KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke level Rp15.643 pada perdagangan hari ini, Rabu (17/1/2024), menyusul keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen.
Mayoritas mata uang Asia turut terpantau melemah, sedangkan dolar AS menguat. Data Bloomberg pukul 15.00 WIB mencatat bahwa rupiah mengalami penurunan sebesar 0,32 persen atau 50,5 poin ke level Rp15.643 per dolar AS, setelah penutupan yang lesu pada perdagangan sebelumnya. Sementara itu, indeks mata uang AS menguat 0,08 persen ke posisi 103,43.
Sejumlah mata uang kawasan Asia juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS, seperti dolar Singapura yang turun 0,15 persen, yen Jepang yang mengalami penurunan sebesar 0,47 persen, dolar Taiwan yang merosot 0,57 persen, dan won Korea yang turun 0,97 persen.
Selanjutnya, ringgit Malaysia melemah 0,52 persen, yuan China turun 0,13 persen, peso Filipina dan baht Thailand masing-masing turun 0,13 persen dan 0,27 persen. Hanya dolar Hong Kong yang terpantau menguat 0,04 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menekankan bahwa keputusan BI untuk menahan suku bunga di level 6 persen selaras dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stabilitas. Ini merupakan langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali, dengan sasaran 3 persen plus minus 1 persen pada 2023 dan 2,5 persen plus minus 1 persen pada tahun 2024.
Ibrahim menambahkan bahwa keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan dipengaruhi oleh ketidakpastian global dan tingkat inflasi di negara maju, terutama AS, yang menciptakan ketidakpastian dalam kebijakan suku bunga global ke depan.
Inflasi AS pada Desember 2023 mencapai 3,4 persen secara tahunan, mengalami kenaikan dari 3,1 persen pada November 2023. Sentimen global dari Gubernur The Fed, Christopher Waller, yang mengisyaratkan penundaan penurunan suku bunga, telah mendorong penguatan dolar AS dan lonjakan tajam dalam imbal hasil Treasury AS, dengan tenor 10 tahun melewati angka 4 persen.
Dari Asia, rilis Produk Domestik Bruto (PDB) China kuartal IV/2023 tumbuh sedikit lebih rendah dari perkiraan, mencapai 5,2 persen. Pertumbuhan PDB tahunan mencapai 5,2 persen, melampaui target Beijing sebesar 5 persen pada 2023.
Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diperkirakan akan mengalami fluktuasi namun cenderung ditutup melemah di rentang Rp15.630-Rp15.690, demikian kata Ibrahim.