KABARBURSA.COM - PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) menunjukkan performa yang menarik perhatian dengan pertumbuhan arus kas operasi yang kuat serta peningkatan signifikan dalam pendapatan bersih kuartalan.
Meskipun menghadapi beberapa tantangan dalam menjaga stabilitas pertumbuhan tahunan, AALI tetap menunjukkan potensi yang menjanjikan, terutama dengan adanya kolaborasi strategis untuk mengawal investasi di bidang pangan, pertanian, dan kehutanan di ASEAN.
Kolaborasi ini diperkenalkan oleh Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI dalam pertemuan multipihak bersama ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), Food and Agriculture Organization (FAO), dan International Institute for Sustainable Development (IISD) di Ubud, Bali, pada Rabu, 24 Juli 2024 lalu.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Sukamta mengatakan persoalan ketahanan pangan atau food security tidak hanya menjadi peran pemerintah dan parlemen, melainkan juga membutuhkan sektor terkait lainnya, misalnya dari organisasi internasional dan lembaga riset masyarakat yang concern terhadapnya.
“Bicara ketahanan pangan tidak cukup hanya berasal dari pemerintah dan parlemen saja, melainkan juga perlu dari pihak-pihak terkait yang hadir di sini. Karena itu, saya apresiasi pertemuan ini yang menghadirkan banyak pihak-pihak terkait. Bahkan, juga ada dari unsur masyarakat tani yang berfokus untuk generasi milenial, seperti Petani Muda Keren,” ujar Sukamta kepada di sela-sela pertemuan di Ubud, Gianyar, Bali.
Melalui pertemuan itu, AALI berada dalam posisi yang strategis untuk memanfaatkan investasi bertanggung jawab di sektor pangan, pertanian, dan kehutanan ini. Bagaimana perkembangan lebih lanjut dari kinerja keuangan AALI dan peluang yang dapat dioptimalkan dari inisiatif ini? Simak ulasannya berikut.
Profil Perusahaan
PT Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian. Awalnya, perusahaan ini memulai kegiatan usahanya dengan perkebunan singkong. Seiring waktu, bisnisnya berkembang ke perkebunan karet dan akhirnya ke perkebunan kelapa sawit. Saat ini, AALI telah menjadi salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar dan paling terkelola di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Total luas area kelapa sawit yang dioperasikan oleh AALI mencapai 287.604 hektar.
Dalam upayanya untuk terus berkembang, AALI melakukan diversifikasi dengan mengembangkan industri hilir yang relevan dengan kegiatan inti perkebunan kelapa sawit. Perusahaan ini mengoperasikan kilang minyak sawit yang menghasilkan produk olahan seperti Olein, Stearin, dan PFAD. Strategi bisnis AALI fokus pada peningkatan produktivitas dan efisiensi di semua strata, serta diversifikasi usaha pada sektor-sektor yang prospektif terkait dengan bisnis inti kelapa sawit.
Struktur kepemilikan saham AALI menunjukkan bahwa PT Astra International Tbk memegang porsi terbesar saham dengan total 1,19 miliar saham atau 61,99 persen dari keseluruhan saham. Selain itu, masyarakat warkat memiliki 340,73 juta saham atau 17,71 persen, dan PT Astra International Tbk juga memiliki 340,51 juta saham atau 17,69 persen dalam kapasitas berbeda. Sementara itu, masyarakat non-warkat memegang 50,28 juta saham atau 2,61 persen dari total saham yang beredar.
Pada akhir bulan Juni 2024, jumlah pemegang saham AALI tercatat sebanyak 21.201 pemegang, mengalami sedikit penurunan sebanyak 10 pemegang dibandingkan dengan bulan Mei 2024 yang tercatat sebanyak 21.211 pemegang. Angka ini menunjukkan fluktuasi yang wajar dalam jumlah pemegang saham, di mana pada bulan April 2024 jumlah pemegang saham menurun signifikan sebanyak 409 pemegang menjadi 21.214 dibandingkan bulan sebelumnya. Tren ini mencerminkan dinamika pasar saham dan minat investor terhadap saham AALI.
Kinerja Keuangan 2024
Periode ini menunjukkan pendapatan bersih AALI yang mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada kuartal pertama tahun 2024, pendapatan bersih tercatat sebesar Rp231 miliar, sedikit naik dari Rp225 miliar pada periode yang sama tahun 2023, namun masih di bawah Rp483 miliar di tahun 2022. Di kuartal kedua 2024, pendapatan bersih mencapai Rp271 miliar, yang merupakan peningkatan signifikan dibandingkan dengan Rp143 miliar di kuartal kedua 2023, tetapi tetap lebih rendah dari Rp326 miliar pada kuartal kedua 2022.
Secara tahunan (annualised), pendapatan bersih AALI diperkirakan akan mencapai Rp1,00 triliun pada tahun 2024, sedikit menurun dibandingkan Rp1,05 triliun pada tahun 2023 dan jauh lebih rendah dari Rp1,72 triliun pada tahun 2022. Total pendapatan bersih dalam dua belas bulan terakhir (TTM) hingga kuartal kedua 2024 adalah Rp1,18 triliun, yang menunjukkan peningkatan dari Rp1,05 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya, namun tetap lebih rendah dari Rp1,72 triliun pada tahun 2022.
Rasio harga terhadap laba (Price to Earnings Ratio) AALI saat ini adalah 11,72 berdasarkan perhitungan tahunan dan 9,87 untuk TTM (Trailing Twelve Months). Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales Ratio) berada di angka 0,54, dan rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value Ratio) adalah 0,53. Rasio harga terhadap arus kas (Price to Cash Flow Ratio) TTM tercatat 2,67, dan rasio harga terhadap arus kas bebas (Price to Free Cash Flow Ratio) adalah 3,59. Nilai enterprise terhadap EBITDA (Enterprise Value to EBITDA) adalah 5,00.
