Logo
>

Saham LQ45 yang Melejit di Atas 10 Persen Sepekan, Cek ini!

Daftar saham LQ45 terbaik pekan ini, mulai dari ANTM, INCO, hingga AMRT, yang sukses mencetak cuan di atas 10 persen dalam waktu singkat.

Ditulis oleh Syahrianto
Saham LQ45 yang Melejit di Atas 10 Persen Sepekan, Cek ini!
Aktivitas pengunjung di main hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Selasa, 11 Maret 2025. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Sepekan terakhir, pasar modal Indonesia diselimuti optimisme yang tak biasa. Di tengah gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung mendatar, sejumlah saham unggulan justru mencatatkan lonjakan harga yang mencolok. 

Tercatat, empat saham anggota indeks LQ45 berhasil menanjak lebih dari 10 persen hanya dalam kurun lima hari perdagangan terakhir. Saham-saham tersebut bukan hanya bergerak tanpa sebab, masing-masing didorong oleh katalis kuat, baik dari sisi fundamental, aksi korporasi, hingga sentimen sektoral yang sedang panas.

Kenaikan tertinggi dibukukan oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang melonjak 17,03 persen dalam sepekan, disusul PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang menguat 15,32 persen. Saham ritel PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) tak mau kalah dengan kenaikan 11,32 persen, sementara emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menembus 10,27 persen.

Keempat saham tersebut langsung menarik perhatian investor ritel dan institusi karena tidak hanya unggul secara teknikal, tapi juga menunjukkan fundamental yang kokoh, atau justru tengah diperdagangkan pada valuasi yang menarik.

Pekan ini, indeks LQ45 sendiri hanya naik tipis, sementara IHSG bergerak terbatas di kisaran 7.200-an. Kondisi ini mempertegas bahwa kenaikan saham-saham tersebut bukanlah bagian dari sentimen pasar secara umum, melainkan lebih bersifat selektif. Di saat banyak saham stagnan atau terkoreksi, justru emiten-emiten dengan prospek jelas dan sentimen pendukung kuatlah yang menjadi primadona. 

Apa yang membuat saham-saham ini melesat? Apakah momentum ini masih bisa dimanfaatkan pekan depan? Mari kita bedah satu per satu, lengkap dengan valuasi, indikator teknikal, dan konteks sektoral terkini.

Rangkuman Saham LQ45 yang Melejit Pekan ini

Empat saham LQ45 yang mencatat lonjakan harga lebih dari 10 persen sepanjang pekan ini datang dari sektor yang berbeda, dan semuanya memiliki katalis kuat yang diperhatikan pelaku pasar. Dalam daftar saham LQ45 2024, nama-nama seperti ANTM, INCO, AMRT, dan KLBF memang bukan pemain baru. 

Namun, performa tajam dalam lima hari terakhir menjadi sinyal penting bagi investor yang tengah menyaring saham LQ45 terbaik di tahun 2025 ini.

Peringkat teratas ditempati ANTM yang melesat 17,03 persen ke level Rp2.680. Kinerja ini menjadikannya salah satu saham indeks LQ45 dengan performa terbaik saat ini. 

Secara teknikal, ANTM menunjukkan pola penguatan yang sehat, RSI naik ke atas 64 dan MACD membentuk tren positif. Meskipun sudah naik signifikan, valuasi ANTM masih relatif menarik dengan forward PE di bawah 15x, serta price to sales hanya 0,74 kali. 

Ini membuatnya juga layak masuk dalam radar investor yang mencari saham LQ45 yang masih murah.

Di posisi berikutnya, INCO mencetak kenaikan 15,32 persen, mengakhiri pekan di level Rp2.860. Sebagai bagian dari saham syariah LQ45, INCO juga mendapat sentimen positif dari wacana divestasi lanjutan ke MIND ID serta penguatan harga nikel dunia. 

Yang menarik, valuasinya terdiskon jauh: PBV hanya 0,66x, dan secara teknikal mencetak 12 indikator beli secara konsisten. Bagi investor yang mengikuti perkembangan daftar saham LQ45 2023 dan 2024, INCO tetap menjadi pilihan defensif dengan cadangan kas besar.

