Logo
>

Saham ABMM Terbang dalam Seminggu: tapi Laba Mulai Mendarat

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Saham ABMM Terbang dalam Seminggu: tapi Laba Mulai Mendarat

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) menunjukkan lonjakan yang mengesankan dalam seminggu terakhir, dengan kenaikan hingga 19,54 persen. Di awal pekan, harga saham sempat menyentuh level tertinggi di Rp5.300 sebelum akhirnya terkoreksi, dan kini bertahan di Rp4.710 per saham. Lonjakan ini mencerminkan minat investor yang tinggi terhadap emiten di sektor minyak, gas, dan batu bara ini.

    Meskipun demikian, pertanyaan masih menyelimuti bagaimana tren ini akan bertahan mengingat tantangan yang dihadapi perusahaan di sepanjang tahun. Artikel ini akan mengupas lebih dalam mengenai laporan keuangan ABMM. Seperti dirangkum Kabar Bursa di Jakarta, Jumat 30 Agustus 2024.

    PT ABM Investama Tbk (ABMM) merupakan perusahaan energi terintegrasi yang berfokus pada investasi strategis di sektor pertambangan dan energi. Portofolio bisnis ABMM mencakup sumber daya, jasa, dan infrastruktur, terutama di bidang pertambangan batu bara. Dengan sinergi dari seluruh unit bisnisnya, perusahaan ini mampu menyediakan layanan yang holistik mulai dari lokasi penambangan hingga pengapalan di laut lepas.

    Sebagai bagian dari grup besar PT Tiara Marga Trakindo, ABMM berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam investasi strategis di bidang pertambangan terintegrasi. Perusahaan ini tidak hanya mengelola seluruh rantai nilai pertambangan, namun juga didukung oleh perusahaan logistik dan jasa rekayasa terkemuka, memastikan efisiensi dan kesinambungan operasional. Dengan filosofi "empowering energy," ABMM menekankan pentingnya tata kelola perusahaan yang baik dan keberlanjutan sebagai bagian dari identitas korporasi, guna menghadirkan energi yang memberdayakan masyarakat secara berkelanjutan.

    Perusahaan ini dimiliki mayoritas oleh PT Tiara Marga Trakindo, yang menguasai 53,55 persen saham, disusul oleh Valle Verde Pte Ltd dengan kepemilikan 25,51 persen. Pemegang saham non-warkat memiliki 15,529 persen, sementara investor individu terkemuka, Drs. Lo Kheng Hong, memiliki 5,128 persen saham ABMM.

    Komposisi direksi dan komisaris ABMM terdiri dari Rachmat Mulyana Hamami yang menjabat sebagai komisaris dengan kepemilikan saham 6,12 juta lembar atau 0,2223 persen. Achmad Ananda Djajanegara sebagai direktur dengan kepemilikan 1,28 juta lembar saham atau 0,0466 persen, dan Mivida Hamami juga sebagai komisaris dengan kepemilikan 133,50 ribu lembar saham atau 0,0048 persen.

    Jumlah pemegang saham PT ABM Investama Tbk terus mengalami peningkatan dari bulan ke bulan. Pada akhir Juli 2024, jumlah pemegang saham tercatat sebanyak 12.209 orang, naik 199 orang dibandingkan bulan sebelumnya. Tren peningkatan ini konsisten sejak awal tahun 2024, menunjukkan minat investor yang terus bertambah terhadap saham ABMM.

    Pendapatan dan Laba Bersih

    Pada kuartal pertama tahun 2024, PT ABM Investama Tbk (ABMM) mencatat laba bersih sebesar Rp803 miliar. Angka ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2023 yang mencapai Rp1,588 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022, yang tercatat Rp456 miliar, laba bersih pada kuartal pertama 2024 memang masih lebih tinggi. Penurunan laba bersih ini menunjukkan adanya tekanan yang cukup besar pada kinerja perusahaan di awal tahun 2024.

    Valuasi dan Rasio Keuangan

    PT ABM Investama Tbk memiliki rasio PE (Price to Earnings) tahunan sebesar 4,08, sedangkan rasio PE TTM (Trailing Twelve Months) berada di angka 3,56. Rasio PE yang lebih rendah dari rata-rata industri dapat menandakan bahwa saham perusahaan ini relatif undervalued atau dihargai lebih rendah dibandingkan dengan potensinya. Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales) berada di 0,61, dan rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value) adalah 1,02, yang menunjukkan bahwa perusahaan diperdagangkan hampir sama dengan nilai bukunya.

    Performa Per Lembar Saham

    Laba per saham (EPS) ABMM untuk TTM tercatat sebesar Rp1.335,56, sedangkan EPS tahunan mencapai Rp1.167,02. Pendapatan per saham tercatat sebesar Rp7.823,10, yang mencerminkan pendapatan perusahaan yang cukup baik meskipun terdapat penurunan laba bersih.