Pendapatan per saham (Earnings Per Share) TTM adalah Rp617,95, dan pendapatan per saham tahunan (annualised) tercatat Rp520,65. Pendapatan per saham (Revenue Per Share) TTM mencapai Rp11.257,81. Kas per saham pada kuartal terakhir adalah Rp2.071,76, nilai buku per saham (Book Value Per Share) adalah Rp11.536,94, dan arus kas bebas per saham (Free Cash Flow Per Share) TTM tercatat Rp1.699,43.
Rasio lancar (Current Ratio) AALI pada kuartal ini adalah 1,91, dan rasio cepat (Quick Ratio) adalah 1,34. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) berada di angka 0,19.
Pengembalian aset (Return on Assets) TTM adalah 4,01 persen, dan pengembalian ekuitas (Return on Equity) TTM adalah 5,36 persen. Margin laba kotor (Gross Profit Margin) pada kuartal terakhir adalah 12,72 persen, margin laba operasional (Operating Profit Margin) adalah 6,18 persen, dan margin laba bersih (Net Profit Margin) tercatat 4,91 persen.
Dividen yang dibayarkan dalam dua belas bulan terakhir (TTM) adalah Rp247, dengan rasio pembayaran dividen (Payout Ratio) 47,44 persen. Hasil dividen (Dividend Yield) adalah 4,05 persen, dengan tanggal ex-dividen terbaru pada 3 Mei 2024.
Pendapatan total (Revenue) TTM mencapai Rp21,66 triliun, dengan laba kotor (Gross Profit) Rp3,02 triliun, EBITDA Rp2,71 triliun, dan laba bersih (Net Income) TTM Rp1,18 triliun. Pada neraca keuangan, kas yang tersedia pada kuartal terakhir adalah Rp3,98 triliun, dengan total aset Rp29,65 triliun, total kewajiban Rp6,90 triliun, utang jangka pendek Rp2,46 triliun, utang jangka panjang Rp1,69 triliun, dan total utang Rp4,15 triliun. Total ekuitas AALI tercatat sebesar Rp22,20 triliun.
Arus kas operasi (Cash from Operations) untuk periode TTM (Trailing Twelve Months) adalah sebesar Rp4,40 triliun, yang menunjukkan kemampuan AALI untuk menghasilkan uang tunai dari aktivitas operasional utamanya. Arus kas dari investasi (Cash from Investing) menunjukkan arus keluar sebesar Rp1,05 triliun, yang mencerminkan pengeluaran untuk akuisisi aset dan investasi lainnya.
Arus kas dari pembiayaan (Cash from Financing) menunjukkan arus keluar sebesar Rp701 miliar, yang mencakup pembayaran utang dan dividen. Belanja modal (Capital Expenditure) selama periode ini tercatat sebesar Rp1,13 triliun. Arus kas bebas (Free Cash Flow) untuk periode TTM adalah sebesar Rp3,27 triliun, yang menunjukkan likuiditas perusahaan setelah pengeluaran untuk belanja modal.
Pertumbuhan pendapatan kuartal secara tahunan (Year-over-Year Growth) adalah sebesar 19,08 persen, menunjukkan peningkatan pendapatan dibandingkan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan sepanjang tahun (Year-to-Date YoY Growth) mencapai 9,82 persen. Namun, pertumbuhan pendapatan tahunan menunjukkan penurunan sebesar 4,96 persen, yang menunjukkan adanya tantangan dalam menjaga pertumbuhan pendapatan secara konsisten.
Pendapatan bersih (Net Income) kuartal secara tahunan mengalami peningkatan signifikan sebesar 89,36 persen, sementara pendapatan bersih sepanjang tahun naik 36,31 persen. Namun, secara tahunan, pendapatan bersih menunjukkan penurunan sebesar 38,85 persen. Pendapatan per saham (Earnings Per Share) kuartal secara tahunan naik 89,37 persen, dan pendapatan per saham sepanjang tahun naik 36,31 persen, tetapi secara tahunan menurun sebesar 38,84 persen.
Kinerja Harga Saham 2024
Pengembalian harga saham selama 1 minggu terakhir adalah 4,72 persen, dan pengembalian harga saham selama 1 bulan terakhir adalah 12,96 persen, menunjukkan tren positif dalam jangka pendek. Namun, pengembalian harga saham selama 3 bulan terakhir menurun sebesar 6,15 persen, dan selama 6 bulan terakhir turun sebesar 11,59 persen. Pengembalian harga saham selama 1 tahun terakhir turun sebesar 20,78 persen, dan selama 3 tahun terakhir turun 23,27 persen.
Pengembalian harga saham selama 5 tahun terakhir turun 39,15 persen, dan selama 10 tahun terakhir turun signifikan sebesar 76,02 persen. Pengembalian harga saham sejak awal tahun hingga saat ini turun sebesar 13,17 persen. Harga tertinggi saham dalam 52 minggu terakhir adalah Rp7.850,00, sementara harga terendah dalam 52 minggu terakhir adalah Rp5.250,00.
Data menunjukkan AALI memiliki performa operasional yang kuat dengan arus kas operasi yang positif dan pertumbuhan pendapatan bersih yang signifikan dalam jangka pendek. Meskipun demikian, AALI menghadapi tantangan dalam menjaga pertumbuhan pendapatan tahunan dan harga saham yang menunjukkan tren menurun dalam jangka panjang. (*)