Dari sektor konsumsi, Alfamart (AMRT), emiten pemilik jaringan Alfamart, naik 11,32 persen ke Rp2.360. AMRT merupakan salah satu saham consumer goods LQ45 yang tetap resilien sejak pandemi hingga pemulihan ekonomi saat ini. 

Meski valuasinya premium dengan PE TTM 30,31x, investor tampaknya berekspektasi tinggi terhadap pendapatan kuartal II 2025, khususnya pascamomentum Lebaran. 

Dengan momentum ini, AMRT masuk dalam kategori saham LQ45 saat ini yang layak diperhatikan dari sisi pertumbuhan bottom line.

Menutup daftar adalah PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan penguatan 10,27 persen. Saham sektor farmasi ini bukan hanya berada dalam daftar saham LQ45 2025, tapi juga termasuk saham LQ45 syariah yang diminati investor institusi. 

Secara teknikal, KLBF mencetak 10 sinyal beli tanpa satu pun sinyal jual, dan secara valuasi masih dalam batas wajar dengan forward PE di kisaran 18,85x. Bagi investor jangka panjang yang mengutamakan stabilitas, KLBF tetap menjadi favorit dalam list saham blue chip LQ45.

Empat saham tersebut bukan hanya naik secara teknikal, tapi juga ditopang oleh narasi pertumbuhan dan valuasi yang kuat.

Empat saham tersebut bukan hanya naik secara teknikal, tapi juga ditopang oleh narasi pertumbuhan dan valuasi yang kuat. Di saat indeks saham hari ini bergerak cenderung sideways, saham-saham unggulan ini justru outperform. 

Sebagian bahkan dipandang sebagai alternatif menarik bagi investor yang mencari saham LQ45 di bawah 1.000 atau saham undervalued lainnya, meskipun harganya sudah menembus kisaran menengah. 

Tidak berlebihan jika keempatnya kini jadi kandidat utama dalam diskusi apa itu saham LQ45 yang benar-benar layak dimiliki di semester pertama 2025.

Saham ANTM: Valuasinya Masih Murah

Antam menjadi sorotan utama di kalangan investor sepanjang pekan kedua Mei 2025. Saham tambang milik negara ini mencatat lonjakan hingga 17,03 persen dalam lima hari perdagangan terakhir, menjadikannya pemimpin dalam daftar saham LQ45 terbaik saat ini. 

Kenaikan ini bukan sekadar technical rebound, melainkan didorong oleh kombinasi fundamental yang solid, valuasi menarik, dan penguatan harga nikel global yang menjadi katalis utama.

Dari sisi teknikal, ANTM menunjukkan sinyal penguatan yang cukup meyakinkan. Indikator Relative Strength Index (RSI) berada di angka 64, belum menyentuh overbought, namun mengindikasikan tren naik yang kuat. 

Moving Average Convergence Divergence (MACD) juga bergerak positif, sementara tren moving average jangka menengah (MA50 dan MA100) masih dalam posisi akumulasi. Indikator teknikal harian secara keseluruhan memberikan sinyal “Buy”, baik dari aspek momentum maupun trend-following. 

Di tengah pergerakan indeks saham LQ45 yang stagnan, ANTM muncul sebagai saham unggulan yang menunjukkan konfirmasi breakout.

Lebih menarik lagi, valuasi ANTM masih jauh dari kata mahal jika dibandingkan dengan mayoritas emiten lain dalam daftar saham LQ45 2024. Rasio Price to Earnings (PE TTM) berada di level 11,62 kali, dan forward PE di kisaran 14,56 kali, keduanya masih di bawah rerata industri global untuk sektor tambang logam. 

Price to Book Value (PBV) pun masih relatif wajar di 1,91 kali, dengan PEG ratio 0,61, menunjukkan bahwa harga sahamnya belum terlalu membesar terhadap pertumbuhan laba. 

Artinya, ANTM masih tergolong sebagai saham LQ45 yang masih murah, terutama bagi investor yang fokus pada growth investing jangka menengah.

Salah satu katalis terbesar pekan ini adalah kembali menguatnya harga nikel di pasar global. Pasar menanggapi positif ketegasan pemerintah terkait tata kelola ekspor minerba dan sinyal keberlanjutan program hilirisasi, yang dipandang akan mendukung kinerja ANTM ke depan. 

