KABARBURSA.COM - Emiten perkebunan kelapa sawit yang berada di bawah kendali Grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), hari ini, 26 September 2024, mengumumkan rencana pembagian dividen interim untuk tahun buku 2024. Dividen interim tersebut akan dibagikan sebesar Rp84 per saham kepada para pemegang saham yang tercatat dalam daftar perseroan pada tanggal 7 Oktober 2024 pukul 16.00 WIB.
Keputusan ini tertuang dalam hasil keputusan sirkuler direksi yang telah mendapat persetujuan dari dewan komisaris perusahaan. Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan, keputusan ini mulai berlaku efektif sejak 23 September 2024.
Para pemegang saham AALI akan menerima pembayaran dividen interim tunai tersebut pada tanggal 24 Oktober 2024. Adapun rincian jadwal pembagian dividen ini adalah sebagai berikut:
- 3 Oktober 2024: Cum dividen interim di pasar reguler dan pasar negosiasi
- 4 Oktober 2024: Ex dividen interim di pasar reguler dan pasar negosiasi
- 7 Oktober 2024: Cum dividen interim di pasar tunai
- 8 Oktober 2024: Ex dividen interim di pasar tunai
- 7 Oktober 2024: Recording date bagi pemegang saham yang berhak atas dividen interim
Pembagian dividen ini menjadi salah satu langkah strategis AALI untuk terus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham di tengah dinamika pasar kelapa sawit global yang terus berfluktuasi. AALI, sebagai salah satu emiten sawit terbesar di Indonesia, tetap berkomitmen untuk menjaga kinerja keuangan yang stabil dan memberikan imbal hasil yang baik bagi para investornya.
Dengan adanya dividen interim ini, AALI berharap dapat memberikan kepercayaan lebih kepada para pemegang saham dalam mendukung pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.
Kinerja Keuangan AALI
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), salah satu emiten kelapa sawit terbesar di Indonesia, saat ini diperdagangkan pada harga Rp6.825 per saham. Dengan kenaikan 100 poin (+1.49 persen) pada hari perdagangan terakhir, saham ini menarik perhatian para investor. Namun, apakah saham AALI layak dikoleksi jika menggunakan pendekatan Warren Buffett, salah satu investor paling terkenal di dunia?
Warren Buffett dikenal dengan prinsip investasi nilai, yang fokus pada fundamental perusahaan, harga wajar saham, serta potensi pertumbuhan jangka panjang.
1. Valuasi Saham
- Price to Earnings (P/E) Ratio
Saat ini, P/E ratio AALI (TTM) berada di angka 11,04, di bawah rata-rata IHSG yang memiliki median P/E sebesar 7,89. Forward P/E Ratio AALI berada di level 14,00, yang menunjukkan pasar memproyeksikan potensi pertumbuhan laba ke depan. Angka ini terbilang wajar, meski sedikit lebih tinggi dari IHSG, namun tetap dalam kisaran yang dapat diterima oleh investor nilai.
- Price to Book (P/B) Ratio
AALI diperdagangkan pada P/B ratio 0,59, yang menunjukkan harga sahamnya berada di bawah nilai buku. Ini merupakan indikasi bahwa saham ini undervalued, salah satu kriteria yang disukai Buffett karena mencerminkan potensi apresiasi harga saham di masa depan.
- Earnings Yield
Dengan Earnings Yield sebesar 9,05 persen, ini menunjukkan return yang cukup menarik bagi investor jika dibandingkan dengan hasil obligasi atau instrumen lainnya. Buffett biasanya mencari perusahaan dengan yield tinggi untuk mengamankan pengembalian modal yang baik.
2. Profitabilitas dan Pertumbuhan
- Net Profit Margin
AALI memiliki margin laba bersih sebesar 4,91 persen untuk kuartal terakhir. Walaupun margin ini tidak tergolong tinggi, sektor kelapa sawit memang cenderung memiliki margin yang lebih rendah dibanding sektor lain seperti teknologi. Namun, yang menarik, pertumbuhan laba bersih AALI (YoY) mencapai 89,36 persen, sebuah peningkatan signifikan yang mencerminkan efisiensi operasional dan pemulihan kinerja perusahaan.
