KABARBURSA.COM - Pergerakan harga saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menunjukkan dinamika yang signifikan dalam berbagai rentang waktu. Kondisi ini mencerminkan kondisi pasar yang penuh tantangan serta volatilitas yang cukup tinggi.
Dalam periode satu minggu terakhir, saham INTP mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,47 persen. Kenaikan ini menunjukkan adanya sentimen positif jangka pendek dari pelaku pasar, meskipun masih bersifat terbatas jika dibandingkan dengan performa dalam rentang waktu yang lebih panjang.
Selama satu bulan terakhir, saham INTP menunjukkan penguatan yang cukup mencolok sebesar 21,28 persen. Ini menandakan adanya pergerakan yang cukup agresif dalam jangka pendek dan berpotensi dipengaruhi oleh faktor-faktor teknikal atau respons terhadap informasi korporasi terkini.
Namun demikian, jika dilihat dari kinerja dalam tiga bulan terakhir, saham ini justru mengalami koreksi yang cukup dalam sebesar 13,47 persen. Penurunan ini menandakan bahwa meskipun terdapat pemulihan dalam jangka pendek, tekanan jual masih mendominasi pada periode kuartalan.
Lebih jauh lagi, dalam horizon enam bulan, saham INTP mengalami penurunan sebesar 32,05 persen, sementara dalam periode satu tahun, koreksi harga tercatat sebesar 32,27 persen. Angka ini menunjukkan bahwa tren penurunan bersifat konsisten dalam jangka menengah.
Kinerja ini juga mencerminkan tantangan yang dihadapi sektor industri bahan bangunan, khususnya semen, di tengah kondisi permintaan yang masih belum sepenuhnya pulih serta tekanan dari sisi biaya produksi.
Jika ditelusuri lebih dalam, performa saham INTP dalam tiga tahun terakhir mencatat penurunan sebesar 47,78 persen. Dalam lima tahun, nilai saham telah terkoreksi hingga 51,71 persen. Bahkan dalam rentang waktu sepuluh tahun terakhir, saham INTP tercatat melemah sebesar 77,16 persen.
Angka ini menunjukkan tren penurunan nilai yang panjang, mencerminkan kondisi struktural yang memengaruhi kinerja saham secara berkelanjutan. Faktor seperti persaingan ketat di industri semen, efisiensi produksi, dan dinamika permintaan di sektor konstruksi bisa menjadi latar belakang dari tren jangka panjang ini.
Secara year to date, atau sejak awal tahun 2025, saham INTP mencatat penurunan sebesar 28,38 persen. Ini menunjukkan bahwa sepanjang tahun berjalan, tekanan terhadap harga saham masih berlanjut dan belum menunjukkan pembalikan arah yang signifikan.
Dalam konteks volatilitas, pergerakan saham ini berada dalam rentang yang cukup lebar, dengan harga tertinggi selama 52 minggu terakhir mencapai Rp8.025 per saham, dan titik terendah berada di level Rp4.290. Rentang ini mencerminkan adanya fluktuasi harga yang tajam dalam satu tahun terakhir.
Tampak sekali bahwa pergerakan saham INTP sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar dalam jangka pendek, sekaligus mencerminkan tren menurun yang masih berlangsung dalam jangka panjang. Pergerakan harga yang cukup drastis, baik dalam bentuk penguatan bulanan maupun pelemahan tahunan, memperlihatkan karakteristik saham yang sarat volatilitas dan responsif terhadap berbagai faktor eksternal maupun internal perusahaan.
Dividen Longsor Terus
Tidak hanya sahamnya yang terus turun, dividen yang dibagikan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) juga menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Data sejarah dividen perusahaan dari 2019 hingga 2023 mencerminkan perubahan kebijakan distribusi laba kepada pemegang saham, yang tercermin dari nominal dividen per saham yang terus menurun secara bertahap.
Namun, pada akhir tahun 2020, perusahaan menambahkan pembagian dividen tambahan sebesar Rp225 per saham, menjadikan total distribusi dividen tahun itu lebih tinggi dari satu periode pembagian saja.
Kondisi ini menandakan bahwa saat itu perusahaan masih berada dalam posisi keuangan yang memungkinkan untuk memberikan pengembalian yang besar kepada para pemegang saham.
Memasuki tahun 2021, INTP kembali membagikan dividen sebesar Rp500 per saham, menjaga nominalnya setara dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun setelah itu, tren penurunan dimulai.
Pada tahun 2022, jumlah dividen yang dibagikan turun menjadi Rp160 per saham. Penurunan ini kemudian berlanjut ke tahun 2023, ketika perusahaan hanya membagikan dividen sebesar Rp90 per saham.
Data terbaru menunjukkan bahwa dividen tahun 2023 tetap berada pada level Rp90 per saham, dengan tanggal ex-date tercatat pada 27 Mei 2024 dan pembayaran dijadwalkan pada 14 Juni 2024.