Di sisi lain, sentimen terhadap Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2025 soal tarif royalti, yang sempat jadi tekanan bagi sektor ini, tampaknya mulai dicerna pelaku pasar dengan lebih realistis. Alih-alih menjatuhkan harga, saham ANTM justru menunjukkan kekuatan dari sisi respons pasar yang mulai melihat potensi jangka panjang hilirisasi logam Indonesia.

Sebagai bagian dari saham syariah LQ45, ANTM juga mendapat tempat di kalangan investor institusi yang memegang mandate ESG dan syariah. Sejumlah dana kelolaan besar mulai mencermati ulang posisi ANTM setelah valuasinya sempat terdiskon pada April lalu, membuat saham ini menarik untuk re-entry. 

Dengan ekspektasi perbaikan kinerja operasional dan net margin di paruh kedua tahun ini, ANTM berpotensi menjadi salah satu dari saham LQ45 yang termasuk undervalued dengan sentimen kuat.

Valuasi Saham INCO, Lagi Diskon

Vale Indonesia (INCO) kembali menarik minat pelaku pasar dengan kenaikan harga mencapai 15,32 persen dalam lima hari terakhir. Kenaikan ini menempatkan INCO sebagai salah satu saham LQ45 syariah dengan performa terbaik saat ini, melanjutkan tren positif yang sudah mulai terbentuk sejak awal kuartal kedua 2025. 

Sebagai emiten produsen nikel skala besar yang beroperasi di bawah payung grup Vale Canada, INCO tidak hanya menjadi bagian penting dari sektor tambang Indonesia, tetapi juga menjadi magnet bagi investor yang mencari saham syariah LQ45 dengan fundamental kokoh dan valuasi terdiskon.

Dari sisi teknikal, INCO tampil sangat solid. RSI menembus level 66, menandakan kekuatan tren naik masih dominan tanpa masuk wilayah overbought ekstrem. Indikator MACD bergerak positif dan didukung oleh kombinasi 12 moving average yang semuanya menunjukkan sinyal “Buy”. 

Bahkan beberapa indikator lain seperti ADX dan CCI memperkuat narasi bahwa momentum INCO masih jauh dari kata jenuh. Tak berlebihan bila analis menyebut INCO sebagai salah satu saham indeks LQ45 yang sedang mengalami breakout bersih dengan volume mendukung.

Valuasinya juga mencerminkan potensi yang belum sepenuhnya dihargai pasar. Price to Book Value (PBV) hanya 0,66 kali, menjadikannya saham LQ45 yang termurah secara book value. Sementara itu, forward PE berada di kisaran 15,55 kali, turun signifikan dari PE TTM yang sempat menyentuh 25,65x. 

Meskipun earnings yield INCO hanya di level 3,90 persen, pasar cenderung fokus pada potensi kenaikan laba bersih dalam dua kuartal ke depan, terutama jika aksi korporasi strategis terkait divestasi saham ke MIND ID terealisasi dengan valuasi menarik.

Sentimen terbesar yang mendorong harga saham pekan ini datang dari kabar bahwa proses divestasi saham Vale Indonesia kepada pemerintah Indonesia melalui holding tambang MIND ID makin mendekati finalisasi. 

Jika realisasi ini terjadi sesuai harapan pasar, maka kontrol domestik terhadap cadangan nikel strategis akan semakin kuat. INCO juga punya keunggulan karena memiliki cadangan kas besar, cash per share mencapai Rp945 per lembar, salah satu yang tertinggi dalam daftar saham LQ45 2024.

Tak hanya itu, INCO masuk dalam jajaran saham LQ45 syariah yang paling banyak dikoleksi oleh institusi pengelola dana wakaf, zakat, dan ESG fund dalam beberapa tahun terakhir. Stabilitas operasional di Sulawesi dan rekam jejak produksi nikel matte membuat INCO masih menjadi andalan di sektor ini, meski persaingan makin ketat dengan masuknya pemain-pemain baru seperti MBMA.

Bagi investor yang aktif mengikuti harga saham LQ45, INCO bisa dianggap sebagai kombinasi dari saham pertumbuhan dan saham diskon. Meski bukan termasuk saham LQ45 di bawah 1000, harganya yang berada di bawah Rp3.000 tetap tergolong terjangkau secara historis dan menarik secara risk-reward.

Dibandingkan dengan performa saat berada di daftar saham LQ45 2014, posisi saat ini menunjukkan bahwa INCO sedang memasuki siklus pemulihan pasca tekanan harga nikel tahun lalu.

Dengan dukungan teknikal yang solid, valuasi menarik, dan katalis fundamental yang konkret, INCO menjadi salah satu saham yang layak diamati secara serius di semester I 2025. Jika harga nikel global terus menguat dan proses divestasi berjalan sesuai rencana, bukan tidak mungkin INCO akan kembali ke posisi puncak seperti dalam era daftar saham LQ45 terbaik di awal dekade lalu.

Saham AMRT: Retail LQ45 yang Cuan Cepat dari Momentum Konsumsi

Di tengah maraknya minat pasar terhadap saham tambang dan energi, sektor ritel ternyata masih menyimpan kejutan. Salah satunya datang dari AMRT, pengelola jaringan minimarket Alfamart, yang berhasil mencatatkan kenaikan 11,32 persen dalam sepekan terakhir. 

Secara teknikal, AMRT menunjukkan tren naik yang sangat kuat. RSI saat ini berada di atas 65, dan semua indikator moving average, baik jangka pendek maupun panjang, memberikan sinyal “buy”. MACD juga mengonfirmasi kekuatan tren, sementara indikator seperti Ultimate Oscillator dan Bull/Bear Power menunjukkan bahwa saham ini sedang dalam fase akumulasi aktif. 

Tak mengherankan jika AMRT disebut sebagai salah satu saham indeks LQ45 yang paling konsisten dalam menjaga tren naiknya di awal kuartal kedua ini.

Dari sisi valuasi, AMRT memang tidak bisa dikategorikan sebagai saham LQ45 termurah. Price to Earnings Ratio (PE TTM) berada di angka 30,31 kali, jauh di atas median IHSG. Namun investor seolah bersedia membayar premi atas konsistensi pertumbuhan dan kekuatan jaringan distribusi AMRT yang tersebar ke lebih dari 19.000 gerai. 

Forward PE yang menurun ke 24,49x mencerminkan adanya ekspektasi pertumbuhan laba bersih yang berkelanjutan. Earnings yield tercatat 3,30 persen, dan free cashflow per share yang positif menjadi salah satu alasan AMRT terus dilirik oleh dana institusional.

Yang menarik, kenaikan harga AMRT terjadi ketika volume transaksi harian sebenarnya masih di bawah rata-rata. Artinya, ada dorongan permintaan yang cukup kuat meski tanpa perlu euforia besar di pasar. 

Ini menggambarkan karakteristik AMRT sebagai saham yang cocok untuk strategi accumulated breakout, bukan hanya didorong oleh ritel harian, tetapi juga oleh investor besar yang masuk secara gradual.

KLBF: Saham Kesehatan LQ45 dengan Sinyal Beli Penuh dan Valuasi Rasional

Menggenapi daftar saham LQ45 yang mencatat lonjakan dua digit dalam sepekan terakhir adalah PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Emiten farmasi terbesar di Indonesia ini berhasil menembus penguatan 10,27 persen, menandai pergeseran perhatian investor ke sektor kesehatan yang selama ini cenderung underperform dibanding sektor-sektor berbasis komoditas dan konsumsi. 

Secara teknikal, KLBF mencetak presisi yang jarang ditemukan. Dari seluruh indikator utama, tidak satu pun memberikan sinyal jual. RSI berada di angka 58, relatif sehat dan belum menunjukkan tanda-tanda jenuh beli. 

Indikator seperti MACD, Ultimate Oscillator, dan Williams %R memberikan konfirmasi bahwa tren naik masih terbuka lebar. Dengan kombinasi 11 sinyal beli dan hanya 1 sinyal jual dari seluruh indikator moving average, saham ini mencerminkan salah satu penguatan teknikal paling bersih dalam index saham LQ45.

Valuasi KLBF masih terjaga dalam batas wajar meski bukan tergolong murah. PE TTM berada di level 20,23x, sementara forward PE tercatat 18,85x, memberikan ruang rasional untuk ekspektasi pertumbuhan laba tahun ini. 

Dibandingkan dengan rerata sektor kesehatan di Asia Tenggara, valuasi ini masih kompetitif, terutama jika mempertimbangkan diversifikasi bisnis Kalbe yang mencakup farmasi, nutrisi, distribusi, dan riset bioteknologi. 

Dengan revenue per share Rp706 dan free cashflow per share Rp65,80, KLBF masih dinilai layak secara fundamental, terutama bagi investor yang berorientasi jangka panjang.

Salah satu alasan KLBF kembali diminati adalah karena pasar mulai melakukan rotasi sektor setelah reli besar di sektor tambang dan energi. Saham-saham berbasis defensif seperti KLBF mulai dilirik sebagai alternatif aman, apalagi menjelang semester kedua 2025, di mana volatilitas makroekonomi seperti inflasi global dan ketidakpastian nilai tukar cenderung meningkat. 

Membandingkan Valuasi dan Prospek Saham-Saham LQ45 yang Melejit

Kenaikan harga saham dalam seminggu tidak selalu mencerminkan nilai sejati suatu perusahaan. Karena itu, untuk memahami apakah reli pekan ini masih menyimpan ruang kenaikan atau justru rawan profit taking, kita perlu membandingkan sisi valuasi dan prospek ke depan dari empat saham LQ45 2025 yang melejit: ANTM, INCO, AMRT, dan KLBF.

Dari segi valuasi paling menarik, ANTM dan INCO tampil menonjol. ANTM memiliki PEG ratio rendah di 0,61 dan price-to-sales hanya 0,74 kali. Ini menjadikannya salah satu saham LQ45 yang termasuk undervalued, bahkan jika dibandingkan dengan rerata daftar saham LQ45 2024 pdf yang banyak dianalisis analis tahun ini. 

INCO juga memiliki kekuatan fundamental dengan PBV hanya 0,66x dan cadangan kas besar, menjadikannya pilihan menarik bagi investor yang mencari saham LQ45 yang masih murah secara struktur aset.

Sementara itu, AMRT menonjol dari sisi konsistensi kinerja dan pertumbuhan laba. Meski valuasinya premium dengan PE TTM di atas 30 kali, saham ini cocok bagi mereka yang mengejar pertumbuhan jangka menengah di sektor konsumsi. 

Dalam konteks daftar saham LQ45 2021 hingga 2025, AMRT adalah contoh saham yang berhasil mempertahankan momentum bahkan saat sektor lain stagnan. Ia juga relevan untuk investor yang tertarik pada saham consumer goods LQ45 dengan eksposur langsung ke daya beli masyarakat.

Berbeda dari tiga lainnya, KLBF lebih menonjol dari sisi stabilitas. Saham ini mungkin bukan pilihan utama bagi pencari cuan cepat, tetapi sangat cocok sebagai aset defensif dalam portofolio.

Dengan EV/EBITDA yang masih wajar di 13 kali dan indikator teknikal yang solid, KLBF cocok menjadi penyokong utama dalam strategi jangka panjang yang berorientasi pada pertumbuhan dan proteksi modal. 

Ia adalah contoh klasik dari saham blue chip LQ45 yang tidak hanya bergerak karena sentimen, tapi karena kualitas kinerja dan distribusi produknya.

Dalam posisi sekarang, investor bisa mulai memilah: siapa yang layak untuk strategi buy on breakout, dan siapa yang lebih cocok untuk buy and hold menghadapi semester kedua 2025.

Jika dicermati, tak satu pun dari saham-saham ini tergolong saham LQ45 di bawah 1000, namun ketiganya masih menawarkan upside secara rasional, terutama bila dibandingkan dengan saham-saham lain dalam list saham LQ45 2024 yang memiliki valuasi terlalu tinggi namun kinerja belum terkonfirmasi. 

Dalam posisi sekarang, investor bisa mulai memilah: siapa yang layak untuk strategi buy on breakout, dan siapa yang lebih cocok untuk buy and hold menghadapi semester kedua 2025.

Dalam sepekan terakhir, empat saham LQ45 yakni ANTM, INCO, AMRT, dan KLBF mencatat lonjakan harga di atas 10 persen, menjadikannya primadona baru dalam daftar saham LQ45 2025. 

Kenaikan ini tidak semata mengikuti arah indeks saham hari ini, tetapi ditopang oleh kombinasi katalis fundamental, momentum teknikal yang kuat, dan valuasi yang masih masuk akal. (*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.