Logo
>

Saham AKRA Naik 1,25 Persen, Tersulut Kenaikan Harga Minyak Global

Ditulis oleh Syahrianto
Saham AKRA Naik 1,25 Persen, Tersulut Kenaikan Harga Minyak Global

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham AKRA atau PT AKR Corporindo Tbk pada perdagangan Jumat, 4 Oktober 2024 tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,25 persen atau naik 20 poin menjadi Rp1.615 per saham.

    Berdasar pada data perdagangan Stockbit, kenaikan ini terjadi setelah saham AKRA dibuka pada level Rp1.605, sedikit lebih tinggi dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp1.595.

    Selama sesi perdagangan pagi, saham AKRA sempat menyentuh level tertingginya di Rp1.625, sedangkan level terendah berada di Rp1.600.

    Investment Analyst Lead Stockbit Sekuritas Edi Chandren menyampaikan AKRA mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan pada kuartal II 2024, dengan laba bersih turun 4 persen secara tahunan (yoy) dan 32 persen secara kuartalan (qoq) menjadi Rp408 miliar.

    Penurunan ini terutama disebabkan oleh lemahnya segmen perdagangan dan distribusi, seiring dengan berkurangnya permintaan dari sektor pertambangan pada periode Maret–Mei 2024 akibat penundaan izin pertambangan (RKAB).

    Dengan volume perdagangan mencapai 16,21 juta saham, angka ini masih di bawah rata-rata volume perdagangan harian AKRA yang berada di 30,5 juta saham.

    Hingga pukul 11:27 WIB, nilai transaksi tercatat sebesar Rp25,7 miliar, dengan total lot yang diperdagangkan mencapai 159.000 lot.

    Batas atas harga (auto rejection atas/ARA) saham AKRA berada di Rp1.990, sedangkan batas bawahnya (auto rejection bawah/ARB) berada di Rp1.200. Harga rata-rata yang tercatat sepanjang sesi perdagangan pagi adalah Rp1.614 per saham.

    Investment Analyst Stockbit Sekuritas Hendriko Gani mengatakan bahwa dalam jangka yang lebih panjang, selain konflik geopolitik, prospek harga minyak mentah global.

    "Selain itu harga akan dipengaruhi seberapa berhasil paket stimulus yang dikucurkan pemerintah China untuk memulihkan ekonominya," ujarnya dalam risetnya, dikutip Kabarbursa.com, Jumat, 4 Oktober 2024.

    Lebih lanjut, Hendriko menambahkan hal itu meningkatkan permintaan minyak dibandingkan potensi tambahan suplai dari rencana kenaikan produksi OPEC+.

    Selain AKRA, tambah analis Stockbit, kenaikan harga minyak berpotensi memberikan sentimen positif jangka pendek bagi emiten produsen migas dan penunjang migas, seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS), PT Elnusa Tbk (ELSA), dan PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD).

    Kenaikan Harga Minyak Dunia

    Harga minyak melonjak pada Kamis, 3 Oktober 2024, seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa konflik regional yang meluas di Timur Tengah dapat mengganggu aliran minyak mentah global sehingga mencatatkan level tertinggi dalam sebulan.

    Seperti dilansir Reuters, harga minyak Brent pada pasar berjangka melonjak 5,03 persen atau mengalami kenaikan USD3,72 sehingga ditutup di level USD77,62 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik USD3,61 persen atau 5,15 persen menjadi USD73,71 per barel.

    Pemicunya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa AS dan Israel sedang mendiskusikan kemungkinan untuk menyerang fasilitas minyak milik Iran.

    "Kami sedang mendiskusikan hal itu (menyerang fasilitas minyak Iran). Tidak ada yang akan terjadi hari ini," ungkap Biden.

    Ada kekhawatiran bahwa eskalasi seperti itu bisa mendorong Iran untuk memblokir Selat Hormuz atau menyerang infrastruktur Saudi, seperti yang terjadi pada tahun 2019, kata analis Panmure Gordon, Ashley Kelty. Selat tersebut adalah titik penting logistik di mana seperlima dari pasokan minyak harian melewati.

    "Perkiraan kami untuk kuartal IV 2024 adalah USD75 per barel sebelum berita terbaru ini, tetapi jika serangan ini terwujud, harga bisa rata-rata mendekati USD78-USD80 per barel," kata analis StoneX, Alex Hodes.

    Lebih lanjut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Iran akan membayar atas serangan misil terhadap Israel. Sementara Teheran menyatakan bahwa setiap tindakan balasan akan dihadapi dengan kehancuran besar-besaran, yang memicu kekhawatiran akan perang yang lebih luas.

    "Konflik yang semakin intensif di Timur Tengah menghasilkan kekhawatiran signifikan terkait pasokan minyak di pasar minyak mentah global," kata kepala ekonom Rystad Energy, Claudio Galimberti.

    "Potensi gangguan pasokan, terutama, tetapi tidak terbatas pada Iran, meningkat seiring intensitas pertempuran," tambahnya.

    Perusahaan Minyak Nasional (NOC) mencabut status force majeure di semua ladang minyak dan terminal Libya, kata perusahaan minyak negara tersebut dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya, berpotensi mengakhiri krisis yang telah sangat mengurangi produksi minyak.

    Persediaan minyak mentah AS meningkat sebesar 3,9 juta barel menjadi 417 juta barel dalam pekan yang berakhir 27 September, menurut Badan Informasi Energi pada Rabu, dibandingkan dengan ekspektasi survei Reuters akan penurunan sebesar 1,3 juta barel.

    "Meningkatnya persediaan AS memberikan bukti bahwa pasar cukup terpasok dan dapat bertahan dari gangguan apa pun," kata analis ANZ dalam sebuah catatan. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.