 5,0 persen. Pemangkasan ini lebih besar dari ekspektasi pasar yang memprediksi penurunan hanya sebesar 25 bps. Penurunan suku bunga ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020, saat awal pandemi Covid-19.
The Fed memutuskan pemangkasan suku bunga setelah melihat inflasi AS mulai bergerak menuju target 2 persen, meski tekanan pengangguran yang meningkat turut menjadi faktor utama keputusan tersebut. Sepanjang periode Maret 2022 hingga Juli 2023, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 525 bps untuk menekan inflasi. Setelah mempertahankan suku bunga pada level 5,25 persen - 5,50 persen sejak September 2023, The Fed kini memulai siklus pelonggaran moneter yang diharapkan membawa dampak positif bagi pasar keuangan global, termasuk di Indonesia.
Bank Indonesia juga mengambil langkah serupa dengan memangkas suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 6,0 persen. Selain itu, suku bunga Deposit Facility juga turun menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen.
Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Februari 2021, setelah sebelumnya BI menaikkan suku bunga sebesar 275 bps dari Agustus 2022 hingga April 2024. Penurunan suku bunga ini menjadi angin segar bagi perekonomian Indonesia, terutama di sektor investasi dan keuangan.
Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas dan memperkuat momentum pemulihan ekonomi nasional. Seiring dengan kebijakan moneter The Fed, keputusan BI ini diperkirakan akan mendorong sentimen positif bagi rupiah dan pasar keuangan domestik.
Analisis Teknikal Rupiah
Secara teknikal, pergerakan rupiah masih berada dalam tren penguatan. Rupiah diprediksi akan terus bergerak menguat mengikuti garis rata-rata pergerakan selama 20 jam (Moving Average 20). Support terdekat yang perlu diperhatikan ada di level Rp15.300/USD, yang ditarik dari level terendah candle intraday Rabu kemarin. Jika level support ini bertahan, maka rupiah berpeluang melanjutkan penguatan menuju target-target yang lebih tinggi.
Namun, potensi adanya pembalikan arah perlu diwaspadai. Resistance terdekat yang perlu diperhatikan berada di level Rp15.360/USD, yang merupakan garis rata-rata pergerakan selama 50 jam (MA 50). Jika rupiah melemah dan menembus level ini, maka tren pelemahan jangka pendek dapat terkonfirmasi.
Faktor Pendukung Penguatan Rupiah
Beberapa faktor yang mendukung potensi penguatan rupiah hari ini, antara lain:
- Pemangkasan Suku Bunga The Fed: Dengan The Fed yang mulai melonggarkan kebijakan moneternya, arus modal asing diperkirakan akan kembali mengalir ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Ini akan meningkatkan permintaan terhadap rupiah dan memperkuat nilai tukarnya.
- Pemangkasan Suku Bunga BI: Langkah Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan menjadi sinyal positif bagi pasar keuangan domestik. Ini berpotensi menarik investor ke dalam aset-aset berbasis rupiah, termasuk obligasi dan saham.
- Prospek Ekonomi yang Stabil: Indonesia saat ini berada dalam fase pemulihan ekonomi yang stabil, dengan inflasi yang terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang terus positif. Stabilitas ini akan menjadi daya tarik bagi investor asing yang mencari pasar dengan risiko yang lebih rendah.
Rupiah diprediksi akan melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini, didorong oleh langkah The Fed dan Bank Indonesia yang secara bersamaan menurunkan suku bunga acuan. Secara teknikal, rupiah berpotensi menguji level support di Rp15.300/USD dengan potensi penguatan lebih lanjut. Namun, investor tetap perlu memperhatikan level resistance di Rp15.360/USD sebagai sinyal adanya potensi pembalikan arah jika tekanan jual meningkat.
Kondisi ini memberikan prospek positif bagi mata uang Garuda dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Kenaikan ini juga semakin menguatkan pasar bahwa perekonomian Indonesia perlahan mulai membaik.(*)