Dengan payout ratio sebesar 16,5 persen dan dividend yield sebesar 1,70 persen, angka tersebut menunjukkan bahwa porsi laba yang dibagikan kepada pemegang saham semakin kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kondisi ini menggambarkan bahwa total dividen INTP telah mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan periode awal dalam data yang tersedia. Dari dividen sebesar Rp500 per saham di tahun 2019 dan 2021, hingga menjadi Rp90 pada tahun 2023, terdapat pengurangan nilai yang cukup tajam.
Meskipun tidak mencerminkan secara langsung kondisi keuangan atau strategi internal perusahaan, tren ini memberikan gambaran kuantitatif yang jelas mengenai pergeseran dalam kebijakan pembagian laba selama lima tahun terakhir.
Fundamental Solid dan Menarik untuk Jangka Panjang
Fundamental PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) saat ini menunjukkan kondisi yang cukup solid dan terkendali secara keuangan, meskipun dibayangi oleh tren distribusi dividen yang menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data terbaru, INTP mencatatkan price to earnings ratio (PER) sebesar 9,72 baik secara tahunan maupun trailing twelve months, berada sedikit di atas median IHSG yang berada di kisaran 8,15.
Valuasi ini menempatkan INTP dalam kategori yang relatif moderat, tidak terlalu mahal namun juga tidak dalam kondisi undervalued ekstrem. Earnings yield sebesar 10,29 persen juga menunjukkan bahwa saham ini mampu menghasilkan imbal hasil yang masih kompetitif dari sisi laba bersih terhadap harga saham.
Dari sisi valuasi lainnya, INTP menunjukkan angka price to sales ratio (P/S) sebesar 1,05 dan price to book value (P/B) di bawah satu yaitu 0,88. Hal ini menandakan bahwa saham diperdagangkan di bawah nilai bukunya, yang secara umum mengindikasikan bahwa saham tersebut belum sepenuhnya mencerminkan nilai aset bersih perusahaan.
Sementara itu, rasio price to cashflow dan price to free cashflow masing-masing sebesar 5,83 dan 7,09, memperlihatkan bahwa saham ini cukup sehat dari sisi aliran kas dan tidak berada dalam tekanan likuiditas.
Secara operasional, INTP menunjukkan profitabilitas yang cukup baik. Dengan margin laba kotor kuartalan mencapai 37,83 persen, margin operasi sebesar 19,37 persen, dan margin laba bersih di level 18,21 persen, perusahaan memperlihatkan efisiensi biaya dan kemampuan menghasilkan laba dari penjualan yang stabil.
Return on equity (ROE) sebesar 9,08 persen dan return on assets (ROA) sebesar 6,60 persen memberikan sinyal bahwa perusahaan mampu mengelola aset dan modalnya secara produktif.
Tingkat pengembalian terhadap modal yang digunakan, atau return on capital employed (ROCE), berada di angka 10,49 persen, semakin memperkuat performa keuangan yang efisien.
Dari sisi solvabilitas, perusahaan menunjukkan struktur keuangan yang sangat konservatif. Debt to equity ratio hanya sebesar 0,11 dengan total debt to total assets sebesar 0,08. Net debt perusahaan bahkan tercatat negatif di angka Rp2,05 triliun, yang berarti posisi kas perusahaan lebih besar dari total utangnya.
Rasio current ratio dan quick ratio masing-masing sebesar 1,45 dan 1,09 menandakan likuiditas jangka pendek yang aman. Altman Z-score yang tinggi di angka 6,26 menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam zona aman dari risiko kebangkrutan.
Dari sisi arus kas, INTP juga mencatatkan performa yang sehat. Free cash flow selama satu tahun terakhir tercatat sebesar Rp2,75 triliun, dengan arus kas operasional yang positif dan konsisten. Hal ini menandakan bahwa meskipun terdapat capital expenditure sebesar Rp597 miliar, perusahaan tetap mampu menghasilkan kas bersih yang tinggi, memperkuat daya tahannya dalam menghadapi tekanan ekonomi maupun kebutuhan investasi.
Namun demikian, tantangan tetap ada dari sisi harga saham. Selama lima tahun terakhir, harga saham INTP mengalami penurunan yang signifikan, dan saat ini hanya memiliki dividend yield sebesar 1,70 persen.
Dividen yang dibagikan juga terus menurun, dari puncaknya Rp500-Rp700 per saham menjadi hanya Rp90 per saham pada 2023. Payout ratio saat ini berada di level 16,5 persen, menunjukkan bahwa sebagian besar laba ditahan untuk keperluan lainnya. Hal ini bisa mengurangi daya tarik saham bagi investor yang berorientasi pada pendapatan pasif.
