Logo
>

Rupiah Melemah, Dolar AS Didorong Sentimen Tarif Trump dan ULN Melambat

Rupiah ditutup melemah ke Rp16.250 per USD usai Trump umumkan tarif dagang baru dan pertumbuhan ULN Indonesia melambat. Sentimen global tekan rupiah.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Rupiah Melemah, Dolar AS Didorong Sentimen Tarif Trump dan ULN Melambat
Rupiah melemah ke Rp16.250 per USD akibat tarif dagang AS dan perlambatan ULN RI. Pasar waspadai inflasi dan arah suku bunga The Fed. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Nilai tukar rupiah menutup perdagangan Senin, 14 Juli 2025, dengan pelemahan sebesar 32 poin di level Rp16.250 per dolar AS. Tekanan terhadap mata uang Garuda terjadi di tengah derasnya sentimen global, utamanya dari kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan perlambatan pertumbuhan utang luar negeri Indonesia.

    Trump kembali mengguncang pasar global lewat kebijakan tarif. Setelah sebelumnya menargetkan sejumlah negara ekonomi besar, kali ini giliran Meksiko dan Uni Eropa dikenai tarif 30 persen.

    "Tarif Trump akan berlaku efektif mulai 1 Agustus, sehingga memberikan waktu terbatas bagi negara-negara ekonomi utama untuk menyelesaikan lebih banyak kesepakatan perdagangan dengan Washington," ujar Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan resminya, Senin, 14 Juli 2025.

    Ibrahim menambahkan, Trump tak memberi sinyal akan memperpanjang tenggat tersebut. Dalam sepekan terakhir, AS telah mengenakan bea masuk 25 persen untuk produk dari Jepang dan Korea Selatan, serta tarif 50 persen untuk Brasil dan impor tembaga.

    Di saat yang sama, China merilis data neraca perdagangan Juni yang melampaui ekspektasi. Kinerja ekspor Negeri Tirai Bambu ternyata lebih kuat, ditopang oleh pemangkasan tarif bersama AS.

    "Didorong oleh ekspor yang lebih kuat dari perkiraan di tengah pemotongan tarif bersama dengan Amerika Serikat," kata Ibrahim.

    Pelaku pasar kini mengalihkan perhatian ke rilis data inflasi AS yang dijadwalkan pada Selasa waktu setempat. Fokus utama akan tertuju pada indeks harga konsumen (CPI) bulan Juni, terutama sejauh mana tarif Trump berpengaruh pada tekanan harga.

    "Inflasi yang stagnan kemungkinan akan memberi Federal Reserve lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga, meskipun ada desakan dari presiden agar bank sentral segera memangkas suku bunga," jelasnya.

    Untuk perdagangan Selasa, Ibrahim memperkirakan rupiah bergerak fluktuatif dan masih berpotensi ditutup melemah di kisaran Rp16.240–Rp16.290 per dolar AS.

    Selain faktor eksternal, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh laporan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Mei 2025. Pertumbuhan ULN melambat dibanding bulan sebelumnya.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menyebut posisi ULN Indonesia pada Mei 2025 tercatat sebesar USD435,6 miliar, tumbuh 6,8 persen secara tahunan (yoy).

    "Lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2025 sebesar 8,2 persen (yoy)," ujar Ramdan dalam pernyataannya.

    Ia menjelaskan, perlambatan ini utamanya dipicu oleh kinerja ULN sektor publik yang melandai dan kontraksi pada ULN swasta. Di sisi lain, ULN pemerintah mencapai USD209,6 miliar, atau naik 9,8 persen yoy—masih lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 10,4 persen yoy.

    Ramdan menyebut, dinamika tersebut berkaitan dengan pembayaran jatuh tempo surat berharga negara (SBN) internasional, meskipun arus modal asing masih masuk ke pasar obligasi domestik.

    "Seiring tetap terjaganya kepercayaan investor global terhadap prospek perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global," jelasnya.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.