- Return on Equity (ROE)
ROE AALI sebesar 5,36 persen tergolong moderat, namun tidak mencerminkan angka yang sangat menarik untuk standar Buffett, yang biasanya menginginkan perusahaan dengan ROE di atas 10 persen. Kendati demikian, nilai ini tetap memberikan return positif bagi pemegang saham.
3. Manajemen Utang dan Solvabilitas
- Debt to Equity Ratio (D/E Ratio)
AALI memiliki Debt to Equity Ratio sebesar 0,19, dan rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas hanya 0,08. Ini menunjukkan perusahaan memiliki manajemen utang yang sangat baik, yang menjadi salah satu aspek penting dalam filosofi Buffett. Ia lebih menyukai perusahaan yang dikelola dengan konservatif dari segi utang, karena ini mengurangi risiko dan menjaga kestabilan keuangan perusahaan di masa depan.
- Current Ratio & Quick Ratio
Dengan Current Ratio 1,91 dan Quick Ratio 1,34, AALI memiliki likuiditas yang sehat. Perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa harus mengandalkan penjualan aset atau pinjaman.
4. Cash Flow
- Free Cash Flow (FCF)
AALI memiliki Free Cash Flow sebesar Rp3,271 triliun dalam 12 bulan terakhir. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki arus kas bebas yang kuat, yang dapat digunakan untuk membayar dividen, melakukan investasi, atau membiayai ekspansi. Buffett sangat menghargai perusahaan dengan arus kas yang solid karena ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang menantang.
5. Dividen
- Dividend Yield & Payout Ratio
Dividend yield AALI saat ini sebesar 3,62 persen dan payout ratio 47,44 persen. Buffett cenderung lebih memilih perusahaan dengan dividen stabil dan payout ratio yang wajar. Dividen AALI cukup menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif dari saham, namun tetap menyisakan ruang bagi perusahaan untuk mempertahankan pertumbuhan.
Prospek Masa Depan AALI
Meskipun harga saham AALI turun 9,90 persen dalam satu tahun terakhir, kinerja fundamental perusahaan tetap solid. Dengan pendapatan per saham (EPS) tahunan sebesar Rp617,95 dan Price to Sales (P/S) Ratio sebesar 0,61, saham ini terlihat undervalued. Selain itu, pertumbuhan pendapatan AALI sebesar 19,08 persen YoY dan pertumbuhan laba bersih hampir 90 persen YoY menunjukkan bahwa perusahaan ini berhasil memanfaatkan peluang di sektor kelapa sawit yang sangat bergantung pada harga komoditas global.
Namun, harga saham AALI masih jauh dari harga tertinggi 52 minggu sebesar Rp7.850. Tren harga yang menurun selama lima tahun terakhir (-36,51 persen) menunjukkan bahwa saham ini menghadapi tantangan, baik dari sisi harga komoditas maupun kebijakan industri.
Apakah saham AALI layak dikoleksi?
Jika dilihat dari sudut pandang Warren Buffett, saham AALI memiliki beberapa keunggulan, terutama dalam hal valuasi yang rendah (P/B Ratio 0,59), arus kas bebas yang kuat, dan manajemen utang yang baik. Meski pertumbuhan ROE dan profitabilitas belum sekuat perusahaan lain di sektor berbeda, potensi undervaluation dan prospek dividen yang stabil menjadikan AALI pilihan menarik untuk investor jangka panjang yang mencari nilai dalam sektor komoditas.
Namun, mengingat fluktuasi harga komoditas dan ketergantungan perusahaan pada faktor eksternal, investor perlu mempertimbangkan risiko jangka pendek. Bagi investor yang bersedia menahan volatilitas, AALI bisa menjadi peluang yang layak dipertimbangkan.(*)