Logo
>

Saham Grup Bakrie ini Berpotensi Bullish meski Langgard

Ditulis oleh Yunila Wati
Saham Grup Bakrie ini Berpotensi Bullish meski Langgard

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham grup Bakrie ini berpotensi bullish meskipun menjadi salah satu saham grup yang masih tertinggal (langgard). Setelah menandatangani amandemen pertama atas perjanjian penyelesaian utang dengan PT Madhani Talatah Nusantara (MTN), saham DEWA (PT Darma Henwa Tbk) langsung tancap gas, melesat lima poin pada penutupan perdagangan Senin, 14 Oktober 2024.

    Investment Analyst Rita Effendy, dalam risetnya mengatakan DEWA menunjukkan potensi bullish yang menarik, terutama dengan sejumlah katalis yang dapat mendukung pergerakan harga saham ke depan.

    "DEWA baru saja mengalami breakout dari level resistance dengan volume yang kuat. Ini menandakan adanya minat beli yang signifikan dan mengkonfirmasi tren bullish," kata Rita dalam tulisannya, dikutip hari ini.

    Indikator Ichimoku dan moving averages juga mendukung tren ini, yang menunjukkan bahwa saham memiliki momentum kenaikan yang kuat.

    Dengan target harga pertama (TP1) di Rp80 dan target kedua (TP2) di Rp85, saham DEWA diperkirakan memiliki ruang untuk kenaikan lebih lanjut. Namun, volatilitas tinggi tetap perlu diantisipasi.

    Ada banyak hal yang mendorong potensi bullish DEWA, di antaranya yaitu:

    1. Pinjaman Sindikasi Rp 2,6 Triliun

    • Pinjaman besar ini adalah sinyal positif bagi DEWA. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli alat berat, yang merupakan langkah strategis dalam memperluas kapasitas produksi dan mengurangi ketergantungan pada subkontraktor. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat daya saing DEWA.
    • Partisipasi bank seperti BCA, yang dikenal konservatif dalam pemberian kredit, menambah kepercayaan pasar terhadap prospek bisnis DEWA. Keterlibatan BCA menunjukkan bahwa DEWA telah melalui analisis risiko yang mendalam dan dianggap layak untuk mendapatkan pembiayaan sebesar itu.

    2. Koneksi Direksi dan Potensi Kerjasama

    • Kehadiran Teddy Boentoro, Dirut DEWA, yang juga berperan sebagai komisaris di Amman Mineral, berpotensi membuka peluang kerja sama strategis di masa depan. Koneksi dengan Grup Salim juga bisa memberi DEWA akses ke peluang bisnis yang lebih luas, yang dapat memperkuat posisi finansialnya.

    3. Potensi Turnaround

    • Saat ini, margin laba operasi (OPM) DEWA hanya 3,1 persen, yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pesaing seperti DOID yang memiliki OPM sebesar 8 persen. Jika DEWA berhasil memperbaiki margin laba operasinya dan mendekati pesaingnya, ada peluang besar untuk mencatatkan perbaikan signifikan dalam kinerja keuangan.

    DEWA merupakan salah satu saham Grup Bakrie yang masih tertinggal (langgard), sementara saham-saham lainnya telah mengalami rally. Hal ini bisa menjadi peluang bagi investor yang ingin masuk pada saham yang masih undervalued dengan tren uptrend yang tetap berlanjut.

    Namun perlu diperhatikan stop loss yang disarankan di Rp72 (SL1) dan Rp70 (SL2). Sebab, angka tersebut adalah pengaman yang penting bagi investor untuk mengantisipasi koreksi atau pembalikan tren. Jika harga saham jatuh di bawah level itu, sebaiknya keluar untuk menghindari potensi kerugian yang lebih besar.

    Dari sini dapat disimpulkan bahwa saham DEWA memiliki potensi pertumbuhan yang menarik, terutama didorong oleh pinjaman sindikasi, rencana ekspansi, dan peluang turnaround. Katalis eksternal seperti keterlibatan BCA dan hubungan dengan Amman Mineral memberikan sinyal positif terhadap prospek ke depan. Namun, investor harus tetap waspada terhadap volatilitas yang tinggi dan mengikuti strategi manajemen risiko dengan memperhatikan level stop loss.

    Potensi keuntungan tampak menjanjikan dengan target harga di Rp80 dan Rp85, tetapi tetap penting untuk memperhatikan perkembangan terbaru dalam kinerja keuangan dan pasar.

    Perpanjangan Kontrak Utang

    Pada September lalu, DEWA secara resmi menandatangani amandemen pertama atas perjanjian penyelesaian utang dengan PT Madhani Talatah Nusantara (MTN). Amandemen ini mengatur perpanjangan waktu selama enam bulan untuk penyelesaian kewajiban DEWA kepada MTN.

    Direktur dan Sekretaris Perusahaan DEWA Ahmad Hilyadi, menegaskan bahwa perpanjangan ini tidak akan mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan.

    "Kesepakatan ini tidak berdampak pada operasional kami, namun merupakan bagian dari upaya penyelesaian kewajiban kepada MTN," ujar Hilyadi dalam keterangannya, Kamis, 19 September 2024.

    Hilyadi menambahkan, meskipun amandemen ini mempengaruhi aspek finansial dan para pemegang saham, khususnya dalam hal penyelesaian kewajiban, kondisi keuangan perusahaan tidak terpengaruh secara langsung.

    "Kami optimistis bahwa penyelesaian kewajiban ini nantinya akan memperbaiki posisi keuangan perusahaan dan memberikan dampak positif bagi kelangsungan usaha ke depan," tambahnya.

    Perpanjangan waktu ini memberikan DEWA ruang untuk memperkuat kondisi keuangan mereka tanpa mengganggu operasional harian. Langkah ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang perusahaan dalam menjaga stabilitas dan mengatasi kewajiban finansial.

    Sebelumnya, DEWA juga telah menunda pembayaran utang lainnya. Pada 8 Juli 2024, perusahaan memperpanjang waktu pembayaran utang sebesar Rp358,9 miliar kepada PT Andhesti Tungkas Pratama, juga untuk jangka waktu enam bulan. Dalam kesepakatan tersebut, DEWA berencana melunasi utang dengan menerbitkan saham perseroan.

    DEWA merencanakan aksi Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan menerbitkan 18,26 miliar saham seri B pada harga pelaksanaan Rp50 per lembar saham. Namun, pelaksanaan private placement ini belum terealisasi karena proses tersebut masih memerlukan waktu untuk menjawab pertanyaan regulator pasar modal terkait rencana aksi korporasi ini.

    Potensi Pemulihan Keuangan

    Kendati proses private placement tertunda, DEWA tetap optimistis bahwa penyelesaian utang ini akan memperbaiki posisi keuangan mereka. Dengan berhasilnya penyelesaian kewajiban melalui kesepakatan dengan berbagai pihak, DEWA berharap dapat memperkuat struktur modal dan meningkatkan kepercayaan investor serta pemangku kepentingan.

    Perpanjangan waktu pembayaran utang dan rencana ekspansi melalui pembelian aset dan alat berat juga diharapkan dapat mendukung strategi turnaround perusahaan. DEWA terus berupaya untuk memperkuat fundamental keuangan mereka, yang pada akhirnya diharapkan akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

    Dengan perpanjangan ini, DEWA menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan kewajiban finansial tanpa mengganggu operasi bisnis sehari-hari, menjaga stabilitas perusahaan di tengah tantangan sektor industri pertambangan dan energi.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79