Sementara itu, pertumbuhan laba bersih tahunan terlihat cukup baik dengan kenaikan 39,39 persen secara year-on-year. Pertumbuhan pendapatan dan laba kotor masing-masing sebesar 4,10 persen dan 12,50 persen mengindikasikan adanya peningkatan efisiensi dan volume penjualan.
Dari segi aktivitas operasional, perusahaan masih menunjukkan siklus kas yang cukup panjang dengan cash conversion cycle sebesar 80,61 hari, namun tidak terlalu menjadi ancaman berkat kuatnya posisi kas dan minimnya utang berbunga.
Melihat dari keseluruhan data tersebut, fundamental INTP berada dalam kondisi yang sangat sehat dan defensif. Rasio keuangan yang kuat, efisiensi operasional, serta manajemen kas yang pruden memberikan landasan kuat bagi stabilitas jangka panjang.
Meskipun harga saham belum mencerminkan perbaikan kinerja secara penuh, dan distribusi dividen mengalami tekanan, kondisi fundamental ini tetap menjadi dasar pertimbangan yang kuat bagi investor yang memiliki orientasi jangka panjang.
Dalam jangka pendek, saham ini mungkin tidak menawarkan potensi pertumbuhan cepat atau yield tinggi, tetapi kestabilan operasional dan neraca keuangan yang tangguh memberikan jaminan terhadap ketahanan nilai investasi di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.
Waktunya Beli
Data teknikal terbaru pada 23 April 2025 menunjukkan bahwa saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) berada dalam posisi teknikal yang kuat, dengan sinyal pembelian yang mendominasi hampir seluruh indikator utama.
Rangkuman indikator teknikal menyebutkan bahwa saham INTP berada dalam kondisi "sangat beli", dengan seluruh 11 indikator memberikan sinyal positif. Tidak ada satu pun indikator yang menunjukkan sinyal jual atau netral.
Relative Strength Index (RSI) berada di angka 56,167, menandakan bahwa saham berada dalam tren naik moderat namun belum memasuki wilayah jenuh beli. Stochastic Oscillator (STOCH) berada di level 73,302 dan Stochastic RSI (STOCHRSI) di 67,171, keduanya mendukung sinyal beli, menunjukkan momentum penguatan harga yang masih berlanjut.
Indikator MACD berada pada posisi positif dengan nilai 94,859, memperkuat arah tren naik. Average Directional Index (ADX) berada di angka 25,538, mengindikasikan bahwa tren saat ini cukup kuat untuk dipertahankan.
Indikator lainnya seperti Williams %R, Commodity Channel Index (CCI), Highs/Lows, dan Ultimate Oscillator semuanya memberikan sinyal beli yang konsisten.
Volatilitas saham tercermin dari nilai Average True Range (ATR) yang berada di angka 325,7143, menunjukkan bahwa pergerakan harga cenderung fluktuatif dalam jangka pendek.
Rate of Change (ROC) yang tinggi di angka 15,26 serta Bull/Bear Power di angka 477,408 juga memberikan konfirmasi tambahan bahwa tekanan beli sedang menguat.
Dari sisi moving average, sinyal juga sebagian besar mendukung arah penguatan harga. Moving average jangka pendek seperti MA5, MA10, MA20, dan MA50, baik dalam bentuk sederhana maupun eksponensial, seluruhnya menunjukkan sinyal beli.
Namun, moving average jangka menengah hingga panjang seperti MA100 dan MA200 masih menunjukkan sinyal jual, yang berarti harga saat ini masih berada di bawah rata-rata historis jangka panjang.
Hal ini bisa menjadi penanda bahwa meskipun tren jangka pendek sedang menguat, posisi harga saat ini masih dalam proses pemulihan dari penurunan jangka panjang sebelumnya.
Level pivot point klasik untuk hari tersebut berada di 5.258, dengan support pertama di 5.141 dan resistance pertama di 5.441. Perhitungan Fibonacci dan Woodie's memberikan level yang serupa, memperkuat relevansi titik-titik teknikal tersebut sebagai acuan untuk menentukan pergerakan harga selanjutnya.
Camarilla Pivot juga menunjukkan titik-titik kunci di sekitar level 5.258 sebagai pusat pergerakan harga.
Secara keseluruhan, data teknikal pada tanggal 23 April 2025 mencerminkan bahwa saham INTP sedang berada dalam fase penguatan jangka pendek yang cukup meyakinkan, dengan dukungan kuat dari indikator momentum, tren, dan kekuatan beli.
Pergerakan harga saham yang berada di atas sebagian besar moving average jangka pendek menunjukkan adanya potensi lanjutan tren naik dalam waktu dekat, meskipun resistensi dari MA jangka panjang masih perlu diperhatikan untuk mengukur kekuatan reli ini secara menyeluruh.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.