KABARBURSA.COM - Harga salah satu saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Aneka Tambang Tbk atau Antam (ANTM), mengalami peningkatan selama sebulan terakhir. Pertanyaan yang muncul, apakah saham ini layak dibeli atau dijual?
Pada perdagangan Kamis, 18 Juli 2024, harga saham ANTM ditutup di level 1.375, terkoreksi 5 poin atau 0,36 persen dibandingkan sehari sebelumnya. Meski begitu, dalam sebulan terakhir, harga saham ANTM tercatat naik 160 poin atau 13,17 persen.
Walaupun harga saham terus meningkat, analis mengingatkan investor agar tetap berhati-hati. Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengamati secara teknikal pergerakan harga saham ANTM yang masih berada di channel uptrend-nya. Namun, posisi ANTM rawan koreksi mengingat stochastic yang mulai menyempit di area overbought.
Herditya merekomendasikan buy on weakness untuk saham ANTM dengan memperhatikan support di Rp 1.335 dan resistance di Rp 1.435, dengan target harga Rp 1.490 - Rp 1.540.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan, mencatat pemulihan kinerja operasional ANTM yang kuat secara kuartalan setelah lesunya produksi dan penjualan pada kuartal I-2024. Kenaikan volume ini sejalan dengan peningkatan harga komoditas.
Rizkia menghitung, secara kuartalan harga komoditas nikel naik sekitar 11 persen, emas 13 persen, perak 23 persen, dan aluminium naik 14 persen. Dengan estimasi awal ini, Rizkia memperkirakan pendapatan ANTM berpotensi naik sekitar 60 persen secara kuartalan (QoQ).
Di sisi lain, harga acuan energi menunjukkan kenaikan yang relatif moderat. Harga batubara Newcastle naik sekitar 7 persen dan minyak mentah Brent naik sekitar 4 persen secara kuartalan (QoQ). Kenaikan harga acuan energi itu jauh lebih rendah dibandingkan kenaikan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) komoditas ANTM, sehingga margin ANTM pada kuartal II-2024 semestinya mengalami perbaikan.
Dengan menggabungkan faktor-faktor tersebut, Rizkia optimis bahwa ANTM akan menunjukkan pemulihan pendapatan kuartalan yang kuat di kuartal II-2024.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo, juga menyarankan strategi buy on weakness untuk ANTM dengan memperhatikan support di Rp 1.200 dan resistance di Rp 1.550 per saham.
Manajemen ANTM telah merilis laporan kinerja operasional periode semester I-2024. Volume produksi dan penjualan komoditas ANTM menunjukkan pertumbuhan secara kuartalan (QoQ), namun banyak yang menurun jika diukur secara tahunan (YoY).
Corporate Secretary Division Head Antam, Syarif Faisal Alkadrie, mengungkapkan pada semester I-2024 ANTM masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, terutama dari sisi perizinan, kondisi geopolitik-ekonomi global, serta fluktuasi harga komoditas.
Pada periode enam bulan pertama yang berakhir 30 Juni 2024, Antam berupaya untuk menjaga volume produksi dan penjualan pada tingkat yang optimal guna memenuhi rencana kerja tahun 2024.
Pada komoditas andalan seperti emas, ANTM mencatatkan total volume produksi dari tambang sebesar 439 kg atau setara 14.114 troy oz pada semester I-2024. Volume produksi emas ANTM menurun 26,09 persen dibandingkan produksi 594 kg (19.098 troy oz) pada semester I-2023. Meski secara tahunan menurun, produksi emas ANTM secara kuartalan melonjak 64,45 persen.
Di sisi lain, ANTM membukukan volume penjualan emas sebesar 15.969 kg (513.415 troy oz) pada semester I-2024, meningkat 18,21 persen dibandingkan penjualan semester I-2023 yang kala itu sebanyak 13.508 kg (434.292 troy oz).
Volume penjualan emas ANTM juga naik secara kuartalan. Pada kuartal II-2024, ANTM menjual emas sebanyak 8.857 kg (284.759 troy oz), naik 24,53 persen dibandingkan penjualan 7.112 kg (228.656 troy oz) pada kuartal I-2024.
Untuk komoditas nikel, sepanjang enam bulan pertama 2024 produksi bijih nikel konsolidasian ANTM sebesar 4,19 juta wet metric ton (wmt), turun 39,53 persen dari produksi semester I-2023 yang mencapai 6,93 juta wmt. Namun, secara kuartalan produksi bijih nikel ANTM meningkat 90,27 persen.
Secara tahunan, volume penjualan bijih nikel ANTM juga mengalami penurunan sebesar 46,48 persen. ANTM menjual bijih nikel sebanyak 3,36 juta wmt pada semester I-2024, sementara pada semester I-2023 volume penjualannya mencapai 6,26 juta wmt. ANTM menjual bijih nikel sebanyak 2,35 juta wmt pada kuartal II-2024, melonjak hingga 135 persen dibandingkan penjualan pada kuartal I-2024 yang hanya mencapai 1 juta wmt.
Pada komoditas feronikel, ANTM memproduksi sebanyak 10.169 ton nikel dalam feronikel (TNi) pada semester I-2024, merosot 3,49 persen dibandingkan volume produksi semester I-2023 sebanyak 10.537 TNi. Di periode kuartal II-2024, ANTM memproduksi feronikel sebanyak 5.380 TNi, meningkat 12,13 persen dibandingkan produksi 4.798 TNi pada kuartal I-2024.
Dengan perolehan perizinan pada Maret 2024, Antam berhasil memasarkan seluruh produksi feronikel pada semester I-2024.
Syarif menambahkan, ANTM bersama mitra strategisnya berkomitmen mengakselerasi pencapaian milestone sesuai target tahun 2024 untuk pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV battery) di Indonesia.
Pergerakan Harga:
- Harga saham ANTM naik 160 poin atau 13,17 persen dalam sebulan terakhir.
- Pada 18 Juli 2024, harga saham ANTM ditutup di level 1.375.
Analisis Teknikal:
- Saham ANTM masih dalam tren naik (uptrend).
- Stochastic mulai menyempit di area overbought, rawan koreksi.
Rekomendasi Analis:
- MNC Sekuritas: Buy on weakness dengan support di Rp 1.335 dan resistance di Rp 1.435. Target harga Rp 1.490 - Rp 1.540.
- Mirae Asset Sekuritas: Buy on weakness dengan support di Rp 1.200 dan resistance di Rp 1.550.
- Kanaka Hita Solvera: Buy on weakness dengan support di Rp 1.200 dan resistance di Rp 1.550.
Kinerja Operasional:
- Volume produksi dan penjualan komoditas ANTM menunjukkan pertumbuhan secara kuartalan (QoQ), namun banyak yang menurun jika diukur secara tahunan (YoY).
- Kenaikan harga komoditas nikel, emas, perak, dan aluminium mendorong pendapatan ANTM.
- Margin ANTM di kuartal II-2024 diprediksikan mengalami perbaikan.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.