    Solvabilitas dan Profitabilitas

    Dari sisi solvabilitas, perusahaan memiliki current ratio sebesar 0,90 dan quick ratio 0,82, yang menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan masih dalam batas wajar meski perlu diwaspadai. Debt to equity ratio perusahaan tercatat di 1,32, yang berarti perusahaan memiliki utang lebih besar daripada ekuitasnya, namun masih dalam batas toleransi.

    Dalam hal profitabilitas, return on assets (ROA) berada di 10,71 persen dan return on equity (ROE) di 28,61 persen. Gross profit margin pada kuartal terakhir mencapai 12,48 persen, sementara operating profit margin dan net profit margin masing-masing tercatat 8,74 persen dan 18,69 persen. Margin laba bersih yang tinggi menandakan bahwa perusahaan berhasil mempertahankan profitabilitas meski menghadapi tantangan operasional.

     

    Klik Halaman Selanjutnya...

    Neraca Keuangan

    Pada laporan neraca, total aset ABMM pada kuartal terakhir mencapai Rp34,34 triliun, dengan total kewajiban sebesar Rp21,49 triliun. Utang jangka pendek perusahaan tercatat Rp5,87 triliun, sedangkan utang jangka panjang mencapai Rp11,09 triliun. Dengan total ekuitas sebesar Rp12,85 triliun, perusahaan memiliki net debt (utang bersih) sebesar Rp14,27 triliun.

    Dividen dan Pengembalian Modal

    Perusahaan membagikan dividen sebesar Rp295 per saham untuk periode TTM, dengan payout ratio sebesar 25,28 persen. Dividend yield yang mencapai 6,20 persen menunjukkan bahwa saham perusahaan menawarkan pengembalian yang cukup menarik bagi para investor.

    Berikut adalah narasi tambahan berdasarkan data terbaru yang Anda berikan terkait PT ABM Investama Tbk:

    Arus Kas

    Pada laporan arus kas (cash flow statement) untuk TTM (Trailing Twelve Months), ABMM mencatat arus kas dari operasi sebesar Rp6,374 triliun. Ini menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu menghasilkan arus kas operasional yang kuat. Namun, arus kas dari investasi mengalami defisit sebesar Rp5,250 triliun, yang dapat mengindikasikan adanya pengeluaran besar untuk investasi atau akuisisi aset. Arus kas dari pembiayaan juga mengalami defisit sebesar Rp2,537 triliun, yang menunjukkan bahwa perusahaan mungkin telah melakukan pelunasan utang atau distribusi dividen dalam jumlah besar. Dengan demikian, arus kas bebas (free cash flow) yang tersedia bagi perusahaan tercatat hanya sebesar Rp598 miliar, mengindikasikan ruang yang terbatas untuk ekspansi lebih lanjut tanpa peningkatan pendanaan.

    Pertumbuhan

    Dari sisi pertumbuhan, pendapatan (revenue) pada kuartal YoY (Year over Year) mengalami penurunan sebesar 26,03 persen, sementara pendapatan tahunan mengalami sedikit pertumbuhan sebesar 2,27 persen. Penurunan yang cukup signifikan terlihat pada laba bersih (net income), di mana terdapat penurunan 49,42 persen pada kuartal YoY dan YTD (Year to Date). Namun, secara tahunan, laba bersih menunjukkan peningkatan sebesar 6,02 persen, yang bisa menjadi indikasi bahwa meskipun ada tekanan pada kuartal terakhir, perusahaan berhasil meningkatkan profitabilitasnya secara keseluruhan.

    Performa Harga Saham

    Performa harga saham ABMM menunjukkan tren positif yang cukup kuat. Dalam satu minggu terakhir, harga saham perusahaan mengalami kenaikan sebesar 22,37 persen. Dalam satu bulan, kenaikannya mencapai 25,59 persen, dan dalam tiga bulan sebesar 36,39 persen. Kenaikan signifikan terlihat pada periode tiga tahun, di mana harga saham melonjak sebesar 260,61 persen. Hingga saat ini, pada tahun berjalan, saham perusahaan telah naik 40 persen, menunjukkan minat investor yang kuat dan optimisme terhadap kinerja perusahaan ke depan.

    Secara keseluruhan, meskipun ABMM menghadapi tantangan dengan penurunan laba bersih dan arus kas yang ketat, perusahaan masih mampu menunjukkan pertumbuhan positif dalam beberapa metrik utama. Kinerja saham yang kuat juga mencerminkan kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang perusahaan, meskipun ada tantangan jangka pendek.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).