KABARBURSA.COM – Influencer Saham dan Trader Muda Ryan Filbert mengajak para mahasiswa untuk mencoba berinvestasi guna menemukan financial freedom sejak usia muda. Apalagi, proses untuk investasi di zaman sekarang bukan lagi sesuatu yang sulit.
Hal itu disampaikan Ryan dalam Capital Market Forum yang diselenggarakan KabarBursa.Com di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Kamis, 21 November 2024.
Peraih penghargaan Tokoh Inspiratif Pasar Modal tahun 2017 dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu membandingkan proses pembelian saham pada zaman dulu dengan sekarang.
Di awal perkenalannya dengan dunia investasi, Ryan mengaku sempat memiliki masalah.
“Waktu buka rekening saham, saya langsung dimarahin karena saham dianggap judi. Tapi kemudian saya bisa meyakinkan keluarga ketika mendapatkan penghargaan dari presiden (Joko Widodo) sebagai tokoh inspiratif pasar modal,” ujar Ryan.
Oleh karena itu, ia mendorong para peserta Capital Market Forum, untuk belajar berinvestasi sejak muda. Karena, menurutnya saat ini ada banyak pilihan saham.
“Indonesia baru 900 sahamnya. Pergi ke Singapura, lebih banyak lagi dan bingung. Kalau di Amerika, begitu buka Nasdaq (National Association of Securitas Dealers Automated Quotations Stock Market) sudah sesak napas karena terlalu banyak,” urai dia.
Kendati ada banyak pilihan saham, ujarnya, hanya sedikit saja yang bisa bertahan dalam jangka panjang. Sementara, sisanya harus kandas. Oleh karena itu, ia menyarankan para peserta untuk cerdas memilih saham yang memiliki potensi.
Karena, nama besar dari pemilik saham tidak menjamin perusahaan tersebut dapat bertahan. Sehingga, ia meminta agar generasi muda atau pemula yang membeli saham harus membenahi pola pikirnya, terutama anggapan terkait kaya dengan cepat lewat saham.
“Kita tidak akan berbicara mengenai kecepatan kaya dalam saham. Karena apa? Karena membeli saham adalah membeli perusahaan. Dan perusahaan harus dikelola oleh orang-orang yang ada di dalam perusahaan,” jelasnya.
Logis dalam Berinvestasi
Ryan mengatakan, berinvestasi itu harus menggunakan pemikiran yang logis. Misalnya, terkait dengan harga saham.
Harga saham yang terefleksi dan dapat dilihat di berbagai aplikasi terjadi karena banyak faktor yang melatarbelakangi. Faktor pertama yang harus dipertimbangkan adalah pendapatan perusahaan.
“Kalau perusahaan tidak pernah punya pendapatan, namanya bukan perusahaan, tapi ganti jadi panti asuhan,” selorohnya.
Di sini, sebagai sebuah perusahaan haruslah mengejar keuntungan.Karenanya ia menyarankan untuk tidak membeli saham perusahaan yang besar pasak dari pada tiang, atau tidak pernah untung.
“Jadi itu statement betul. Kalau seterus-terusnya adalah besar pasak daripada tiang, nggak akan jalan. At the end of the day, harus make money,” tegas dia.
Faktor kedua yang dapat menjadi pertimbangan adalah keharusan untuk profit dan prasyarat ketiga adalah perusahaan tersebut harus memiliki integritas.
Alasan untuk Investasi
Sebelumnya, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia (NHKSI) Liza Camelia Suryanata, mengimbau agar generasi muda sudah memulai investasi. Menurutnya, salah satu alasan investasi diperlukan adalah karena inflasi atau kenaikan harga barang yang terjadi terus menerus.
Liza mencontohkan, uang Rp50 ribu pada zaman dulu dapat dibelikan beragam kebutuhan pokok, tapi nominal yang sama hanya dapat dipakai untuk membeli kopi di kafe. Menurutnya, hubungan antara inflasi dan investasi adalah meningkatkan kemampuan uang yang lama-lama tergerus.
“Kalau kita mendasarkan kepada kemampuan uang yang lama-lama itu tergerus. Kita enggak akan bisa keep up dengan inflasi tanpa investasi,” kata Riza.
Menurutnya, banyak hal yang harus dibenahi dari cara berpikir generasi muda terkait investasi, terutama bagi yang terburu-buru ingin cepat kaya. Sebelum berinvestasi, harus dipahami apa itu investasi atau dengan kata lain mengelola aset atau harta dengan harapan bahwa aset tersebut bisa bertambah nilai kemudian hari.
Dengan definisi tersebut, membeli mobil atau rumah tidak termasuk ke dalam investasi karena nilainya akan cepat tergerus dan tidak mendapatkan keuntungan dari pembelian tersebut.
“Kalau dalam beberapa waktu, aset itu kemudian harganya turun, that’s not really investment. Mobil itu perlu maintenance, berarti oli, bensin, parkir. Kalau kamu tidak punya rumah yang ada garasinya, kamu di apartemen atau di kantor, pasti ada nilai stiker untuk parkir,” jelasnya.
Jika mobil itu disewakan, itu berarti dapat dikatakan sebagai investasi. Selain itu, mobil dapat dikatakan investasi ketika mobil itu unik dan berada di tangan kolektor sehingga nilainya tetap meningkat.
Ia juga menjelaskan bahwa rumah yang ditempati tidak termasuk ke dalam investasi karena rumah hanya ditinggali. Namun, jika rumah tersebut disewakan, baru dapat dikatakan sebagai investasi.(*)