KABARBURSA.COM - Tempat penyimpanan gas bawah tanah di Ukraina menjadi sasaran serangan rudal Rusia pada hari Minggu, dalam gelombang serangan terbaru terhadap fasilitas listrik. Demikian disampaikan oleh perusahaan energi milik negara Ukraina, Naftogaz, yang menegaskan bahwa meskipun serangan itu terjadi, pasokan gas ke konsumen tidak terganggu.
Kementerian Energi dan distributor energi Ukraina menyatakan bahwa negara tersebut telah meningkatkan impor listrik dan menghentikan ekspor pada hari Minggu. Ini sebagai respons atas serangkaian serangan baru-baru ini, yang menyebabkan produsen energi terkemuka, DTEK, kehilangan 50persen kapasitasnya.
Rusia telah menyerang fasilitas pembangkit dan transmisi di Ukraina, menyebabkan pemadaman listrik yang signifikan di banyak wilayah. Bahkan, fasilitas energi di tiga wilayah Ukraina diserang pada hari Minggu pagi.
CEO Naftogaz, Oleksiy Chernyshov, mengonfirmasi bahwa peralatan rusak akibat serangan dan perbaikan sedang dilakukan. Namun, ia menekankan bahwa situasi ini tidak akan secara kritis memengaruhi operasi Penyimpanan Gas Bawah Tanah (UGS) karena gas disimpan di kedalaman bumi.
Sementara infrastruktur permukaan yang rusak memerlukan perbaikan, Naftogaz memiliki kapasitas cadangan yang cukup untuk mengurangi dampak langsung serangan tersebut.
Kementerian Energi mengonfirmasi bahwa impor listrik meningkat secara signifikan, sementara ekspor telah dihentikan. Serhiy Kovalenko, kepala perusahaan distribusi Yasno, menyatakan bahwa DTEK, salah satu produsen energi terbesar di Ukraina, telah kehilangan setengah dari kapasitas pembangkitnya.
Kovalenko menyatakan bahwa Rusia menyerang dua bagian sistem energi Ukraina, yakni pembangkitan dan distribusi, serta menyerang pembangkit listrik tenaga panas dan air. Serangan tersebut menyasar titik-titik jaringan dan trafo dengan keras.
Kementerian Energi juga melaporkan serangan Rusia terhadap fasilitas infrastruktur energi penting di wilayah Lviv di Ukraina barat. Meskipun demikian, perusahaan energi Ukraina sedang berupaya untuk melokalisasi dan menghilangkan dampak serangan tersebut.
Meskipun infrastruktur permukaan mengalami kerusakan, kapasitas cadangan gas yang cukup dalam bumi membantu memitigasi dampak langsung dari serangan tersebut. Sebagian besar kapasitas penyimpanan gas Ukraina berada di bagian barat negara itu, mampu menyimpan sekitar 30 miliar meter kubik gas.