Logo
>

Rupiah Melambat Meski Neraca Dagang Surplus Empat Tahun

Ditulis oleh KabarBursa.com
Rupiah Melambat Meski Neraca Dagang Surplus Empat Tahun

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada bulan April. Ini merupakan bulan ke-48 berturut-turut Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan.

    Deputi Kepala BPS Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini, , surplus ini telah bertahan selama 4 tahun penuh. Dia menyampaikan hal ini dalam konferensi pers di Jakarta pada Rabu 15 Mei 2024 kemarin.

    Meskipun ini berita yang baik, surplus neraca perdagangan tidak sepenuhnya memberikan kekuatan pada nilai tukar rupiah. Selama 4 tahun terakhir, rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

    Selama tahun 2020, rata-rata nilai tukar rupiah di pasar spot berada di Rp 14.529,06/US$. Namun, pada tahun ini, rata-ratanya mencapai Rp 15.788,78/US$ per 15 Mei. Bahkan, rupiah sempat mencapai di atas Rp 16.000/US$, menjadi yang terlemah sejak tahun 2020.

    Mengapa surplus neraca perdagangan tidak memberikan kekuatan pada rupiah? Apakah ada yang salah?

    Surplus neraca perdagangan memang merupakan faktor positif. Namun, ada faktor lain yang juga penting dalam menentukan nilai tukar sebuah mata uang, yaitu transaksi berjalan (current account).

    Di sisi transaksi berjalan, Indonesia sering mengalami defisit. Ini adalah neraca yang mencerminkan pasokan valuta asing dari ekspor-impor barang dan jasa.

    Pasokan valuta asing dari transaksi berjalan lebih stabil dan berkelanjutan dalam jangka panjang dibandingkan dengan investasi portofolio di pasar keuangan. Oleh karena itu, transaksi berjalan menjadi faktor penting bagi nilai tukar suatu negara.

    {

    "width": "100 persen",

    "height": "480",

    "symbol": "ECONOMICS:IDBOT",

    "interval": "D",

    "timezone": "Etc/UTC",

    "theme": "light",

    "style": "1",

    "locale": "en",

    "hide_top_toolbar": true,

    "allow_symbol_change": false,

    "save_image": false,

    "calendar": false,

    "hide_volume": true,

    "support_host": "https://www.tradingview.com"

    }

    Pada tahun 2023, misalnya, transaksi berjalan Indonesia mencatat defisit sebesar US$ 1,57 miliar atau 0,11 persen. Meskipun neraca perdagangan barang surplus sebesar US$ 46,35 miliar, defisit tetap terjadi pada neraca jasa sebesar US$ 17,92 miliar dan neraca pendapatan primer sebesar US$ 35,36 miliar.

    Defisit pada neraca jasa, terutama dalam jasa transportasi, menjadi penyebab utama. Sekitar 60.000 kapal, sebagian besar asing, beroperasi di perairan Indonesia setiap tahunnya, menurut Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.

    Indonesia masih lebih banyak menghabiskan valuta asing daripada menghasilkannya. Defisit pada neraca jasa juga dipengaruhi oleh tingginya ketergantungan pada pelaku usaha asing.

    Selain itu, defisit pada neraca pendapatan primer juga meningkat, terutama karena peningkatan pembayaran bunga pinjaman luar negeri dan suku bunga global yang tinggi.

    Defisit Fiskal

    Tidak hanya pada transaksi berjalan, Indonesia juga mengalami defisit fiskal. Saat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) defisit, pemerintah harus meminjam uang dari luar negeri, yang meningkatkan kebutuhan akan valuta asing.

    {

    "width": "100 persen",

    "height": "480",

    "symbol": "FX_IDC:USDIDR",

    "interval": "D",

    "timezone": "Etc/UTC",

    "theme": "light",

    "style": "1",

    "locale": "en",

    "hide_top_toolbar": true,

    "allow_symbol_change": false,

    "save_image": false,

    "calendar": false,

    "hide_volume": true,

    "support_host": "https://www.tradingview.com"

    }

    Defisit kembar ini, baik pada transaksi berjalan maupun fiskal, membuat nilai tukar rupiah rentan terhadap pelemahan. Tanpa perbaikan struktural, sulit bagi rupiah untuk menguat, dan kemungkinan akan terus mengalami depresiasi.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi