Logo
>

Saham Emiten Milik CT Ini Tertekan usai Ada PHK Sepihak

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Saham Emiten Milik CT Ini Tertekan usai Ada PHK Sepihak

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham PT Bank Mega Tbk (MEGA), salah satu entitas bisnis milik taipan Chairul Tanjung, mengalami tekanan di bursa setelah keputusan kontroversial yang diambil manajemen CNN Indonesia, sebuah perusahaan di bawah naungan Trans Corp milik CT.

    Dalam sepekan terakhir, Bank Mega tercatat mengalami penurunan sebesar Rp100 atau 1,96 persen, dari posisi tertinggi Rp5.125 menjadi Rp5.000 per lembar saham. Penurunan ini terjadi setelah sempat menyentuh level terendah Rp4.980 dalam periode tersebut.

    Fenomena PHK sepihak yang dilakukan oleh manajemen CNN Indonesia terhadap anggota Solidaritas Pekerja CNN Indonesia (SPCI) tak lepas dari pengaruh sentimen negatif pasar terhadap emiten milik CT tersebut. PHK yang dilakukan terhadap karyawan yang mendirikan serikat pekerja tersebut terjadi pada 31 Agustus 2024, di tengah diskusi dan peluncuran SPCI di Jakarta. Diskusi tersebut bahkan dihadiri oleh Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, yang menegaskan hak berserikat adalah hak dasar yang dijamin oleh undang-undang.

    SPCI menilai PHK tersebut tidak hanya sepihak, tetapi juga dilakukan dengan cara yang arogan dan inkonstitusional. Surat PHK yang ditandatangani oleh Head of Human Capital Development (HRD), Yenita Achyar, dikirimkan melalui email kepada para karyawan yang terlibat dalam pendirian serikat pekerja ini.

    Langkah ini dinilai sebagai bentuk tekanan terhadap karyawan yang menolak pemotongan upah sepihak yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir, mulai Juni hingga Agustus 2024. SPCI telah melaporkan perselisihan ini ke Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta pada 23 Agustus 2024.

    AJI Kecam Tindakan Union Busting

    Menanggapi tindakan PHK ini, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mengecam keras tindakan manajemen CNN Indonesia yang dianggap sebagai bentuk pemberangusan serikat pekerja (union busting). "Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota dan/atau menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh dengan cara: a. melakukan pemutusan hubungan kerja, memberhentikan sementara, menurunkan jabatan, atau melakukan mutasi," demikian bunyi Pasal 28 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja, yang dikutip AJI.

    AJI juga mendesak agar CNN Indonesia membatalkan surat PHK tersebut dan menyelesaikan perselisihan ini melalui mekanisme yang diatur oleh undang-undang, termasuk opsi penyelesaian di pengadilan hubungan industrial (PHI). Selain itu, AJI meminta Dewan Pers untuk memantau situasi ini dan mempertimbangkan pencabutan status verifikasi media bagi perusahaan yang tidak mematuhi UU Pers No 40/1999 dan UU Ketenagakerjaan No 13/2003.

    Kombinasi dari sentimen negatif akibat PHK sepihak dan dugaan union busting ini tampaknya telah mempengaruhi kepercayaan investor, yang tercermin dari penurunan harga saham Bank Mega. Hal ini memperlihatkan betapa isu-isu ketenagakerjaan dan hak asasi manusia dapat berdampak langsung pada kinerja keuangan perusahaan, terutama dalam konteks perusahaan yang dimiliki oleh konglomerat sebesar Chairul Tanjung.

    Kinerja Keuangan MEGA per Semester I 2024

    PT Bank Mega Tbk (MEGA) mencatatkan kinerja keuangan yang mengalami penurunan pada paruh pertama tahun 2024. Dalam tiga bulan terakhir, harga sahamnya turun sebesar Rp120 atau 2,35 persen, berada pada level Rp4.980 per lembar saham, setelah sebelumnya sempat menyentuh Rp5.125.

    Pendapatan Bersih

    Pendapatan bersih Bank Mega pada kuartal kedua 2024 menurun drastis menjadi Rp426 miliar dibandingkan dengan Rp986 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini mengakibatkan pendapatan bersih semester pertama 2024 hanya mencapai Rp1,22 triliun, turun dari Rp1,97 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dengan capaian ini, target tahunan Bank Mega juga berada di bawah ekspektasi, yaitu Rp2,45 triliun, dibandingkan dengan Rp3,51 triliun pada 2023.

    Profitabilitas

    Bank Mega mencatatkan profitabilitas yang juga mengalami penurunan. Return on Assets (ROA) mencapai 2,16 persen, sedangkan Return on Equity (ROE) sebesar 13,97 persen. Margin laba kotor (Gross Profit Margin) pada kuartal ini berada di angka 51,14 persen, sementara margin laba operasional (Operating Profit Margin) tercatat sebesar 20,16 persen, dan margin laba bersih (Net Profit Margin) berada di angka 16,54 persen.

    Penurunan ini mengindikasikan meskipun Bank Mega masih mampu menghasilkan keuntungan, tingkat efisiensinya menurun dibandingkan periode sebelumnya. ROA dan ROE yang lebih rendah menunjukkan bahwa bank ini kurang efektif dalam mengelola aset dan modalnya dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

    Dividen

    Meskipun kinerja keuangan menurun, Bank Mega masih mampu membagikan dividen sebesar Rp209,3 per saham dengan rasio pembayaran dividen mencapai hampir 100 persen, yaitu 99,99 persen. Ini menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen untuk tetap memberikan pengembalian kepada pemegang saham meskipun menghadapi penurunan laba.

    Namun, dengan penurunan laba yang signifikan, kemampuan Bank Mega untuk mempertahankan rasio dividen ini di masa depan mungkin akan menghadapi tantangan.

    Pertumbuhan

    Dari sisi pertumbuhan, pendapatan Bank Mega pada kuartal ini hanya tumbuh 0,33 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, sementara pertumbuhan pendapatan tahunan mencapai 12,66 persen. Namun, pertumbuhan pendapatan tahun berjalan (YTD) mencatatkan penurunan sebesar 0,71 persen.

    Pertumbuhan pendapatan yang lambat ini menjadi tanda Bank Mega menghadapi tantangan dalam mempertahankan peningkatan pendapatan di tengah persaingan yang semakin ketat di industri perbankan.

    Di sisi lain, pertumbuhan laba bersih menunjukkan penurunan signifikan sebesar 56,78 persen secara kuartalan dan 37,68 persen secara tahunan berjalan. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan laba yang dihadapi Bank Mega bukan hanya masalah jangka pendek, tetapi bisa berlanjut dalam waktu yang lebih lama jika tidak ada perbaikan strategi yang signifikan.

    Performa Harga Saham MEGA

    Kinerja harga saham PT Bank Mega Tbk (MEGA) selama beberapa periode terakhir menunjukkan tren yang beragam dengan kecenderungan penurunan dalam jangka pendek dan kenaikan yang signifikan dalam jangka panjang.

    Dalam satu bulan terakhir, harga saham MEGA mengalami penurunan sebesar 2,44 persen. Pada periode tiga bulan, penurunan yang lebih tajam terjadi, mencapai 8,26 persen. Namun, dalam enam bulan terakhir, penurunan sedikit melambat menjadi 2,91 persen.

    Jika melihat performa harga saham MEGA dalam satu tahun terakhir, terjadi penurunan sebesar 7,41 persen. Meskipun dalam jangka pendek ada beberapa penurunan, saham MEGA masih juga dalam tren penurunan tahunan yang lebih besar.

    Namun, dalam jangka waktu yang lebih panjang, saham MEGA menunjukkan performa yang lebih positif. Dalam tiga tahun terakhir, harga saham mengalami kenaikan sebesar 7,39 persen. Kenaikan ini semakin signifikan dalam periode lima tahun, mencapai 42,90 persen, dan dalam periode sepuluh tahun, saham MEGA telah melonjak sebesar 321,59 persen.

    Untuk kinerja tahun berjalan hingga saat ini, harga saham MEGA tercatat turun sebesar 1,96 persen. Sementara itu, selama 52 minggu terakhir, saham ini mencapai posisi tertinggi di level Rp5.500 dan posisi terendah di level Rp4.300. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).