KABARBURSA.COM - Hari ini, rupiah dibuka melemah terlempar ke kisaran Rp15.700-an per dolar AS dalam perdagangan di pasar spot, pada Jumat 22 Maret 2024, dipengaruhi oleh kebangkitan dolar Amerika Serikat (AS) yang semakin kuat, mencapai 104,1 pagi ini.
Rupiah terdepresiasi menjadi Rp15.774 per dolar AS, mengalami penurunan sebesar 0,67persen dibandingkan dengan level penutupan hari sebelumnya pada pukul 09:07 WIB. Pelemahan rupiah tidak berdiri sendiri, mayoritas mata uang Asia juga terdampak oleh penguatan dolar AS. Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan pelemahan terburuk sejauh ini, kehilangan nilai sebesar 1,32persen, diikuti oleh rupiah yang turun 0,67persen dan ringgit Malaysia yang melemah 0,57persen, serta baht Thailand yang tergerus 0,38persen.
Tekanan pada rupiah hari ini juga dipicu oleh perlambatan arus modal asing yang masuk ke pasar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan penurunan 0,07persen pagi ini meskipun Wall Street mencatatkan rekor penutupan baru semalam.
Dolar AS kembali menguat karena para investor global mengantisipasi risiko dari prospek kenaikan suku bunga The Fed pada 2025 dan 2026 serta jangka panjang.
Hasil pertemuan FOMC The Fed menyatakan bahwa perkiraan tingkat suku bunga jangka panjang mencapai median 2,6persen, naik dari median sebelumnya yang sebesar 2,5persen. Perubahan ini menunjukkan bahwa suku bunga diperkirakan akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di masa depan.
Secara teknikal, rupiah telah menembus level support kuatnya di Rp15.700 per dolar AS dan saat ini bergerak di kisaran support Rp15.740-Rp15.760 per dolar AS. Level support selanjutnya diperkirakan menuju Rp15.820–Rp15.840 per dolar AS. Jika terjadi penembusan kembali pada level support tersebut, kemungkinan rupiah akan menuju ke arah Rp15.875 per dolar AS.